PT BANK QNB INDONESIA TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
PT BANK QNB INDONESIA TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2015 and for the Year Then Ended
Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated
42
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING lanjutan
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES continued
aa. Perubahan kebijakan
akuntansi dan
pengungkapan lanjutan aa. Changes
in accounting
policies and
disclosures continued
• PSAK No. 48 Revisi 2014, “Penurunan Nilai
Aset”, yang diadopsi dari IAS 36, mengatur tentang pengukuran jumlah terpulihkan suatu
aset yang terkait dengan penerapan PSAK 68 “Pengukuran Nilai Wajar”.
• SFAS No. 48 Revised 2014, “Impairment
of Assets”, adopted from IAS 36, specifies measurement of recoverable amount of
assets, related to implementation of SFAS No. 68, “Fair Value Measurement”.
• PSAK No. 50 Revisi 2014, “Instrument
Keuangan; Penyajian”, yang diadopsi dari IAS 32, menggantikan PSAK No. 50 Revisi
2010: “Instrument Keuangan: Penyajian Pengungkapan”.
• SFAS No. 50 Revised 2014, “Financial
Instrument: Presentation”, adopted from IAS 32, replaces SFAS No. 50 Revised
2010: “Financial Instrument: Presentation Disclosure”.
• PSAK No. 55 Revisi 2014, “Instrument
Keuangan; Pengakuan Pengukuran”, yang diadopsi dari IAS 39, mengatur mengenai
pengakuan pengukuran
instrument keuangan, derivatif melekat dan penghentian
penerapan akuntansi lindung nilai. •
SFAS No. 55 Revised 2014, “Financial Instrument:
Recognition and
Measurement”, adopted from IAS 39, specifies recognition measurement of
financial instrument, embedded derivative and discontinue of hedging accounting.
• PSAK No. 60 Revisi 2014, “Instrument
Keuangan; Pengungkapan”, yang diadopsi dari
IFRS 7,
mengatur mengenai
pengungkapan instrument
keuangan, ketentuan saling hapus aset liabilitas dalam
Laporan Keuangan. •
SFAS No. 60 Revised 2014, “Financial Instrument: Disclosure”, adopted from
IFRS 7, specifies disclosure of financial instrument, and offsetting criteria of
financial asset liabilities in the financial statement .
• PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”, yang
diadopsi dari IFRS 13, memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran berdasarkan
nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan.
• SFAS No. 68, “Fair Value Measurement”,
adopted from IFRS 13, provides guidance in measuring fair value when fair value is
required or permitted.
3. MANAJEMEN RISIKO
KEUANGAN DAN
MANAJEMEN MODAL 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT AND CAPITAL
MANAGEMENT a. Kerangka Manajemen Risiko
a. Risk Management Framework
Manajemen risiko yang efektif merupakan landasan
untuk dapat
menghasilkan keuntungan secara konsisten dan berkelanjutan
dan oleh karenanya, merupakan bagian yang penting
dari manajemen
keuangan dan
operasional Bank. Effective risk management is fundamental to
being able to generate profits consistently and sustainably and is thus a central part of the
financial and operational management of the Bank.
Dewan Komisaris dan Direksi Bank terus melakukan pengawasan dan mitigasi secara
aktif terhadap risiko-risiko yang dihadapi Bank, serta mengembangkan budaya manajemen
risiko pada seluruh jenjang organisasi untuk memastikan seluruh satuan kerja memahami
strategi, tingkat risiko yang diambil, dan kerangka
manajemen risiko
yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaanya, Dewan Komisaris diwakilkan oleh Komite Pemantau
Risiko yang merupakan komite risiko tertinggi di tingkat Dewan Komisaris yang bertanggung
jawab untuk melakukan penelaahan terhadap area risiko tertentu dan mendiskusikan hal
lainnya terkait dengan permasalahan risiko, mekanisme mitigasi serta potensi kerugiannya.
