4. Kurikulum SD 2013
a.
Pengertian Kurikulum SD 2013
Kurnasih dan Sani 2014: 3 mengatakan Pengertian kurikulum secara etimologis adalah tempat berlari dengan kata yang
berasal dari bahasa latin curir yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Dalam sejarahnya, kurikulum merupakan suatu jarak
yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis awal atau start sampai dengan finish, kemudian pengertian kurikulum tersebut juga
mendapat tempat di dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan peraturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus
dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga
pendidikan.
Indonesia sendiri memiliki pengertian kurikulum yang terdapat dalam pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional yaitu kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
John franklin bobit dalam Kurinasih dan Sani, 2014: 5 menyebutkan kurikulum sebagai suatu gagasan, telah memiliki akar
kata Bahasa Latin Race-Source, menjelaskan kurikulum sebagai “mata pelajaran perbuatan” dan pengalaman yang dialami anak-
anak sampai menjadi dewasa agar kelak sukses dalam masyarakat
orang dewasa.
Kurniasih dan Sani 2014: 6 menyebutkan kurikulum itu adalah
suatu perangkat
yang dijadikan
acuan dalam
mengembangkan suatu proses pembelajaran yang berisi kegiatan- kegiatan siswa yang akan dapat diusahakan untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran khususnya dan tujuan pendidikan secara
umum.
Dari berbagai definisi kurikulum yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi kurikulum itu adalah
suatu gagasan untuk mengembangkan suatu proses pembelajaran yang memiliki seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan
isi dan bahan pelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan siswa yang akan dapat diusahakan untuk mencapai suatu tujuan yaitu
mendewasakan anak-anak agar nantinya dapat menjadi orang yang sukses
b.
Rasional perubahan kurikulum 2013
Inovasi pendidikan dalam bidang kurikulum dari KTSP menuju kurikulum 2013 tentunya tidak serta merta dilakukan
pemerintah tanpa alasan tertentu yang memberi dampak perubahan positif ke arah yang lebih baik. Kurikulum 2013 yang dicanangkan
pemerintah saat ini memilik rasional dan elemen perubahan dari kurikulum sebelumnya. Menurut PERMENDIKBUD No.67 Tahun
2013 tentang kurikulum SD, rasional pengembangan kurikulum
2013 tersebut mencakup beberapa faktor, antara lain:
1 Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu
kepada 8 delapan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan
penduduk usia produktif. Tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia
produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya
manusia yang
memiliki kompetensi
dan
keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
2
Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah
lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan
pendidikan di tingkat internasional. Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh
dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi
bidang pendidikan
3 Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut a pola pembelajaran yang berpusat
pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi
yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; b Pola pembelajaran satu arah interaksi guru-peserta didik menjadi
pembelajaran interaktif
interaktif guru-peserta
didik- masyarakat-lingkungan alam, sumber media lainnya; c Pola
pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana
saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet; d Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains; e Pola belajar sendiri
menjadi belajar kelompok berbasis tim; f Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; g
Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan users dengan memperkuat pengembangan potensi
khusus yang dimiliki setiap peserta didik; h Pola pembelajaran ilmu
pengetahuan tunggal
monodiscipline menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak multidisciplines; dan i
Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
4 Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum
2013 untuk Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam
Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: a Tata kerja guru yang bersifat individual diubah
menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif; b Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan educational leader
; dan c Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.
5 Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Materi yang
digunakan tidak hanya diperoleh dari buku sumber, melainkan guru dapat mengembangkan sendiri materi ajar dari berbagai
sumber atau referensi yang tersedia melalui media cetak maupun
internet sesuai kreatifitas guru.
Berdasarkan hal di atas, peneliti menyimpulkan bahwa rasional kurikulum 2013 sangat urgensi dan perlu diterapkan
oleh sekolah-sekolah sehingga sekolah perlu mempersiapkan siswa yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu
berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia,
dimasa yang akan datang. Maka implementasi kurikulum 2013 harus segera dilaksanakan, karena mengingat begitu penting dan
mendesaknya kebutuhan pendidikan yang lebih baik di Indonesia.
c. Pendekatan saintifik
Barringer dalam Abidin 2014:125 mengemukakan bahwa “pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut
siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Abidin
2014:127 juga menjelaskan “pendekatan saintifik pada dasarnya adalah model pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian akrivitas inkuiri yang
menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.
Menurut Kemendikbud 2013 kriteria pembelajaran dengan pendekatan saintifik antara lain:
1 Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika ataua penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2 Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa
terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran menyimpang dari alur berpikir logis.
