Unsur-unsur Karangan Landasan Teoretis

30 mempergunakan nada yang serasi, menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh, menulis dengan jelas dan meyakinkan serta mampu mengkritik naskah tulisannya dan merevisi kembali.

2.2.5 Unsur-unsur Karangan

Sebuah tulisan dikatakan sebagai sebuah karangan apabila memenuhi unsur- unsur pembangun karangan. Menurut Widyamartaya 1990:9-10 unsur-unsur atau bahan integral yang membentuk suatu karangan adalah gagasan, penuturan, tatanan, dan bahasa. Gagasan adalah pesan dalam dunia batin seseorang yang hendak disampaikan kepada orang lain. Gagasan itu dapat berupa pengetahuan, pengamatan, pendapat, renungan, penderian, keinginan, perasaan, dan emosi. Penuturan atau penyampaian gagasan akan mengambil suatu bentuk khusus, seperti penceritaan, pelukisan, pemaparan, dan pembahasan. Tatanan atau organisasi penyampaian gagasan bertujuan agar gagasan pengarang dapat terungkap dan diterima secara sistematis dan komunikatif. Penataan gagasan menyangkut beberapa segi, seperti asa, aturan, teknik, kerangka, pola, dan langkah. Unsur terakhir yaitu bahasa bahasa tulis merupakan wahana yang dipakai untuk mengungkapkan gagasan menjadi karangan. Bahasa meliputi kosa kata, tata bahasa, dan seni bahasa. Bahasa tulis harus merupakan bahasa bergaya, yaitu bahasa yang dipakai dengan sadar yang sengaja diperbesar daya gunanya. Dalam situasi resmi, bahasa tulis merupakan bahasa yang baku dalam hal ejaan, tata bentuk, tata kalimat dan kosakata atau istilahnya. 31 Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Gie 2002:4-5 yang mengatakan bahwa mengarang sebagai kegiatan mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis meliputi empat unsur, yaitu 1 gagasan, 2 tuturan,3 tatanan dan 4 wahana. Gagasan dapat berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan yang ada dalam pikiran seseorang. Tuturan adalah bentuk pengungkapan gagasan sehinga dapat dipahami pembaca. Tatanan adalah tertib pengaturan dan penyusunan gagasan dengan mengindahkan berbagai asas, aturan, dan teknik sampai merencanakan rangka dan langkah. Wahana yaitu sarana pengantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosakata, gramatika, dan retorika. Bahasa tulis merupakan kendaraan angkut untuk menyampaikan gagasan seseorang kepada pembaca. Untuk dapat menyampaikan gagasan secara lincah dan kuat, seseorang perlu memiliki perbendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata-kata itu menjadi aneka kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif. Untuk memiliki berbagai kemampuan itu perlu dipelajari diksi pilihan kata, tata bahasa, dan retorika. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mengarang sebagai kegiatan mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis meliputi empat unsur, yaitu 1 gagasan, 2 tuturan, 3 tatanan, dan 4 wahana. Keempat unsur tersebut merupakan bahan dasar atau pembangun sebuah karangan. Agar seseorang mampu menyampaikan gagasannya dengan baik melalui bahasa tulis kepada pembaca maka perlu memilki keterampilan-keterampilan dalam menyusun kata menjadi kalimat, memiliki perbendaharaan kata yang memadai, dan mahir 32 menggunakan bahasa secara efektif. Untuk memiliki kemampuan-kemampuan tersebut maka seorang penulis harus terus mengasah kemampuannya dan membekali diri dengan kemampuan berbahasa dan retorika.

2.2.6 Karangan Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Dokumen yang terkait

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Berdasarkan Pengalaman Pribadi dengan Teknik Kata Kunci melalui Media Foto Siswa Kelas VII SMP Islam Al Munawaroh Banjarnegara

0 9 167

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Pengalaman Pribadi Dengan Metode Kontruktivisme Pada Siswa Kelas X 2 SMA Negeri 01 Pulokulon Grobogan Tahu

0 1 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Pengalaman Pribadi Dengan Metode Kontruktivisme Pada Siswa Kelas X 2 SMA Negeri 01 Pulokulon Grobogan Tahun

0 1 17

PENERAPAN MODEL “PIPA PAKO” MELALUI MEDIA FOTO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN PADA SISWA KELAS V SDN SIRNASARI.

0 1 35

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI TEKNIK KUMON DENGAN MEDIA LUKISAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KALIGIRI BREBES.

0 0 244

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN DENGAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS V SD N 6 PETOMPON SEMARANG.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN DENGAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS V SD N 6 PETOMPON SEMARANG.

0 1 164

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MEDIA FOTO DENGAN MODEL ARCS PADA SISWA KELAS V MI ALISLAM MANGUNSARI 02 SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL BRAIN WRITING PADA SISWA KELAS V MI TANADA WADUNGASRI WARU SIDOARJO.

16 147 107

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN PADA SISWA KELAS V MI HASYIM ASY’ARI BANGSRI SUKODONO.

0 1 81