6
Buku Guru Kelas VII SMPMTs
berdasarkan pengamatan, untuk menemukan pola-pola, hubungan-hubungan, serta membuat prediksi. Hasil dan temuan dikomunikasian kepada teman
sejawat, baik lisan maupun tulisan. Hal-hal yang dikomunikasikan juga dapat mencakup data yang disajikan dalam bentuk tabel, graik, bagan, dan
gambar yang relevan. Tiga keterampilan kunci yaitu melakukan pengamatan,
menginferensi, dan mengomunikasikan inilah yang harus dilatihkan secara terus-menerus dalam pembelajaran IPA kelas VII.
Secara rinci, keterampilan proses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan proses dasar basic skills dan keterampilan proses
terintegrasi integrated skills. Keterampilan proses dasar terdiri atas mengamati, menggolongkanmengklasiikasi, mengukur, mengomunikasikan,
menginterpretasi data, memprediksi, menggunakan alat, melakukan
percobaan, dan menyimpulkan. Sedangkan jenis-jenis keterampilan proses
IPA terintegrasi meliputi
merumuskan masalah, mengidentiikasi variabel, mendeskripsikan hubungan antarvariabel, mengendalikan variabel,
mendeinisikan variabel secara operasional, memperoleh dan menyajikan data, menganalisis data, merumuskan hipotesis, merancang penelitian,
dan melakukan penyelidikanpercobaan. Pembelajaran IPA kelas VII SMP melatihkan keterampilan proses dasar, serta mulai melatihkan keterampilan
proses terintegrasi.
D. Pembiasaan Sikap
Sikap KD pada KI I dan KI II dikembangkan melalui pembiasaan dalam pembelajaran IPA dan keteladanan. Sikap-sikap seperti kejujuran,
ketekunan, kemauan untuk bekerja sama, dan lain-lain dikembangkan melalui pembelajaran IPA. Keteladanan ini merupakan perilaku, sikap guru, tenaga
kependidikan, dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan- tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik
lain.
E. Penilaian dalam Pembelajaran IPA
Penilaian dalam pembelajaran IPA menggunakan prinsip bahwa penilaian adalah bagian dari pembelajaran, digunakan untuk membantu peserta didik
7
Ilmu Pengetahuan Alam
mencapai tujuan belajarnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan seiring dengan pembelajaran, baik saat proses maupun di akhir proses.
Pada saat proses pembelajaran guru dapat menilai sikap peserta didik untuk mendapatkan
proile sikap peserta didik serta memberikan bantuan untuk mengubah sikap yang negatif misalnya apatis, pasif, menyerahkan
sepenuhnya pada anggota kelompok lain, dan lain-lain menjadi positif. Selain itu, saat pembelajaran, guru dapat menilai keterampilan peserta didik, baik
keterampilan berpikir maupun keterampilan psikomotorik. Penilaian di akhir proses pembelajaran suatu materi pokok tertentu dapat
menggunakan teknik tes. Kegiatan ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai banyaknya dan kedalaman materi bab itu. Penilaian dapat dilakukan dengan
cara lisan, tugas, kegiatan, ulangan harian, ulangan mid semester, ulangan akhir semester, sampai ujian nasional. Bentuk soal dapat merupakan pilihan
ganda, essay biasa, essay berstruktur, penelitian dan sebagainya. Mengingat penilaian adalah bagian dari pembelajaran, apapun bentuk penilaian yang
dilaksanakan, sebaiknya dilakukan analisis hasil penilaian. Tindak lanjut hasil penilaian dalam pembelajaran IPA meliputi pemberian
bantuan scaffolding, remedial, dan pengayaan. Pemberian scaffolding dilakukan guru berkenaan dengan penilaian proses. Misalnya, peserta didik
tidak dapat menimbang massa berdasarkan observasi guru saat kegiatan pembelajaran, maka guru memberikan bantuan seperlunya dan secara
berangsur bantuan itu dikurangi. Remedial dilakukan jika setelah mengikuti ulangan, nilai peserta didik KD-KD pada KI III dan KI IV, peserta didik
belum mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan satuan pendidikan. Pengayaan dilakukan, jika setelah mengikuti ulangan, nilai peserta didik KD-
KD pada KI III dan KI IV, peserta didik telah di atas ketuntasan minimal sedangkan peserta didik lain yang belum mencapai ketuntasan minimal
melakukan proses remedial. Pengayaan berupa tugas yang menyenangkan, namun menantang. Untuk pengayaan, sebaiknya dihindari tugas-tugas yang
membosankan misalnya mengerjakan soal hafalan, agar tidak dipersepsikan peserta didik sebagai hukuman buat dia atas keberhasilannya.