Dengan demikian berarti kemampuan komunikasi matematis siswa dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Metaphorical Thinking lebih
baik dari pada pembelajaran yang dilakukan secara konvensional. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa pembelajaran model
pembelajaran Metaphorical Thinking pada penelitian ini terdiri dari 4 tahapan pembelajaran,
yaitu: memberikan
masalah kontekstual,
memilih dan
menggunakan metafora, diskusi kelompok, dan memberikan kesimpulan. Dengan tahapan-tahapan ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa. Model pembelajaran Metaphorical Thinking membantu siswa untuk mengemukakan gagasan ide masing-masing siswa sesuai
dengan pengalaman pengetahuan sehari-hari untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan teman-temannya
untuk berargumen dan memberikan kesimpulan. Dengan demikian siswa diberikan banyak kesempatan untuk menyampaikan dan mengembangkan
gagasannya baik ke dalam tulisan maupun lisan karena pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran Metaphorical Thinking ini siswa sebagai
pusat pembelajaran student center, dan peran guru dalam pembelajaran adalah sebatas sebagai fasilitator. Berbeda dengan pembelajaran yang menggunakan
pembelajaran secara konvensional pada penyampaian materinya. Pada pembelajaran konvensional siswa belajar dengan mengacu apa yang ada pada
buku paket dan yang dijelaskan oleh guru. Oleh karena itu dalam pembelajaran konvensional guru mempunyai perananan penting sebagai sumber belajar. Dalam
menyelesaikan masalah siswa hanya terpaku pada rumus dan contoh soal yang diberikan. Siswa kurang mempunyai kesempatan untuk mengembangkan
pengetahuan gagasan yang dimiliki karena pada proses pembelajaran ini guru menjadi pusat pembelajaran teacher center.
1. Proses Pembelajaran Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Pada awal pembelajaran pada kelas eksperimen, siswa diberikan contoh metafora oleh peneliti mengenai materi yang akan diajarkan. Kemudian siswa
diberikan Lembar Kerja Siswa LKS secara individu yang berisi pertanyaan-
pertanyaan matematis yang sesuai untuk melatih kemampuan komunikasi matematis siswa. Siswa dituntut mengerjakan secara mandiri beberapa
permasalahan yang diajukan dalam LKS. Siswa dapat mengungkapkan ide gagasannya melalui LKS tersebut. Hasil dari pekerjaan masing-masing individu
tersebut selanjutnya didiskusikan dengan kelompok masing-masing yang telah ditentukan oleh peneliti. Kelompok ini disusun oleh peneliti secara heterogen
berdasarkan nilai ulangan siswa sebelumnya yang diberikan oleh guru mata pelajaran matematika yang bersangkutan.
Pada pertemuan pertama, siswa masih harus beradaptasi dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Metaphorical Thinking dan
belajar secara berkelompok karena siswa merasa pembelajaran dengan menggunakan Metaphorical Thinking adalah sebagai hal baru bagi siswa. Pada
pertemuan pertama proses diskusi kurang berjalan maksimal karena beberapa siswa masih belum terbiasa diskusi kelompok dan kurang aktifnya beberapa siswa
dalam mengutarakan gagasan yang dimiliki. Siswa juga tidak terbiasa belajar menggunakan Lembar Kerja yang menuntut siswa untuk memecahkan
permasalahan di dalam lembar kerja tersebut tanpa bantuan dari guru. Oleh karena itu pada hari pertama peneliti terlebih dahulu menjelaskan bagian-bagian lembar
kerja yang harus dikerjakan secara individu dan menjelaskan maksud dari setiap pertanyaan yang terdapat pada lembar kerja. Setelah semua dirasa paham dan
tidak ada siswa yang bertanya, kemudian siswa mulai mengerjakan LKS tersebut. Namun dalam proses pengerjaan LKS tersebut sebagian siswa merasa
kebingungan dalam mengerjakan LKS. Hal ini dikarenakan desain yang ada pada LKS kurang memberikan arahan-arahan yang mendetail dan kurang mendalamnya
LKS yang telah dibuat oleh peneliti. Selanjutnya beberapa siswa paham dengan maksud dari pertanyaan yang diajukan peneliti di dalam lembar kerja namun ada
juga beberapa siswa yang kebingungan dan merasa kesulitan untuk menuangkan ide yang diperolehnya ke dalam lembar kerja. Adapun kendala lain yang dihadapi
oleh peneliti pada pertemuan pertama yaitu kurang baiknya peneliti dalam menejemen kelas, kurangnya rasa bertanggungjawab siswa terhadap tugas yang
diberikan, kurangnya waktu bagi siswa dalam mengerjakan LKS, dan kurang
fokusnya siswa dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran pada
pertemuan pertama
dengan menggunakan
model pembelajaran
Metaphorical Thinking kurang berjalan sesuai dengan harapan peneliti. Dengan beberapa kendala yang terjadi pada pelaksanaan penelitian di hari pertama
tersebut menjadi sebuah pelajaran bagi peneliti untuk melaksanakan pembelajaran pada pertemuan kedua, ketiga, dan selanjutnya agar. Pada pertemuan selanjutnya
peneliti memperbaiki dalam menejemen kelas dan juga mengatur agar pembelajaran menjadi efektif. Berikut adalah contoh hasil kerja siswa pada
Lembar Kerja siswa 4.
a
b Gambar 4.2
Contoh Hasil Pekerjaan Lembar Kerja Siswa 4 Pada Tahap Memberikan Masalah Kontekstual
Dari hasil lembar kerja siswa 4 pada gambar 4.2 di atas siswa diberikan masalah kontekstual mengenai kado yang akan dibungkus menggunakan kertas
kado. Pada gambar a pertanyaan pertama siswa hanya diminta untuk menyebutkan banyaknya permukaan bidang kado serta bagiannya yang tertutup
kertas kado. Dan dari gambar tersebut diketahui bahwa siswa sudah paham dengan pertanyaan yang dimaksud sehingga siswa mampu menjawabnya dengan
tepat. Dari jawaban siswa pada pertanyaan pertama diatas siswa dapat menjawab banyaknya bidang yang tertutup kertas kado dan mampu menyebutkan bagian-
bagiannya Pada gambar b pertanyaan kedua siswa diberikan masalah yang berkaitan dengan pertanyaan pertama. Pada pertanyaan kedua, siswa diminta
menyebutkan banyaknya bidang yang tertutup kado jika terdapat 3 kado yang sama ditumpunk, kemudian siswa diminta untuk menjelaskan alasannya. Pada
pertanyaan kedua, ketika kertas kado ditumpuk, siswa pun mampu menyebutkan banyaknya bidang yang harus tertutup kado serta mampu menjawab dan
menjelaskan bahwa kertas kado tersebut tidak cukup untuk membungkus seluruh permukaan kado, walaupun jumlah bidang yang harus tertutup kertas kado adalah
sama. Dengan demikian, pada tahap memberikan masalah kontekstual ini siswa mampu memahami masalah kontekstual yang diberikan.
Gambar 4.3 Contoh Hasil Pekerjaan Lembar Kerja Siswa 4 Pada Tahap Memilih dan
Menggunakan Metafora