Aspek-Aspek yang Dinilai dalam Menulis Karangan Berdasarkan Media Foto

36

2.2.7 Aspek-Aspek yang Dinilai dalam Menulis Karangan Berdasarkan

Pengalaman Pribadi Depdiknas dalam Gilangsani 2009:28 menulis pengalamn pribadi merupakan suatu bentuk karangan narasi. Maksudnya, narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Aspek-aspek dalam penilaian karangan adalah kesesuaian dengan judul, ketepatan ejaan, pilihan kata, ketepatan tanda baca, kreativitas pengembangan ide, ketepatan format paragraf, dan ketepatan pilihan kata. Hal-hal yang dapat dijadikan pedoman dalam menilai tulisan pengalaman pribadi adalah cara pengungkapan pengalaman yaitu, diantaranya 1 pengalaman apa yang akan disampaikan, 2 kapan dan dimana pengalaman itu terjadi, 3 siapa saja yang terlibat dalam pengalaman atau peristiwa itu, 4 akibat apa yang ditimbulkan dari pengalaman itu, 5 mengapa pengalaman itu dianggap menarik, 6 pelajaran apa yang diperoleh berdasarkan pengalaman itu Alfiah dalam Gilangsani 2009:28.

2.2.8 Media Pembelajaran

Interaksi dalam proses pembelajaran perlu mendapat dukungan dari media intruksional atau media pendidikan yang tepat dan efektif. Dalam suatu proses pembelajaran, siswa belajar bukan hanya dari guru melainkan juga dari teman- teman sekelas, sekolah, dan dari sumber belajar yang lain media cetak, dan media elektronik. 37 Media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar. Penggunaan media dalam pembelajaran disesuaikan dengan tuntutan kurikulum dan tingkat kemampuan siswa. Untuk itu, sebelum menggunakan media sebagai sarana penunjang proses pembelajaran, guru harus memiliki pengetahuan dan pemaknaan tentang media pembelajaran.

2.2.8.1 Pengertian Media

Penelitian ini menggunakan media pembelajaran sebagai alternatif pembelajaran menulis petunjuk untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menulis petunjuk dengan media gambar berangkai. Soeparno 1980:1 media adalah suatu alat yang merupakan saluran channel untuk menyampaikan suatu pesan message atau informasi dari suatu sumber resource kepada penerima receiver. Dalam dunia pengajaran, biasanya pesan atau informasi yaitu guru, sedangkan penerima informasi tersebut adalah siswa. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar. Masing-masing komponen itu harus saling mendukung, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Demikian juga dengan media pembelajaran, media pengajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar harus disesuaikan dengan siswa dan guru, materi, dan tujuan pembelajaran sehingga penggunaannya dapat efektif. Media pembelajaran juga harus menarik perhatian siswa, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan menyenangkan. Media yang diperoleh harus bervariasi dalam setiap pembelajaran, agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran. 38 Media dapat diperoleh dari sutau yang paling dekat dengan siswa. Misalnya, segala sesuatu ynag berada di sekitar sekolah, di halaman rumah, dan di perpustakaaan. Namun, yang perlu diperhatikan media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah media yang efektif dan efisien. Artinya, media yang digunakan tidak harus mahal dan sesuai dengana kebutuhan. Keterampilan yang harus dikuasai oleh para siswa dapat berupa keterampilan konkret dan abstrak. Dengan bantuan media, keterampilan yang abstrak dapat dikonkretkan sehingga dapat mempermudah siswa dalam memahaminya. Begitu juga sebaliknya, keterampilan yang sebelumnya bersifat konkret dapat diabstrakkan dengan bantuan media. Sudjana dan Rivai 2002:1 menyatakan bahwa media adalah alat bantu untuk mengajar. Alat bantu tersebut akan terlihat penggunaannya jika sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media ini. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat yang digunakan dalam proses pembelajaran yang berupa perangkat lunak software maupun perangkat keras hardware yang berfungsi untuk menyampaikan dan memperjelas materi untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Media belajar tersebut dapat berupa alat yang digunakan untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi dalam proses pendidikan di sekolah.