The Board of Commissioners and the Board of Directors of the Bank actively supervise and
mitigate the risks faced by the Bank, as well as develop a risk management culture at all levels
of the organization to ensure that all working units understand the strategy, the level of risks
taken, and the Bank’s risk management framework. In the implementation, Board of
Commissioners is represented by Risk Oversight Committee which is highest risk committee in the
level of the Board of Commissioners which responsible in review on certain risk areas and
analyses other areas related to risk, its mitigating controls and as well as potential loss.
PT BANK QNB INDONESIA TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
PT BANK QNB INDONESIA TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2015 and for the Year Then Ended
Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated
43
3. MANAJEMEN RISIKO
KEUANGAN DAN
MANAJEMEN MODAL lanjutan 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT AND CAPITAL
MANAGEMENT continued a. Kerangka Manajemen Risiko lanjutan
a. Risk Management Framework continued
Dewan Komisaris mendelegasikan kuasa kepada Direktur Utama dan Direksi untuk
mengimplementasikan strategi
manajemen risiko.
Board of Commissioners delegate authority to President Director and Board of Directors to
implement risk management strategy.
Untuk mendukung penerapan manajemen risiko yang efektif, Direksi membentuk komite-
komite yang membantu kelancaran dan tata kelola perusahaan yang sehat dalam lingkup
organisasi: To support the implementation of effective risk
management, Board
of Directors
formed committees, which help smooth and good
corporate governance in the scope of the organization:
1. Komite Manajemen Risiko 1. Risk Management Committee
- Sub Komite Kebijakan dan Prosedur - Sub Committee on Policies and Procedures
2. Komite Aset dan Liabilitas “ALCO” 2. Asset and Liability Committee “ALCO”
3. Komite Sumber Daya Manusia 3. Human Resources Committee
4. Komite Pengadaan Barang dan Jasa 4. Procurement Committee
5. Komite Kredit 5. Credit Committee
6. Komite Produk dan Aktivitas Baru, dan 6. Products and New Activities Committee, and
7. IT Steering Committee 7. IT Steering Committee
Komite Manajemen Risiko dibentuk pada tingkat Direksi dan bertanggung jawab untuk
mengawasi perkembangan
strategi dan
kebijakan manajemen
risiko sehari-hari.
Komite ini diketuai oleh Direktur Risiko. The Risk Management Committee is established
by Board of Directors and is responsible to oversee the day to day risk management
strategy and policy development. The Committee is chaired by Risk Director.
Esensi dari penerapan manajemen risiko adalah kecukupan prosedur dan metodologi
pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha Bank tetap dapat terkendali manageable
pada bataslimit yang dapat diterima serta menguntungkan. Penerapan manajemen risiko
meliputi pengawasan aktif Pengurus Bank, kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko,
proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, sistem informasi, dan pengendalian risiko,
serta
pengendalian internal.
Penerapan manajemen ini tertuang dalam suatu Risk
Management Framework
RMF. RMF
menetapkan pendekatan
Bank terhadap
manajemen risiko dan kerangka pengendalian dimana risiko dikelola dan keseimbangan
antara risiko dan pendapatan dapat tercapai. The essence of risk management application is
the adequacy of risk management procedures and methodologies so that the business activities
of Bank are manageable at the acceptable limits and able to generate profitability. Application of
risk management includes active monitoring of Bank’s Management, policies, procedures and
risk limits, the process of risk identification, measurement, monitoring, information system,
and control, as well as internal control. Application of risk management is stated in a
Risk Management Framework RMF. RMF sets out the Bank’s approach to risk management
and the control framework within which risks are managed and risk-return tradeoffs are made.
Secara umum RMF terdiri atas serangkaian proses sebagai berikut:
In general, RMF consists of the following processes:
Proses Identifikasi Risiko Kegiatan identifikasi risiko merupakan langkah
awal dari serangkaian kegiatan pengelolaan dan pengendalian risiko. Kegiatan identifikasi
risiko merupakan kegiatan yang bersifat proaktif
dan bukan
reaktif dalam
hal memetakan profil risiko terhadap seluruh
kegiatan operasional Bank. Risk Identification Process
The identification of risk is the first step of a series of management and risk control activities.
Risk identification activity is a proactive and not reactive activity in terms of mapping the risk
profile of the entire operations of the Bank.