3 Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,
analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan
masalah, dan
mengaplikasikan materi
pembelajaran. 4
Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain
dari materi pembelajaran. 5
Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional
dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. 6
Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7 Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas,
namun menarik sistem penyajiannya. Selain merujuk pada kriteria pendekatan saintifik yang telah
dipaparkan di atas, pembelajaran dengan pendekatan saintifik mempunyai langkah-langkah pembelajaran dengan mengacu pada
tiga ranah pengembangan yaitu, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau
materi a jar agar peserta didik tahu tentang “mengapa”. Ranah
pengetahuan menggamit tranformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “apa”. Ranah keterampilan menggamit
tranformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “bagaimana”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan kesimbangan
antara kemampuan untuk memnjadi manusia yang baik soft skill dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk
hidup secara layak hard skill dari peserta didik yang meliputi kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan Kemendikbud,
2013. Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam pendekatan
saintifik, antara lain: 1
Mengamati Menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang
dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
2 Menanya
Pada saat kegiatan menanya guru dapat membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru
menjawab pertanyaan , guru sebenarnya sedang menanamkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sikap kepada siswa agar menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
3 Menalar
Penalaran yaitu proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh
simpulan berupa pengetahuan. Dalam kegiatan ini peserta didik mencoba mengkoneksikan antara pengetahuan baru yang
didapat dengan pengetahuan sebelumnya untuk menjadi sebuah temuan pengetahuan, baik untuk mengoreksi atau pun
memperoleh pelajaran baru. 4
Mencoba Dalam kegiatan ini peserta didik mencoba melakukan
eksperimen terkait materi pembelajaran untuk menemukan kesimpulan dan mengetahui secara langsung apa yang sedang
mereka pelajari. Selama proses ini berlangsung guru ikut membimbing peserta didik yang bertujuan untuk mengatasi dan
memecahkan masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran.
5 Membentuk jejaring
Membentuk jejaring merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama
untuk memudahkan suatu usaha demi mencapai tujuan bersama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Pendekatan tematik integratif
Pada Kurikulum 2013 pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yaitu pendekatan tematik integratif. Pendekatan
tematik integratif
menurut Ahmadi
2014:225 adalah
“pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman yang
bermakna pada siswa”. Daryanto 2014:45-46 juga menjelaskan bahwa tematik integratif adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema sentral untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran ke dalam topik-topik tertentu, sehingga topik tersebut
dapat dikembangkan ke dalam konsep-konsep yang sesuai dengan tema sentralnya.
Kurikulum 2013
SDMI menggunakan
pendekatan pembelajaran tematik integrative dari kelas I sampai kelas IV.
Pembelajaran tematik
integratif merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema Majid,2014:86. 1
Prinsip Pembelajaran Tematik Integratif Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran
tematik integratif menurut Majid 2014:89 sebagai berikut: a
Pembelajaran tematik integrative memiliki satu tema yang actual, dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan
sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.
b Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi
beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait. c
Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya
pembelajaran tematik
integratif harus
mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat
di dalam kurikulum. d
Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat,
kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal. e
Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan, artinya materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah
dipadukan. 2
Karakteristik Pembelajaran tematik Menurut Majid 2014:89-90, pembelajaran tematik di
sekolah dasar memiliki karakteristik sebagai berikut: a
Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa. Hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru
lebih banyak berperan sebagai fasilitator. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan pengalaman langsung, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak
c Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran
diarahkan kepada pembahasan tema-tema paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. e
Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes fleksibel di mana guru
dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan
kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.
f Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik ini menurut
Hesty dalam Majid, 2014:90 adalah a
Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji
dari beberapa bidang sekaligus. b
Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antara
schemata yang dimiliki oleh siswa. c
Otentik, pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin
dipelajari. d
Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan inquiry discovery di mana siswa terlibat
aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa penjelasan teori di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran tematik terpadu yang memadukan beberapa mata
pelajaran menggunakan
tema sebagai
pemersatu dengan
mengintegrasikan konteks hasil belajar, pengalaman belajar, dan konten belajar, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna
kepada peserta didik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Penilaian autentik
Penilaian autentik adalah salah satu ciri Kurikulum 2013. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan input, proses, dan keluaran output pembelajaran yang meliputi ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan Kurniasih dan Sani, 2013:48. Penilaian autentik juga diartikan sebagai upaya pemberian tugas
kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran seperti
meneliti, menulis, merevisi, dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama
melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik menilai aspek- aspek pembelajaran secara menyeluruh, yakni dimulai dari kesiapan
peserta didik, proses, dan hasil belajar. Penilaian autentik sering pula disebut sebagai penilaian yang
senyata-nyatanya, yakni penilaian yang berusaha menggambarkan prestasi belajar siswa sesuai dengan kemampuan mereka yang
sesungguhnya; dalam arti tidak parsial ataupun manipulatif Kosasih, 2014:131. Tidak parsial berarti penilaian tidak dilakukan
hanya pada satu aspek saja sedangkan tidak manipulatif berarti tidak direkayasa oleh guru. Penilaian autentik selalu berusaha untuk
menilai kemampuan siswa secara menyeluruh atau holistik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penilaian secara menyeluruh meliputi penilaian dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Aspek sikap
dinilai sesuai dengan rumusan Kompetensi Dasar yang terdapat di dalam Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2. Kompetensi Inti 1
mencakup sikap spiritual sedangkan Kompetensi Inti 2 mencakup sikap sosial. Aspek pengetahuan dinilai berdasarkan rumusan
Kompetensi Dasar yang terdapat di dalam Kompetensi Inti 3. Aspek keterampilan dinilai sesuai dengan Kompetensi Dasar yang terdapat
di dalam Kompetensi Inti 4. Penilaian pada setiap aspek dapat dilakukan melalui teknik
yang bermacam-macam. Permendikbud dalam Kosasih 2014:134 menyebutkan beberapa teknik penilaian sikap, yaitu: observasi,
penilaian diri, penilaian antarsiswa, dan penilaian dengan jurnal. Penilaian pengetahuan dapat dilakukan melalui tes lisan, tes tertulis,
dan penugasan sedangkan penilaian keterampilan dilakukan melalui penilaian praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.