2.2.8.2 Fungsi Media Dalam Pembelajaran

Media memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Secara umum media berfungsi sebagai penyalur pesan. Sudjana dan Rivai 39 2002:2 mengatakan bahwa fungsi media pengajaran adalah dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan minat, dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam proses belajar mengajar serta dapat mempengaruhi psikologis siswa. Arsyad 2005: 26 mengemukakan empat manfaat praktis penggunaan media pembelajaran, yaitu: 1 dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar; 2 dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar; 3 dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu; dan 4 media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa di lingkungan mereka. Salah satu kendala dalam penggunaan media adalah terbatasnya dana untuk membeli media yang diinginkan. Oleh karena itu, disarankan agar tidak memaksakan diri untuk membeli media, tetapi cukup dengan membuat media pengajaran yang sederhana selama menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran dapat tercapai tidak harus dilihat dari kemahalan suatu media. Asalkan guru pandai menggunakannya, media yang sederhanapun dapat digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran. Menurut pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media merupakan sarana komunikasi. Media pembelajaran berarti setiap orang, bahan, alat atu peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa 40 untuk menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap. dapat diketahui bahwa fungsi media dalam pembelajaran adalah sebagai penyalur pesan, mempertinggi hasil belajar, menambahkan efektifitas komunikasi, dan memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Dengan demikian, sebetulnya guru, buku ajar dan lingkungan sekolah adalah media. Fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

2.2.9 Media Foto

Keselektifan guru dalam memilih media sangat dibutuhkan, karena tidak semua media dapat dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam pemilihan serta penggunaan media pengajaran. Media seharusnya berdaya guna, walaupun diperoleh dan dibuat dengan cara yang sederhana. Foto merupakan media gambar tetap still picture yang tidak tembus pandang dan termasuk media visual dua dimensi. Latuheru mengatakan bahwa Media Foto dapat digunakan untuk merangsang dan menimbulkan daya kreasi, misalnya dalam menulis cerpen, menulis cerita atau menulis puisi. Kemudian Sudjana dan Riva’i 2002: 70 menambahkan bahwa foto dapat membangkitkan minat siswa pada pembelajaran, dapat membantu dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, kegiatan seni, pernyataan kreatif dan bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis dan menggambarkan seta membantu dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku-buku teks. 41 Foto adalah sebagai salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis, khususnya dalam menulis karangan pengalaman pribadi. Foto sebagai media dapat merangsang dan menimbulkan daya kreasi siswa dalam mengarang. Dengan adanya media foto ini diharapkan dapat melengkapi proses belajar mengajar dan dapat menarik minat dan perhatian siswa. Sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti pengajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan.

2.2.10 Media Foto dalam Pembelajaran Menulis Karangan Berdasarkan

Dokumen yang terkait

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Berdasarkan Pengalaman Pribadi dengan Teknik Kata Kunci melalui Media Foto Siswa Kelas VII SMP Islam Al Munawaroh Banjarnegara

0 9 167

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Pengalaman Pribadi Dengan Metode Kontruktivisme Pada Siswa Kelas X 2 SMA Negeri 01 Pulokulon Grobogan Tahu

0 1 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Pengalaman Pribadi Dengan Metode Kontruktivisme Pada Siswa Kelas X 2 SMA Negeri 01 Pulokulon Grobogan Tahun

0 1 17

PENERAPAN MODEL “PIPA PAKO” MELALUI MEDIA FOTO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN PADA SISWA KELAS V SDN SIRNASARI.

0 1 35

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI TEKNIK KUMON DENGAN MEDIA LUKISAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KALIGIRI BREBES.

0 0 244

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN DENGAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS V SD N 6 PETOMPON SEMARANG.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN DENGAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS V SD N 6 PETOMPON SEMARANG.

0 1 164

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MEDIA FOTO DENGAN MODEL ARCS PADA SISWA KELAS V MI ALISLAM MANGUNSARI 02 SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL BRAIN WRITING PADA SISWA KELAS V MI TANADA WADUNGASRI WARU SIDOARJO.

16 147 107

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN PADA SISWA KELAS V MI HASYIM ASY’ARI BANGSRI SUKODONO.

0 1 81