Pembelajaran Konvensional Deskripsi Teoritik 1.

dimana proses interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa sangat diperlukan. Selain itu, belajar matematika tidak hanya seputar berhitung, namun belajar matematika juga menuntut siswa untuk dapat menyampaikan ide gagasan dengan bahasanya sendiri. Pentingnya komunikasi ini didukung oleh uraian yang telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu “mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah”. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kemampuan komunikasi matematis di Indonesia sebagai salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa ini ternyata masih pada tingkat rendah. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya karena pada proses belajar kurang melibatkan siswa, yang ada hanyalah transfer ilmu dari guru kepada siswa sehingga proses belajar hanya terjadi pada satu arah yang mengakibatkan siswa hanya belajar menghafal materi yang disampaikan oleh guru. Faktor lainnya adalah model pembelajaran yang digunakan masih kurang efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Untuk itu diperlukan suatu model pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Model pembelajaran metaphorical thinking diharapkan mampu menjadi solusi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis tersebut. Hal ini sesuai dengan pemaparan sebelumnya bahwa Heris Hendriana dalam penelitiannya mendefinisikan metaphorical thinking sebagai suatu proses berpikir untuk memahami dan mengkomunikasikan konsep-konsep abstrak dalam matematika menjadi hal yang lebih konkrit dengan membandingkan 2 hal yang berbeda makna. Di dalam pembelajaran matematika penggunaan metafora oleh siswa merupakan suatu cara untuk menghubungkan konsep-konsep matematika dengan konsep-konsep yang telah dikenal siswa dalam kehidupan sehari-hari, dimana siswa mengungkapkan konsep matematika dengan bahasanya sendiri yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep tersebut. Hal ini tentu sangat berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematis siswa mengingat kesesuaian dalam indikator kemampuan komunikasi matematis yang akan digunakan dalam penelitian ini. Penggunaan model pembelajaran metaphorical thinking dalam proses pembelajaran matematika ini dapat dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Pada tahap awal pembelajaran, guru memberikan masalah kontekstual kepada siswa sebagai gambaran awal mengenai materi yang akan dipelajari. Kemudian guru memberikan contoh kepada siswa dalam membuat metafora sebuah konsep yang akan dipelajari. Metafora yang digunakan ialah sebuah ilustrasi yang dekat dengan pengalaman sehari-hari yang dapat diterima oleh siswa. Dengan demikian siswa dituntut untuk mampu menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa matematika. Dengan contoh yang disajikan oleh guru, kemudian siswa diberikan kebebasan untuk membuat suatu metafora sebagai ilustrasi dari konsep yang telah ada. Metafora yang dipilih oleh siswa yaitu berdasarkan pengalaman pengetahuan siswa sehari-hari sehingga pada tahap ini siswa mampu menyatakan peristiwa sehari-hari yang telah digunakan dalam membuat metafora untuk dinyatakan dalam bahasa matematika. Dengan menggunakan pengalamannya diharapkan dapat membantu siswa untuk mampu mengkomunikasikan suatu gagasan yang ada. Metafora-metafora yang digunakan oleh siswa tentunya tidak selalu sama karena pengalaman sehari-hari siswa pun tidak sama. Oleh karena itu diperlukan sebuah diskusi untuk saling bertukar metafora untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Diskusi ini sebagai wadah bagi siswa dalam menemukan suatu konsep yang dimaksudkan. Hal tersebut menuntut siswa untuk dapat menyajikan pernyataan matematika secara tertulis dan gambar. Tahap terakhir dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran metaphorical thinking ini adalah memberikan kesimpulan. Hasil diskusi tiap-tiap kelompok akan disampaikan kepada teman-temannya. Guru bersama dengan siswa memberikan kesimpulan konsep utama dengan landasan pemahaman berpikir metaforis serta menganalisis alasan-alasan yang melatarbelakangi metafora yang dipilih. Dengan demikian siswa mampu menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang telah diberikan tersebut. Dari langkah-langkah yang telah dipaparkan di atas, pembelajaran menggunakan model pembelajaran metaphorical thinking diharapkan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, sehingga kemampuan komunikasi matematis siswa tinggi.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dan kajian teori yang melandasi, maka hipotesis penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Metaphorical Thinking lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.