Kurniasih dan Sani 2013:61 juga mengajukan pendapat yang sama tentang teknik penilaian dalam Kurikulum 2013. Namun
pada aspek pengetahuan, teknik penilaian hanya berupa tes tulis dan tes lisan sedangkan aspek keterampilan terdiri dari penilaian
performace atau kinerja, penilaian produk, penilaian proyek, dan
portofolio. Di bawah ini adalah penjelasan tentang teknik-teknik penilaian dalam setiap aspek.
1 Sikap
a Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik
secara langsung
maupun tidak
langsung dengan
menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
b Penilaian diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya terkait kompetensi yang hendak dicapai. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian diri.
c Penilaian antar teman
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait
kompetensi yang hendak dicapai. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian teman sejawat.
d Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
2 Pengetahuan
a Tes tulis
Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis. Bentuk-bentuk tes tulis antara lain: pilihan ganda, isian,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. b
Tes lisan Tes lisan adalah tes yang diberikan oleh guru kepada peserta
didik secara lisan diucapkan sehingga peserta didik menjawab pertanyaan tersebut.
c Penugasan
Penugasan diberikan oleh guru untuk mengukur sejumlah kompetensi
siswa yang
kompleks sehingga
tidak memungkinkan siswa untuk mengerjakannya di dalam kelas.
d Keterampilan
1 Performance atau kinerja
Penilaian performance atau kinerja adalah penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi
yang sesungguhnya dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
2 Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat produk teknologi dan seni
tiga dimensi. Guru tidak hanya menilai hasil akhir dari pekerjaan siswa namun juga prosesnya.
3 Proyek
Penilaian proyek adalah penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dengan
periode atau waktu tertentu. Proyek dilakukan melalui tiga tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan. 4
Portofolio Penilaian
portofolio adalah
penilaian melalui
sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi. Penilaian portofolio
dilakukan selama kurun waktu tertentu. Penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh
tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik. f.
Kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013 Kurikulum 2013 yang diterapkan di Indonesia sejak tahun
ajaran 2013-2014 pada sekolah-sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah maupun sekolah-sekolah yang siap melaksanakannya
masih mengalami banyak kekurangan. Namun demikian, di lain PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pihak pelaksanaan kurikulum ini memiliki beberapa keunggulan. Kurniasih dan Sani 2013:40 menjelaskan keunggulan dan
kelemahan Kurikulum 2013 antara lain: 1
Keunggulan Kurikulum 2013 a
Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
b Adanya penilaian dari semua aspek.
c Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti
yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi. d
Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
e Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic
domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. f
Banyak sekali kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan seperti pendidikan karakter,
metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills, hard skills
, dan kewirausahaan. g
Sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial baik pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
h Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis
kompetensi seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional.
i Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.
j Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci
karena pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman pembahasan.
k Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
l Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan
kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal. m
Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan secara lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan
menerapkan budaya literasi dan membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP serta menerapkan pendekatan
scientific secara benar.
2 Kelemahan Kurikulum 2013
a Guru banyak salah kaprah karena beranggapan bahwa
dengan Kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas.
b Banyak guru yang belum siap secara mental dengan adanya
Kurikulum 2013 ini. c
Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific
. d
Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP. e
Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f Tugas menganalisis SKL, KI, KD, buku siswa, dan buku
guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat.
g Guru tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan Kurikulum 2013 karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas
yang sama. h
Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam Kurikulum 2013 karena
Ujian Nasional masih menjadi faktor penghambat. i
Terlalu banyaknya materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik,
ditambah persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang diampu.
j Beban belajar siswa dan guru terlalu berat sehingga waktu
belajar di sekolah terlalu lama.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis ICT yang mengacu Kurikulum 2013 merupakan hal yang baru sehingga belum
tersedia sumber yang relevan dengan penelitian ini. Oleh sebab itu peneliti mencoba menggunakan sumber lain yang hampir sama dengan penelitian
pengembangan media pembelajaran berbasis ICT. Berikut ini adalah dua PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI