Pengembangan medi pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum 2013 pada subtema pemanfaatan energi untuk siswa kelas IV SDN Kalasan 1.

(1)

ix ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA PEMANFAATAN

ENERGI UNTUK SISWA KELAS IV SDN KALASAN 1 Mathilda Medi

Universitas Sanata Dharma 2016

Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan guru dan siswa yang membutuhkan contoh media pembelajaran berbasis ICT yang dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk media pembelajaran berbasis ICT mengacu Kurikulum SD 2013 dengan menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Pengembangan. Pengembangan ini diambil dari langkah-langkah pengembangan menurut Borg and Gall yang dikombinasikan dengan model pengembangan ASSURE. Pengembangan ini kemudian disederhanakan menjadi beberapa langkah pengembangan yang terdiri dari; 1) potensi dan masalah; 2) pengumpulan; 3) desain produk; 4) validasi ahli; 5) revisi desain, sehingga dapat menghasilkan suatu media pembelajaran berbasis ICT mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Model ASSURE yang akan dikombinasikan adalah: (1) analisis karakteristik siswa, (2) menerapkan tujuan pembelajaran dan kompetensi, (3) memilih metode, media dan materi pembelajaran, (4) pemanfaatan bahan dan media pembelajaran, (5) melibatkan siswa dalam aktivitas pembelajaran, dan (6) evaluasi dan revisi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan kepada guru kelas IV sekolah dasar dan kuesioner yang digunakan untuk validasi kualitas media pembelajaran. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.

Hasil validasi tersebut berpedoman pada 4 aspek yakni; (1) aspek konten atau isi; (2) aspek tampilan; (3) aspek penggunaan dan penyajian; serta (4) aspek bahasa. Berdasarkan validasi dengan kedua pakar media pembelajaran berbasis ICT menghasilkan skor yang sama yaitu 3,72 (sangat baik), sedangkan validasi dengan dua guru kelas IV SD memperoleh skor 3,29 (sangat baik) dan 3,18 (baik). Rerata skor yang diperoleh 3,47 dan termasuk kategori “sangat baik”. Dengan demikian media pembelajaran berbasis ICT yang dikembangkan dan setelah diperbaiki layak diujicobakan dalam proses pembelajaran.


(2)

x ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED ICT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME ENERGY UTILIZATION

FOR FOURTH GRADE (IV) OF KALASAN 1 ELEMENTARY SCHOOL Mathilda Medi

Sanata Dharma University 2016

This research was conducted based on the analysis of the teacher needs and students who need the example of learning media based ICT that can help students understand the material being taught. This study aims to produce a product that is learning media based ICT based on 2013 elementary curriculum using thematic and integrative scientific approach.

The type of this research is Research and Development (R&D). This development is taken from the developing steps according to Borg and Gall that combined with ASSURE development model. This development then reduces to some of the development process consisting of: 1) the potential and problems; 2) collection; 3) design of the product; 4) The expert validation; 5) revision of the design, until produce a learning media based ICT refers 2013 elementary curriculum for fourth grade students of elementary school. ASSURE model that will be combined are: (1) the analysis of students' characteristics, (2) apply the learning objectives and competencies, (3) selecting methods, media, and learning materials, (4) the use of materials and media, (5) engage students in learning activities, and (6) evaluation and revision. The instrument used in this research is a list of questions used to analyze the needs of fourth grade of primary school teachers and questionnaires were used to validate the quality of learning media. Data analysis used in this research are qualitative and quantitative data analysis.

The validation results based on the four aspects namely: (1) aspects of content; (2) aspects of the display; (3) aspects of the use and presentation; and (4) aspects of language. Based on two expert validation of learning media based ICT, resulted the same score that is 3.72 (very good), while validation with two fourth grade teachers obtain scores 3.29 (very good) and 3.18 (good). The mean score obtained 3.47 and includes the category of "very good". The learning media based ICT that developed and tested after repair feasible in the learning process


(3)

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA PEMANFAATAN

ENERGI UNTUK SISWA KELAS SDN KALASAN 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Mathilda Medi NIM. 121134249

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yang Maha Esa

Yang selalu memberi kemudahan serta kelancaran dalam menyelesaikan skripsi

Bapak Dominikus Doja dan Mama Martha Gengu

Yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang serta doa.

Kakak dan adik-adikku

Alfitria Maria Nora, Novita Purtansia Wai, Edelbertus Agustinus Nggema, dan Konisardis Filadelfin yang selalu mendoakan, memberi

semangat dan motivasi.

Bapak Yoseph Djuma

Yang selalu memberi semangat dan dukungan


(7)

v

Yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

Dinas Kabupaten Ende

Yang telah memberi kepercayaan untuk melanjutkan studi di Universitas Sanata Dharma

Sahabat tersayang

Kaka Marce, Kaka Vero, kaka Osem, Anny, kaka Vera, Tya, kaka Yanti, Septiani, kaka Susi, kaka Yuyun,

Yang selalu setia menemani dan memberi semangat selama masa perkuliahan

Teman-teman mahasiswa PPGT Angakatan II Yang selalu setia berjuang bersama

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma


(8)

vi MOTTO

Janganlah hendak kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan

dengan ucapan syukur Filipi 4: 6

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakkan dan bertekunlah dalam doa.

Roma 12: 12

Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu.


(9)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaiman layaknya karya ilmiah.


(10)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Mathilda Medi

Nomor Mahasiswa : 121134249

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT mengacu Kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk Siswa Kelas IV SDN KALASAN 1 Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta iijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 22 Februari 2016 Yang menyatakan


(11)

ix ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA PEMANFAATAN

ENERGI UNTUK SISWA KELAS IV SDN KALASAN 1 Mathilda Medi

Universitas Sanata Dharma 2016

Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan guru dan siswa yang membutuhkan contoh media pembelajaran berbasis ICT yang dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk media pembelajaran berbasis ICT mengacu Kurikulum SD 2013 dengan menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Pengembangan. Pengembangan ini diambil dari langkah-langkah pengembangan menurut Borg and Gall yang dikombinasikan dengan model pengembangan ASSURE. Pengembangan ini kemudian disederhanakan menjadi beberapa langkah pengembangan yang terdiri dari; 1) potensi dan masalah; 2) pengumpulan; 3) desain produk; 4) validasi ahli; 5) revisi desain, sehingga dapat menghasilkan suatu media pembelajaran berbasis ICT mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Model ASSURE yang akan dikombinasikan adalah: (1) analisis karakteristik siswa, (2) menerapkan tujuan pembelajaran dan kompetensi, (3) memilih metode, media dan materi pembelajaran, (4) pemanfaatan bahan dan media pembelajaran, (5) melibatkan siswa dalam aktivitas pembelajaran, dan (6) evaluasi dan revisi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan kepada guru kelas IV sekolah dasar dan kuesioner yang digunakan untuk validasi kualitas media pembelajaran. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.

Hasil validasi tersebut berpedoman pada 4 aspek yakni; (1) aspek konten atau isi; (2) aspek tampilan; (3) aspek penggunaan dan penyajian; serta (4) aspek bahasa. Berdasarkan validasi dengan kedua pakar media pembelajaran berbasis ICT menghasilkan skor yang sama yaitu 3,72 (sangat baik), sedangkan validasi dengan dua guru kelas IV SD memperoleh skor 3,29 (sangat baik) dan 3,18 (baik). Rerata skor yang diperoleh 3,47 dan termasuk kategori “sangat baik”. Dengan demikian media pembelajaran berbasis ICT yang dikembangkan dan setelah diperbaiki layak diujicobakan dalam proses pembelajaran.


(12)

x ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED ICT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME ENERGY UTILIZATION

FOR FOURTH GRADE (IV) OF KALASAN 1 ELEMENTARY SCHOOL Mathilda Medi

Sanata Dharma University 2016

This research was conducted based on the analysis of the teacher needs and students who need the example of learning media based ICT that can help students understand the material being taught. This study aims to produce a product that is learning media based ICT based on 2013 elementary curriculum using thematic and integrative scientific approach.

The type of this research is Research and Development (R&D). This development is taken from the developing steps according to Borg and Gall that combined with ASSURE development model. This development then reduces to some of the development process consisting of: 1) the potential and problems; 2) collection; 3) design of the product; 4) The expert validation; 5) revision of the design, until produce a learning media based ICT refers 2013 elementary curriculum for fourth grade students of elementary school. ASSURE model that will be combined are: (1) the analysis of students' characteristics, (2) apply the learning objectives and competencies, (3) selecting methods, media, and learning materials, (4) the use of materials and media, (5) engage students in learning activities, and (6) evaluation and revision. The instrument used in this research is a list of questions used to analyze the needs of fourth grade of primary school teachers and questionnaires were used to validate the quality of learning media. Data analysis used in this research are qualitative and quantitative data analysis.

The validation results based on the four aspects namely: (1) aspects of content; (2) aspects of the display; (3) aspects of the use and presentation; and (4) aspects of language. Based on two expert validation of learning media based ICT, resulted the same score that is 3.72 (very good), while validation with two fourth grade teachers obtain scores 3.29 (very good) and 3.18 (good). The mean score obtained 3.47 and includes the category of "very good". The learning media based ICT that developed and tested after repair feasible in the learning process


(13)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan perlindungannya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT Mengacu Kurikulum 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk Siswa Kelas IV SDN Kalasan 1 dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi pendidikan guru sekolah dasar.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti memperoleh banyak bimbingan, dukungan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karenanya pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih banyak kepada:

1. Rohandi, P.hD, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku pengelola Program Profesi Guru Terintegrasi, Universitas Sanata Dharma.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M. Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mendukung dan meluangkan waktu untuk membimbing skripsi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu I selaku validator ahli media pembelajaran berbasis ICT. 6. Ibu A selaku validator ahli media pembelajaran berbasis ICT.

7. Para dosen dan staf PGSD yang telah memberikan pelayanan terkait administrasi kepada peneliti

8. Sarjono, S.Pd., SD selaku kepala SDN Kalasan 1 yang telah meluangkan waktu dalam memberi ijin peneliti untuk melakukan penelitian dan validasi produk.

9. M.M Suyatini, S.pd., M.Pd selaku Kepala SDN Timbulharjo yang telah memberi ijin peneliti untuk melakukan validasi produk


(14)

xii

10.Ibu S. selaku guru kelas IV SDN Kalasan 1 yang telah meluangkan waktu untuk melakukan validasi produk

11.Bapak B. selaku guru kelas IV SDN Timbulharjo yang telah meluangkan waktunya untuk melakukan validasi produk.

12.Bapak Dominikus Doja dan Mama Martha Gengu tercinta serta semua keluarga besar yang telah mendukung, memotivasi dan memberi semangat bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Kakak Alfitria Maria Nora, Adik Novita Purtansia Wai, Edelbertus Agustinus Nggema dan Konisardis Filadelfin yang selalu memberi semangat dan dukungan bagi peneliti.

14.Teman-teman PPGT angkatan I, II dan III serta semua anak asrama yang telah berjuang bersama dan membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

15.Para pamong asrama Sanata Dharma Student Residence yang telah setia mendampingi dan memotivasi serta mendukung peneliti selama proses menyelesaikan skripsi.

16.Pihak-pihak yang turut membantu peneliti menyelesaikkan skripsi ini baik langsung maupun tidak langsung yang tidak disebutkan satu per satu.

Peneliti juga menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk memperbaiki isi dari skripsi ini. Akhir kata peneliti mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat.


(15)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACK ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 8

F. Spesifikasi Produk ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 11

1. Media Pembelajaran Secara Umum ... 11

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 11

b. Karakteristik Media Pembelajaran ... 11

c. Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran ... 12


(16)

ix

e. Manfaat Komputer Sebagai Media Pembelajaran ... 19

2. Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 22

a. Pengertian Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 24

b. Manfaat Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 28

c. Tujuan Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 29

d. Indikator Kualitas Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 29

3. Microsoft Powerpoint ... 33

a. Pengertian Microsoft Powerpoint ... 33

b. Langkah-langkah Membuat Powerpoint ... 34

4. Model Pengembangan Media Berbasis ICT ... 40

a. Analisis Karakteristik Siswa ... 41

b. Menetapkan Tujuan Pembelajaran ... 44

c. Memilih Metode, Media dan Materi Pembelajaran ... 45

d. Memanfaatkan Bahan dan Media Pembelajaran ... 46

e. Melibatkan Siswa Dalam Aktivitas Pembelajaran ... 47

f. Evaluasi dan Revisi ... 47

5. Kurikulum SD 2013 ... 48

a. Konsep Kurikulum SD 2013... 48

b. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 ... 50

c. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013 ... 51

d. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 ... 52

e. Standar Penilaian Dalam Kurikulum 2013 ... 53

f. Pendekatan Tematik Integratif ... 57

g. Pendekatan Saintifik ... 64

B. Penelitian yang Relevan ... 72

C. Kerangka Berpikir ... 76

D. Pertanyaan Penelitian ... 77

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 78

B. Prosedur Pengembangan Media ... 79


(17)

x

2. Pengumpulan Data ... 81

3. Desain Produk ... 82

4. Validasi Ahli ... 82

5. Revisi Desain ... 83

C. Jadwal Pelaksanaan Media ... 83

D. Validasi Media Pembelajaran Berbasis ICT ... 84

E. Teknik Pengumpulan Data ... 84

F. Instrumen Penelitian ... 85

G. Teknik Analisis Data ... 86

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 88

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 88

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 97

B. Deskripsi Produk Awal ... 98

C. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Berbasis ICT dan Revisi Produk... 101

D. Data Hasil Validasi Guru kelas IV Sekolah Dasar dan Revisi Produk ... 103

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 104

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 107

B. Keterbatasan Pengembangan ... 109

C. Saran ... 110

DAFTAR REFERENSI ... 111


(18)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Penelitian... 89

Tabel 1.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan ... 90

Tabel 1.3 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi... 90

Tabel 1.4 Interval Skala Likert... 92

Tabel 2.1 Komentar Pakar dan Revisi Produk... 107


(19)

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1. Langkah-langkah Model Desain ASSURE...43 Bagan 1.2. Kerangka Berpikir ... 77 Bagan 2.1. Langkah-langkah Penelitian R & D... 81 Bagan 2.2. Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran


(20)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 118

Lampiran 2. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 119

Lampiran 3. Surat Ijin Validasi SDN Kalasan 1 ... 120

Lampiran 4. Surat Ijin Validasi SDN Timbulharjo ... 121

Lampiran 5. Rangkuman Wawancara Analisis Kebutuhan ... 122

Lampiran 6. Data Mentah Hasil Validasi Ahli Media ICT ... 130

Lampiran 7. Data Mentah Hasil Validasi Guru SD ...140

Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Media ICT dan Guru Kelas IV Sekolah Dasar ...150

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ...155


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar atau terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Kurniasih & Sani, 2014: 33).

Pendidikan adalah situasi dimana manusia belajar tentang arti kehidupan. Pendidikan dapat dibagi menjadi dua yakni pendidikan non formal dan pendidikan formal. Pendidikan non formal adalah pendidikan berupa pengalaman yang terjadi setiap hari di lingkungan tempat tinggal manusia. Pendidikan formal adalah pendidikan yang dilakukan di sekolah. Pendidikan di sekolah dilakukan secara terstruktur dan mempunyai aturannya yang harus dipatuhi oleh warga sekolah. Salah satu aturan tersebut adalah kurikulum sekolah. Jadi sebelum mengajar guru-guru perlu mempelajari kurikulum yang berlaku, sehingga pengajaran dilakukan sesuai dengan kurikulum yang ada.

Daryanto (2014: 1) mengemukakan bahwa secara konseptual kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat


(22)

1

dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan peserta


(23)

didik untuk mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. Secara yuridis kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan pada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis dibidang pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ir. Muhammad Nuh mengatakan bahwa kurikulum 2013 lebih ditekankankan pada kompetensi dengan pemikiran berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Kurinasih & Sani, 2014: 21).

Usaha yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan di dalam kurikulum 2013, menteri pendidikan menganjurkan guru-guru untuk mendesain media pembelajaran agar siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Hal ini dikarenakan siswa sekolah dasar pikirannya masih sangat polos, sehingga jika pembelajaran di kelas guru melibatkkan siswa juga, maka siswa akan terus mengingat pembelajaran itu berada di tingkat pendidikan berikutnya. Pembelajaran yang dilakukan satu arah belum tentu dapat menarik minat siswa seluruh kelas. Maka dari itu, penggunaan media pembelajaran akan membuat siswa tertarik untuk belajar. Media sangat diperlukan dalam proses pembelajaran karena mempunyai kemampuan atau kompetensi yang dapat dimanfaatkan. Media yang efektif adalah media yang mampu mengomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi pesan kepada penerima pesan (Sudjana, 2005: 15).

Seiring perkembangan teknologi dibidang komunikasi dan informasi (informasi and communication technologies/ICT) saat ini dominasi guru


(24)

sebagai sumber belajar sedikit bergeser (Rosyanda & Syaf, 2013: 159). Informatin and Communicaton Technologies (ICT) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah alat-alat seperti radio, televisi, handphone dan komputer. Media pembelajaran berbasis ICT adalah media yang didesain menggunakan perangkat lunak komputer dengan sedemikian rupa sehingga dapat menarik minat siswa untuk belajar. Media ICT yang dimaksud merupakan powerpoint interaktif yang berisikan materi dan soal-soal yang terkait dengan tema dan subtema yang digunakan, diberi animasi dan background yang menarik serta video yang sesuai dan link agar siswa lebih terlibat aktif dalam pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT mempunyai hubungan yang signifikan dengan bidang di pelbagai kecerdasan atau multiple intelligences yang bersifat budaya pembelajaran yang tidak lagi terikat kepada pembelajaran konvensional. Dengan demikian media pembelajaran berbasis ICT adalah alat penyampaian pesan yang didesain menggunakan alat teknologi informasi dan komunikasi, agar dapat membantu memperjelas materi yang diajarkan di dalam proses pembelajaran dalam kelas.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 9 Juli 2015 dengan Ibu ‘S’ selaku wali kelas IV SDN Kalasan Baru, beliau mengatakan bahwa kurikulum 2013 sangat baik untuk diterapkan di sekolah dasar. Hal ini dikarenakan dapat memperkaya siswa dengan materi yang sebenarnya atau materi yang sesuai dengan kehidupan nyata. Beliau juga mengatakan bahwa kurikulum 2013 lebih baik dan hasilnya juga


(25)

memuaskan jika dibandingkan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Beliau sudah berusaha mengajar secara utuh dari K1 sampai K4 walaupun itu belum secara maksimal diajarkan, dan tujuan pembelajaran yang dibuat memang untuk pembentukan karakter siswa. Pada awal menerapkan kurikulum 2013, beliau mengalami kesulitan, karena adaptasi dari siswa masih susah. Siswa belum terbiasa menerima pelajaran yang holistik.

Terkait media pembelajaran, Ibu S mengatakan itu merupakan hambatan yang dialami guru, karena keterbatasan waktu guru dalam membuat media pembelajaran. Oleh karena itu, media yang biasa digunakan adalah gambar yang di peroleh dari internet yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Jika media yang akan digunakan bisa dibawa siswa, maka beliau meminta siswa untuk membawanya dari rumah. Pengunaaan media pembelajaran IT di SDN Kalasan 1 masih sangat minim. Hal ini dikarenakan pengalaman guru terkait alat teknologi masih kurang. Guru-guru muda pun tidak semuanya memahami tentang alat teknologi, karena itu bukan spesifikasinya. Jadi di SDN Kalasan 1 hanya mempunyai 25% persediaan media pembelajaran. Dengan demikian guru – guru di SDN Kalasan 1 masih menggunakan media seadanya saja, intinya siswa dapat memahami materi yang diajarkan.

Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, sesungguhnya sangat bagus menurut beliau. Hal ini dikarenakan dapat membantu siswa dalam memahami materi yang


(26)

diajarkan. Apalagi jika media yang digunakan adalah media yang berbau teknologi informasi. Sesuai dengan perkembangan jaman di masa kini, siswa sekolah dasar pun sangat antusias untuk belajar menggunakan teknologi informasi yang sedang berkembang dengan marak-maraknya. Kurangnya kepercayaan dari orang tua terhadap anak untuk membawa alat teknologi tersebut ke sekolah juga merupakan salah satu kendala bagi guru dalam menerapkan media ICT. Padahal jika dalam penggunaan alat-alat teknologi juga melibatkan siswa, Ibu S mengatakan mungkin pembelajaran akan dapat terselesaikan tepat waktu. Siswa bisa belajar mencari tahu sendiri atau mencoba mempraktikkan melalui alat teknologi yang dimilikinya.

Dengan demikian, berdasarkan masalah yang dipaparkan diatas, peneliti mencoba memberi solusi permasalahan dengan mengembangkan Media Berbasis ICT Mengacu Kurikulum 2013 Pada Subtema Pemanfaatan Energi Untuk Siswa Kelas IV SD Kalasan 1.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum 2013 pada subtema pemanfaatan energi untuk siswa kelas IV SDN Kalasan 1?


(27)

b. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum 2013 pada subtema pemanfaatan energi untuk siswa kelas IV SDN Kalasan 1?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui prosedur pembuatan media pembelajaran berbasis ICT pada subtema pemanfaatan energi untuk siswa kelas IV SDN Kalasan 1.

b. Mengetahui kualitas produk media pembelajaran berbasis ICT pada subtema pemanfaatan energi untuk siswa kelas IV SDN Kalasan 1.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah untuk membuka wawasan pembaca terkait media ICT dan pada akhirnya pembaca juga dapat mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran yang didesain berdasarkan kebutuhan melalui contoh media yang dibuat ini.

2. Secara akademis:

a. Bagi peneliti, menambah pengetahuan atau pengalaman sebagai bekal untuk menjadi seorang guru nantinya.


(28)

1) Menambah wawasan guru terhadap alternatif media pembelajaran yang menarik dan bermanfaat bagi kegiatan pembelajaran.

2) Merangsang kreativitas guru dalam mengembangkan multimedia pembelajaran.

c. Bagi siswa

1) Membantu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa serta memperjelas dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

2) Merangsang siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Memvariasikan metode mengajar, sehingga tidak semata-mata menggunakan komunikasi verbal melalui penuturan guru.

d. Bagi sekolah

1) Meningkatnya motivasi siswa dalam belajar dan meningkatnya kualitas siswa di sekolah yang berdampak pada meningkatnya kualitas sekolah.

2) Sekolah dapat mengoptimalkan sebagai sarana yang menunjang pembelajaran untuk meningkatkan mutu sekolah. e. Bagi Prodi PGSD

Sebagai masukan atau referensi yang dapat diakses oleh mahasiswa lain untuk meningkatkan pendidikan.


(29)

E. Batasan Istilah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Media Pembelajaran Berbasis ICT

Media ICT adalah alat yang digunakan untuk menerangkan atau mewujudkan hasil pembelajaran yang didesain dari teknologi informasi. Media pembelajaran berbasis ICT adalah media pembelajaran yang melibatkan alat-alat teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer yang didesain untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Media pembelajaran ini juga dibuat untuk menarik perhatian siswa agar siswa tidak bosan dengan kegiatan pembelajaran yang disajikan oleh guru. Jadi melalui media pembelajaran berbasis ICT siswa diharapkan terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan pada akhirnya siswa dapat mencapai hasil yang memuaskan. Media ICT merupakan kombinasi antara teks soal, animasi, suara dan video yang didesain untuk menunjang pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Definisi sederhana ini telah mencakup salah satu jenis kombinasi slide dan video.

2. Kurikulum SD 2013

Kurikulum SD 2013 adalah kurikulum yang melaksanakan pembelajaran tematik menggunakan pendekatan saintifik. Pada Kurikulum SD 2013 kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap ditagih dalam rapor dan merupakan penentu kenaikan kelas dan syarat


(30)

untuk kelulusan sehingga guru-guru wajib mengimplementasikannya dalam pembelajaran dan penilaian.

F. Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran berbasis ICT. Jadi media pembelajaran yang akan dikembangkan didesain berupa powerpoint interaktif yang dibuat menggunakan program powerpoint versi 2013. Powerpoint interaktif berbeda dengan powerpoint yang digunakan untuk presentasi biasanya. Powerpoint interaktif didesain lebih menarik agar siswa lebih terlibat aktif dalam kegiatan belajar melalui media yang digunakan dalam pembelajaran.

1. Konten atau isi

Media memuat semua kegiatan yang akan dilakukan siswa serta semua materi yang akan siswa pelajari. Materi dibuat berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang dipilih. Materi yang dimaksudkan tidak terbatas pada teks, akan tetapi dapat berupa gambar atau video. Powerpoint interaktif ini juga menyediakan soal-soal evaluasi sebagai bahan untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang dipaparkan.

2. Tampilan

Tampilan powerpoint interaktif harus lebih menarik dari tampilan powerpoint yang digunakan untuk presentasi. Artinya, dalam powerpoint interaktif backgroundnya diberi gambar-gambar yang menarik agar siswa tidak bosan dalam belajar. Background yang


(31)

digunakan tidak mengganggu penglihatan siswa terhadap tulisan. Gambar background tentu harus sesuai dengan materi yang disajikan. Selain itu, penggunaan shapes, kejelasan gambar yang mewakili materi pembelajaran dan kualitas video juga harus jelas. Artinya tidak kabur atau tidak mengganggu pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

3. Penyajian

Powerpoint interaktif yang akan disajikan juga harus lebih menarik dan mudah dipakai. Penggunaan hyperlink atau action jelas. Penggunaan animasi yang tidak terlalu cepat atau lambat membuat siswa tidak bosan dalam menggunakannya. Dalam powerpoint juga terdapat petunjuk penggunaan agar pengguna tidak bingung dalam menggunakannya.

4. Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam powerpoint lebih komunikatif dan mudah dimengerti. Artinya tidak menimbulkan pemahaman jamak bagi siswa. Gaya bahasa yang digunakan lebih kepada gaya bahasa anak-anak.


(32)

11 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Media Pembelajaran Secara Umum a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar (Arsyad, 2007: 3). Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman dalam Kustandi & Sutjipto 2013: 7). Media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan (Raharjo dalam Kustandi & Sutjipto 2013: 7).

b. Karakteristik Media Pembelajaran

Karakteristik media pembelajaran yang dimaksud adalah kemampuan merekam, menyimpan, melestarikan, merekonstruksi dan mentransportasikan suatu peristiwa atau objek (Munadi, 2007: 36). Karakteristik media pembelajaran menurut Gerlach &Ely (dalam Hosnan, 2014: 112) adalah sebagai berikut:

1) Fixative Property (ciri fiksatif), ciri ini menggambarkan kemampuan media perekam, penyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer dan film.


(33)

2) Distribulative Property (ciri distribusi) memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan disajikan kepada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

3) Manipulative Property (ciri manipulasi), kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit.

c. Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran

Seels dan Glasgow (dalam Prastowo, 2015: 309) mengatakan bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam dua macam, yaitu media tradisional dan media teknologi mutakhir.

1) Media tradisional

Media tradisional dapat dikelompokkan menjadi delapan jenis, yaitu: visual diam yang diproyeksikan, visual yang tidak diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, cetak, permainan, dan realia. Visual diam yang diproyeksikan terdiri dari: proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, dan film strips. Visual yang tak diproyeksikan terdiri dari: gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram pameran, papan info, papan-bulu. Audio terdiri dari: rekaman


(34)

piringan pita kaset, reel, cartrdge. Penyajian multimedia terdiri dari: film, televisi dan video. Cetak terdiri dari: buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah, berkala lembaran lepas (hand-out). Permainan terdiri dari: teka-teki, simulasi dan permainan papan. Realia terdiri dari: model specimen (contoh), dan manipulatif.

2) Media teknologi mutakhir

Media teknologi mutakhir meliputi dua jenis, yaitu: pertama, media berbasis telekomunikasi yang terdiri dari: telekonferen, dan kuliah jarak jauh. Kedua, media berbasis mikroprosesor yang terdiri dari: computer-assisted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen interaktif, hypermedia, dan compact (video) disc.

Adapun Wina Sanjaya (dalam prastowo, 2015: 309) mengemukakan tiga klasifikasi media menurut sifatnya, yaitu sebagai berikut: pertama, media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio, dan rekaman suara. Kedua, media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat, tidak mengandung unsur suara misalnya film, slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan sebagainya. Ketiga, media audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat misalnya,


(35)

rekaman video, beragai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua jenis media.

Heinich (dalam Pribadi, 2011:88) mengemukakan bahwa ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, instruktur, dan perancang program pembelajaran yaitu, (1) media cetak/teks, (2) media pameran / display, (3) media audio, (4) gambar bergerak / motion pictures, (5) multimedia, dan media berbasis web atau internet. Berikut akan dijelaskan jenis-jenis media pembelajaran di atas secara rinci:

1) Media cetak merupakan jenis media yang telah lama digunakan sebagai bahan untuk belajar. Media cetak juga dipandang sebagai jenis media yang relative murah dan sangat fleksibel penggunaanya. Jadi siswa dapat menggunakan media ini kapan dan dimana saja tanpa memerlukan peralatan khusus. Media cetak memiliki ragam yang bervariasi misalnya buku, brosur, leaflet dan handbook.

2) Media pameran atau display digunakan sebagai sarana informasi dan pengetahuan yang menarik bagi penggunaannya. Jenis media ini juga bervariasi mulai dari benda yang sesungguhnya sampai kepada benda tiruan. Penggunaan media ini dapat dilakukan dengan cara


(36)

memamerkan di suatu tempat tertentu sehingga pesan atau infomasi yang terkandung di dalamnya dapat dibaca oleh siswa. Contoh dari media jenis ini adalah realia, model, diorama dan kif.

3) Media audio merupakan jenis media spesifik yang efektif dan efisien untuk digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Media ini sangat baik apabila digunakan dalam pembelajaran tentang kemampuan berbahasa seni. Secara umum, penggunaan media audio sebagai sarana yang memiliki beberapa keunggulan, antara lain sebagai berikut:

a) Relatif murah untuk mengkomunikasikan informasi. b) Mudah untuk diperoleh dan mudah untuk digunakan. c) Fleksibel digunakan dalam proses belajar individu

maupun kelompok.

d) Bentuknya ringkas dan muda dibawa.

4) Gambar bergerak atau motion pictures merupakan jenis media yang mampu memperlihatkan gambar bergerak dan unsur suara. Contoh media ini adalah video dan film. Media ini sangat luar biasa dalam menyampaikan pesan. Hal ini dikarenakan media video dan film dapat menampilkan informasi dan pengetahuan secara realistik.


(37)

5) Multimedia merupakan produk dari kemajuan teknologi digital. Media ini mampu memberikan pengalaman belajar yang kaya bagi penggunanya. Multimedia dapat menampilkan informasi dan pengetahuan dalam bentuk gabungan atau kombinasi antara beberapa unsur seperti teks, audio, grafis, video dan animasi secara simultan 6) Perangkat komputer telah berkembang tidak lagi hanya

berfungsi sebagai sarana komputansi, tapi telah menjadi sarana untuk berkomunikasi. Penggunaan komputer telah membentuk jaringan (network) yang mendunia. Sebagai pengguna komputer, kita dapat berkomunikasi dengan jaringan komputer yang berada dibelahan dunia. Selain untuk melakukan komunikasi antar jaringan, kita juga dapat mencari dan menemukan beragam informasi dan pengetahuan yang kita perlukan dari berbagai situs jaringan (website).

Sejumlah mesin pencari seperti google atau yahoo dapat membantu kita dalam mencari informasi dan pengetahuan. Kita dapat mengembangkan isi atau materi pelajaran dari beragam situs yang tersedia. Hal penting yang harus diperhatikan dalam menggunkan jaringan komputer adalah materi pelajaran yang kita pilih tersebut sesui dengan minat dan kemampuan siswa.


(38)

d. Fungsi dan peran Media pada Pembelajaran 1) Fungsi Media Pembelajaran

Secara umum, kedudukan media dalam pembelajaran adalah sebagai alat bantu, alat penyalur pesan, alat penguatan, wakil guru dalam menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik (Kustandi & Sutjipto, 2013: 19). Kemp dan Dayton (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2013: 20) mengatakan bahwa media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media tersebut digunakan untuk perorangan, kelompok atau kelompok yang besar jumlahnya yaitu dalam hal memotivasi minat atau tindakan, menyajikan informasi dan memberi instruksi. Artinya media yang digunakan tersebut dapat mempengaruhi orang yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran untuk tetap semangat dan terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Akan tetapi untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Sedangkan untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan


(39)

sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat sangat umum, bersifat sebagai pengantar, ringkasan laporan atau pengetahuan latar belakang. Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar.

Pemanfaatan media yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dapat dilakukan hampir pada semua jenjang dan satuan pendidikan. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran adalah kesesuaian antara jenis media yang akan digunakan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi dan karakteristik siswa yang akan belajar (Pribadi, 2011: 100)

2) Peran Media Pembelajaran

Kemp dan Dayto (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011: 20) menyatakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran dalam kelas adalah sebagai berikut:

a) Penyampaian pembelajaran tidak kaku, b) Pembelajaran menarik.

c) Pembelajaran lebih interaktif.

d) Waktu yang diperlukan dapat dipersingkat. e) Meningkatkan kualitas hasil belajar. f) Pemberian waktu pelajaran lebih leluasa. g) Sikap positif siswa.


(40)

h) Mengubah peran guru.

Pribadi (2011: 109) mengemukakan bahwa peran media dalam aktivitas pembelajaran yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk menjembatani proses penyampaian pesan dan pengetahuan antara sumber dengan penerima pesan.

e. Manfaat Komputer Sebagai Media Pembelajaran

Dewasa ini komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer Managed Instruction (CMI). Ada pula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar. Pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer Asssisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran (Arsyad, 2014: 93).

Format penyajian pesan dan informasi dalam CAI terdiri atas tutorial terprogram, tutorial intelijen, drill and practice, dan simulasi. Berikut akan dijelaskan masing-masing penyajian pesan dan informasi tersebut. Tutorial terprogram adalah seperangkat tayangan baik statis maupun dinamis yang telah lebih dulu diprogramkan. Secara berurut, seperangkat kecil informasi ditayangkan yang diikuti dengan pertanyaan. Jawaban siswa


(41)

dianalisis oleh komputer (dibandingkan dengan kemungkinan - kemungkinan yang telah diprogramkan oleh guru), dan berdasarkan hasil analisis itu umpan balik yang sesuai.

Tutorial intelijen berbeda dari tutorial terprogram karena jawaban komputer terhadap pertanyaan siswa dihasilkan oleh intelegensia artifisial, bukan jawaban-jawaban terprogram yang telah disiapkan terlrbih dahulu oleh guru. Dengan demikian ada dialog antara siswa dan komputer. Baik siswa maupun komputer dapat bertanya atau memberi jawaban.

Drill and practice digunakan dengan asumsi bahwa suatu konsep, aturan atau kaidah, atau prosedur telah diajarkan kepada siswa. Program ini menuntut siswa dengan serangkaian contoh untuk meningkatkan kemahiran menggunakan keterampilan.

Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif, dan perorangan. Dengan simulasi, lingkungan pekerjaan yang kompleks dapat ditata hingga menyerupai dunia nyata.

Komputer merupakan perangkat yang baik bagi siswa untuk berekspresi secara individual dan kelompok, serta dapat digunakan untuk bereksplorasi serta meningkatkan minat belajar peserta didik. Jika teknologi digunakan secara efektif sebagai perangkat untuk berkreasi, maka siswa akan memiliki keleluasaan lebih, menjadi kolaboratif, dan reflekstif dibandingkan dengan di


(42)

dalam kelas tanpa teknologi (SEDL dalam Gora dan Sunarto, 2010: 25). Penggunaan dan integrasi teknologi di dalam kelas akan mampu menghadirkan lingkungan belajar yang konstruktif sesuai dengan teori konstruktivisme.

Selain akan menarik minat siswa untuk belajar, pemanfaatan dan integrasi teknologi di dalam kelas, akan membuat siswa lebih aktif dan telibat dalam proses pembelajaran. Selain itu, integrasi teknologi informasi di ruang kelas mampu juga memberikan pengalaman baru kepada peserta didik untuk dapat mengenalkan penggunaan teknologi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi di kehidupan yang sebenarnya (Wallace dalam Gora dan Sunarto, 2010: 26). Manfaat lainnya penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran akan membuat peserta didik senang dan lebih rileks dalam belajar. Hal ini tentu saja akan membuat peserta didik mudah menyerap pembelajaran yang disampaikan.

Manfaat komputer dalam menjalankan peran pentingnya sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah sebagai berikut (Bramble et al dalam Munir 2009: 49):

a) Menentukkan sasaran dan tujuan pembelajaran.

b) Membuat isi pembelajaran dan menentukkan dimana dan bagaimana komputer dapat digunakan secara efektif.

c) Memberikan penilaian terhadap metodologi yang ada (secara konvensional) untuk menentukan dimana komputer


(43)

biasa digunakan untuk meningkatkan pencapaian sasaran dan tujuan pembelajaran .

d) Merancang proses pembelajaran serta operasionalnya.

2. Media Pembelajaran Berbasis ICT

Informatin and Communicaton Technologies (ICT) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah alat-alat seperti radio, televisi, handphone dan komputer. Perkembangan teknologi yang begitu pesat telah mengubah cara belajar di ruang-ruang kelas di setiap negara di dunia. Saat ini para guru telah menggunakan teknologi untuk membantu mereka menghadapi tantangan yang diberikan oleh perubahan.

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam dunia pendidikan, khususnya di Indonesia seringkali hanya digunakan untuk membantu kegiatan administrasi di sekolah saja. Bahkan banyak pula sekolah-sekolah maju yang memiliki laboratorium komputer dengan jumlah komputer yang memadai, hanya memanfaatkan TIK yang ada untuk mengajarkan keterampilan teknologi informasi saja seperti, pelatihan internet, perangkat perkantoran kepada siswanya, tak ubahnya seperti kelas kursus komputer pada umumnya (Gora dan Sunarto, 2010: 22).

Seharusnya perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat dimanfaatkan lebih jauh untuk meningkatkan kualitas


(44)

pembelajaran diruang kelas dengan cara mengintegrasikannya ke dalam kurikulum yang ada. Penggunaan teknologi berbeda dengan maksud dari integrasi teknologi. Kegiatan mengajarkan penggunaan teknologi sangat berbeda dengan kegiatan integrasi teknologi dalam kegiatan pembelajaran. Integrasi teknologi adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam wilayah konten secara umum dalam pendidikan untuk memungkinkan mereka belajar keterampilan komputer dan teknologi.

The International Society for Technology in Education (ISTE) telah membuat standar teknologi untuk siswa, guru, dan pengelola dasar kelas (K-12) di Amerika. ISTE merupakan pemimpin dalam membantu guru-guru di sana menjadi pengguna teknologi yang efektif. ISTE berpendapat bahwa integrasi kurikulum dengan pemanfaatan teknologi melibatkan infusi dari teknologi sebagai perangkat untuk meningkatkan pembelajaran dalam sebuah wilayah konten atau dalam setting multi-disiplin. Integrasi teknilogi yang efektif akan tercapai ketika siswa mampu untuk memilih perangkat teknologi untuk membantu mereka memperoleh informasi dengan cara yang tepat, melakukan analisa dan sintesa informasi, serta menyajikannya secara profesional.

Konstruktivisme merupakan komponen terpenting dari integrasi teknologi. Konstruktivisme merupakan suatu pandangan mengenai bagaimana seseorang belajar. Untuk mengimplementasikan konstruktivisme di dalam kelas, guru harus berkeyakinan bahwa peserta didik ketika datang ke kelas otaknya tidak kosong dengan pengetahuan.


(45)

Peserta didik datang ke dalam situasi belajar dengan pengetahuan, gagasan dan pemahaman yang sudah ada dalam pikiran mereka (Gora dan Sunarto, 2010: 23). Prinsip-prinsip konstriktivisme adalaha sebagai berikut:

a) Siswa membawa pengetahuan awal yang khas dan keyakinan-keyakinan pada situasi pembelajaran.

b) Pengetahuan dibangun secara unik dan individual dalam berbagai cara, lewat berbagai perangkat, sumber dan konteks.

c) Belajar merupakan proses yang aktif dan reflektif.

d) Belajar adalah proses membangun. Kita dapat mempertimbangkan keyakinan dengan mengasimilasi, mengakomodasi, atau bahkan menoilak informasi baru.

e) Interaksi sosial mengenalkan perspektif ganda pada pembelajaran. f) Belajar dikendalikan secara internal dan dimediasi oleh siswa.

Pada dasarnya peran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam PAKEM berfungsi sebagai media pembelajaran sebagai mana alat peraga. Jadi, fungsi TIK adalah untuk membantu proses pembelajaran agar menjadi lebih efektif dan lebih bermakna.

a. Pengertian Media Pembelajaran Berbasis ICT

Media pembelajaran adalah segala sesuatu, baik itu berupa alat, lingkungan, ataupun kegiatan, yang direncanakan / dikondisikan secara sengaja yang dapat menyalurkan pesan pembelajaran guna terjadinya proses pembelajaran pada siswa untuk tercapainya pembelajaran secara


(46)

efektif dan efisien. Ini artinya, media pembelajaran mencakup hardware maupun software-nya. Hardware disini contohnya LCD proyektor, model/maket, dan poster. Software disini adalah kandungan pesan yang ingin disampaikan kepada siswa sehingga dapat terjadi perubahan perilaku (Prastowo, 2015: 295).

Media pembelajaran berbasis ICT adalah media yang didesain menggunakan perangkat lunak komputer dengan sedemikian rupa sehingga dapat menarik minat siswa untuk belajar. Media ICT yang dimaksud merupakan powerpoint interaktif yang berisikan soal-soal yang terkait dengan tema dan subtema yang digunakan, diberi animasi dan background yang menarik serta video yang sesuai dan link agar siswa dapat belajar lebih efektif dan efisien. Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT mempunyai hubungan yang signifikan dengan bidang di pelbagai kecerdasan atau multiple intelligences yang bersifat budaya pembelajaran yang tidak lagi terikat kepada pembelajaran konvensional.

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, model pembelajaran aktif pun mulai dikembangkan dengan mengintegrasikan Information and communication technology (ICT) ke dalam pembelajaran aktif tersebut. Tentu yang diharapkan adalah pencapaian hasil yang baik dibandingkan model pembelajaran aktif tanpa melibatkan teknologi ICT (Jasmadi, 2010: 201). Biaya yang digunakan


(47)

untuk media ini lebih murah, lebih efektif dan lebih menyenangkan bagi peserta didik.

Model pembelajaran aktif pada umumnya memiliki permainan-permainan yang akan mengasah daya pikir dan daya analisis siswa dalam kegiatan belajar mengajarnya. Penggunaan media berbasi ICT dengan media pembelajaran lain memiliki tujuan yang sama yakni mengasah kemampuan berpikir siswa serta membantu siswa agar mampu bekerja secara berkelompok. Strategi peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan dengan berbagai strategi antara lain melalui pembelajaran Information and Communication Technology (ICT) dengan bersandar pada penguasaan kompetensi (competency based learning) (Susilana & Riyani, 2009 : 100).

Pelaksanaan strategi tersebut dilakukan melalui penataan kurikulum, penyusunan bahan ajar/modul, penyusunan standar pelayanan minimal (delivery sistem), penyelenggaraan pembelajaran berbasis produksi, pengembangan prosedur penilaian berbasis ICT yang bersandar pada kompetensi. Media komputer adalah media yang menarik, atraktik dan interaktif (Munir, 2009: 47). Pembelajaran melalui media komputer memberikan bekal pembelajar di berbagai karakter yang menjadi kekuatan dan kelemahan suatu media.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communication Technology (ICT) sebagai bagian dari ilmu


(48)

pengetahuan dan teknologi yang secara umum adalah teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Darmawan, 2011: 1). Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam beberapa dekade terakhir berjalan sangat cepat sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi, termasuk jaringan komputer. Berbagai teknogi dan aplikasi pendukung juga telah dikembangkan sebagai upaya untuk mendukung dan mempermudah aktivitas kehidupan manusia dan oraganisasi, termasuk kegiatan belajar mengajar, dalam dunia pendidikan.

Lembaga-lembaga pendidikan yang ada, sudah selayaknya untuk memperkenalkan dan memulai pengunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai basis pembelajaran yang muthakir. Dalam menyikapi perkembangan dan kemajuan ICT tersebut, guru dituntut untuk menguasai teknologi informasi dan komunikasi agar dapat mengembangkan materi-materi pembelajaran berbasis ICT dan manfaat ICT sebagai media pembelajaran yang berguna.

Penggunaan media ICT ini mempunyai tujuan untuk memberikan kemudahan dan kesempatan yang lebih luas kepada pembelajar dalam kegiatan belajar mengajar. Sekarang ini, pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT dalam dunia pendidikan sudah mulai memasyarakat, mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar, menengah


(49)

sampai ke perguruan tinggi (Darmawan, 2011: 4). Teknologi komputer adalah sebuah penemuan yang memungkinkan dapat menghadirkan beberapa atau semua bentuk stimulasi agar pencapaian hasil pembelajaran dapat dilakukan secara optimal. Pengajar atau guru akan melakukan bentuk stimulasi yang dipergunakan sebagai media yang diantaranya adalah hubungan atau interaksi antar manusia, yaitu realitas gambar bergerak dan gambar diam, tulisan dan suara yang direkam.

Dengan demikian, berdasarkan pendapat para ahli yang sudah dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis ICT adalah media pembelajaran yang melibatkan alat-alat teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer yang didesain untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Media pembelajaran ini juga dibuat untuk menarik perhatian siswa agar siswa tidak bosan dengan kegiatan pembelajaran yang disajikan oleh guru. Jadi melalui media pembelajaran berbasis ICT siswa diharapkan terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan pada akhirnya siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan.

b. Manfaata Media Pembelajaran Berbasis ICT

Adapun manfat-manfat dari media pembelajaran ICT (Arsyad, 2014: 93) adalah:

a) Menambah wawasan siswa terkait perkembangan alat teknologi yang berguna dalam dunia pendidikan.


(50)

b) Meningkatkan kulitas pendidikan dan pembelajaran. c) Memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran. d) Meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. e) Mengurangi biaya pendidikan.

f) Menjawab keharusan berpartisipasi dalam ICT.

g) Mengembangkan keterampilan ICT (ICT Skills) yang diperlukan siswa ketika bekerja dan dalam kehidupannya nanti. c. Tujuan Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT

Pada umumnya, tujuan pengembangan media pembelajaran berbasis ICT sama dengan pengembangan media pembelajaran lainnya. Oleh karena itu, peneliti hanya akan menjelaskan sedikit tujuan dari media ICT. Media pembelajaran berbasis ICT dibuat dengan tujuan sebagai beikut:

a) Mempermudah siswa untuk memahami materi pembelajaran. b) Menarik perhatian siswa selama proses pembelajaran.

c) Meningkatkan kualitas pembelajaran. d) Meningkatkan mutu pendidikan.

d. Indikator Kualitas Media Pembelajaran Berbasis ICT

Ada beberapa tips yang perlu diperhatikan pada saat membuat naskah menjadi media presentasi yang dikemukakan oleh Daryanto (2013: 72) adalah sebagai berikut:


(51)

a) Pilih jenis huruf (font) yang tingkat keterbacaannya tinggi, misalnya Arial, Verdana atau Tahoma. Gunakan ukuran huruf (font size) 17-20 untuk isi teks, sedang sub judul 28 dan untuk judul 30.

b) Untuk memperjelas dan memperindah tampilan, gunakan variasi warna, gambar, foto, animasi dan video.

c) Area tampilan frame yang ditulis jangan melebihi ukuran 16 x 20 cm.

d) Usahakan dalam satu slide / frame tidak memuat lebih dari 18 baris teks.

e) Dalam satu frame usahakan hanya berisi satu topik atau sub topik pembahasan.

f) Beri judul pada setiap frame.

g) Perhatikan komposisi warna, keseimbangan (tata letak), keharmonisan, dan kekontrasan pada setiap tampilan.

h) Variasi memang perlu, tetapi harus juga diperhatikan prinsip kesederhanaan.

i) Artinya jangan membuat tampilan slide yang terlalu rumit, ramai dan penuh warna warni, karena hal ini justru akan mengganggu pesan utama yang disajikan.

Sanjaya (2012: 234) kriteria yang dapat digunakan untuk menilai sebuah media interaktif adalah, sebagai berikut:


(52)

Artinya bahwa program multimedia interaktif harus dirancang agar dapat digunakan siapa saja. Jadi orang yang akan menggunakan multimedia yang kita buat tidak harus belajar terlebih dahulu. Pengguna mulitimedia harus merasa mudah dan dapat langsung menggunakannya.

(b) Kelengkapan Bahan Pembelajaran.

Multimedia yang dikembangkan memiliki banyak materi pelajaran yang akan siswa pelajari, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengetahuan siswa. Sebaiknya isi multimedia tidak sebatas data dan fakta tetapi juga harus berisi konsep, prinsip, generalisasi bahkan mungkin teori.

(c) Komunikatif.

Multimedia yang dikembangkan harus komunikatif. Artinya baik bahasa maupun format penampilan harus dapat “berbicara”, harus mengajak pengguna untuk melakukan sesuatu, bukan hanya diajak untuk mendengar saja. Dengan demikian format penyajian multimedia jangan bersifat deskriptif yang menempatkan pengguna sebagai objek belajar akan tetapi juga sebagai subjek belajar.

(d) Belajar mandiri.

Multimedia interaktif yang baik dirancang untuk dapat digunakan secara mandiri tanpa bantuan orang lain termasuk guru. Format penyajian harus disusun lengkap mulai


(53)

dari petunjuk penggunaan, isi pelajaran, sampai pada alat evaluasi beserta kunci jawaban sehingga pengguna dapat menentukkan sendiri keberhasilan penggunanya.

(e) Belajar setahap demi setahap.

Pembelajaran melalui multimedia adalah proses belajar setahap demi setahap. Oleh sebab itu, materi harus disusun dari yang sederhana menuju ke yang kompleks, dari yang konkret menuju ke yang abstrak.

(f) Unity

Multimedia adalah penggabungan dari beberapa jenis media. Oleh sebab itu, pemakaian berbagai jenis media seperti media audio, video, foto, film dan sebagainya harus ditata secara serasi dan seimbang dengan tidak mengabaikan unsur artistik dan estetiknya.

(g) Kontinuitas.

Melalui multimedia harus dapat mendorong secara terus-menerus untuk belajar, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar lebih lanjut. Selain itu, melalui multimedia harus dapat meninggalkan bekas. Artinya setelah menggunakan program itu, orang akan tetap mengingat bahwa dirinya pernah menggunakan program itu.


(54)

a) Pengertian Microsoft Powerpoint

Media pembelajaran berbasis ICT yang dimaksud adalah media pembelajaran yang didesain menggunakan program microsoft powerpoint. Microsoft powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi dibawah microsoft office program komputer dan tampilan ke layar dengan menggunakan bantuan LCD proyektor. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam microsoft office program komputer. Jadi, pada waktu penginstalan program microsof office dengan sendirinya program ini akan terinstal.

Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon dan ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon microsoft word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Oleh karena itu, pemakai program komputer tidak perlu dan harus mempelajari bahasa pemrograman, tetapi dengan ikon yang telah dikenal dapat mengoperasiankan program tersebut (Sanaky, 2015: 147).

Kelemahan dari media LCD microsoft powerpoint adalah sebagai berikut:

(1) Pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah dapat memilikinya.

(2) Memerlukan perangakat keras (hardware) yaitu komputer dan LCD untuk memproyeksikan pesan.


(55)

(3) Memerlukan persiapan yang matang jika memerlukan teknik penyajian yang kompleks.

(4) Memerlukan keterampilan khusus dan kinerja yang sistematis untuk menggunakannya.

(5) Menuntut keterampilan khusus untuk menuangkan pesan pada desain program komputer microsoft powerpoint agar mudah dicerna oleh penerima pesan.

(6) Jika pemberi pesan tidak memiliki keterampilan khusus dapat menggunakan operator yang lebih berpengalaman.

b. Langkah-langkah Membuat Powerpoint

Dengan microsoft office program komputer, seorang pengajar dapat mendesain berbagai program pembelajaran sesuai dengan materi, metode, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Sanaky, 2015: 148). Program yang didesain dengan menggunakan microsoft powerpoint, diantaranya:

1) Memasukkan teks, gambar, suara dan video.

Pengajar dapat menampilkan berbgai teks untuk berbagai keperluan pembelajaran dengan cara:

a) Setelah menghidupkan komputer dan masukkan ke program microsoft powerpoint.


(56)

c) Menekan tombol insert dan akan muncul berbagai pilihan dan salah satu pilihannya adalah pilihan insert textbox.

d) Tekan menu ini dan akan muncul kotak teks di dalam tampilan presentasi.

e) Mengkopi teks yang ingin dimasukkan dan kemudian menempelkannya (paste) pada kotak yang tersedia. f) Jika tidak ingin mengkopi, dapat menulis langsung

dalam kotak teks yang sudah tersedia.

g) Untuk memasukkan gambar, prosesnya sama dengan cara memasukkan teks, yaitu pertama tekan menu insert sesudah itu pilih menu insert picture. Setelah menu ini dipilih, akan muncul dua pilihan from file... dan from clip art. Apabila ingin memasukkan gambar dari file, maka tekan pilihan pertama dan apabila ingin memasukkan gambar dari clip art yang sudah ada di komputer maka tekan pilihan yang kedua.

Suara dan video merupakan dua fasilitas yang disediakan oleh microsoft powerpoint 2000 yang sangat mendukung pemrograman pembelajaran, misalnya pembelajaran bahasa. Untuk memasukkan video tekan menu insert dan selanjutnya tekan menu movies and sounds, akan muncul dua pilihan untuk masing-masing.


(57)

Untuk suara (sounds) akan muncul sounds from file dan sounds from gallery, demikian pula untuk movies akan muncul pilihan movies from file atau movies from gallery. Pemakai komputer dengan microsoft powerpoint 2000 tinggal memilih jenis file yang akan dimasukkan. 2) Membuat tampilan menarik

Tampilan yang menarik akan meningkatkan minat dan motivasi pembelajar untuk menjalankan program. Pada program pembelajaran komputer microsoft powrpoint 2000, ada beberapa fasilitas yang disediakan untuk membuat tampilan menarik. Fasilitas yang pertama adalah background. Background akan memperindah tampilan pprogram. Berikut adalah jenis background yang ditawarkan, yaitu:

a) Dengan memberi warna b) Dengan memberi tekstur

c) Memasang gambar dari file sendiri.

Langkah pemasangan background adalah dengan menekan menu format dan kemudian menekan menu background dan sesudah itu akan muncul pilihan background fill, more color dan fill effects. Apabila pemrograman ingin memilih warna yang sudah ada maka tekan apply, tetapi apabila ingin memilih warna sendiri maka tekan more color, pilih warna dan tekan apply. Apa bila ingin memberi tekstur atau gambar


(58)

sendiri maka tekan fill effectsi, pilih tekstur atau gambar dan tekan apply.

Fasilitas lain yang dapat membuat tampilan presentasi lebih menarik adalah fasilitas animasi. Dengan fasilitas ini gambar-gambar dan teks akan muncul ke layar dengan cara tampil yang bervariasi. Fasilitas ini memungkinkan gambar atau objek lain tampil dari arah yang berbeda atau dengan cara yang berbeda. Objek dapat melayang dari atas, bawah, kanan, kiri, atau dari sudut. Objek juga dapat muncul dari tengah atau dari pinggir.

Pembuatan animasi dimulai dengan memilih objek yang akan dibuat animasi. Sesudah itu pilih menu slide show dan kemudian memilih menu custom animation. Sesudah itu menekan menu dan muncul berbagai pilihan diantaranya order and timing untuk mengatur urutan dan waktu tampil ke layar dan juga pilihan effects untuk mengatur efek yang diinginkan (Sanaky, 2015: 150).

3) Membuat hyperlink

Langkah-langkah dalam membuat hyperlink adalah sebagai berikut:

(a) Memilih dan menentukkan program yang akan di link atau dihubungkan dengan program lain di komputer (b) Memblok objek terlebih dahulu.


(59)

(c) Letakkan kursor pada objek yang diblok kemudian klik kanan.

(d) Setelah diklik akan muncul tabel atau box menu pilihan. (e) Letakkan kursor pada pilihan menu hyperlink pada box,

kemudian klik kiri akan muncul menu pilihan pada box. (f) Pilih menu yang akan dihubungkan dan di klik, kemudian

masukkan ke blok address. Klik bookmark, akan muncul select place in document- select an existing place in the document. Dalam box akan muncul slide tiles: slide 1, slide 2, dan slide 3, dst.

(g) Mengisikan menu file atau alamat yang dipilih dan kemudian klik OK, objek tersebut akan tersambung (hyperlink) ke alamat atau file yang diinginkan.

Tujuan penggunaan link atau hyperlink adalah untuk meng-efektifkan serta mengefisienkan waktu presentasi. Dengan menggunakan fasilitas ini maka kita bisa menampilkan slide-slide lain yang berkaitan dengan slide-slide yang sedang disajikan. Selain mengefektifkan saat presentasi, hyperlink juga dapat membuat presentasi menjadi lebih interaktif dan dapat digunakan untuk pembuatan soal latihan atau soal test untuk pilihan ganda jika diperlukan (Daryanto, 2013: 82).


(60)

Langkah-langkah untuk membuat slide transition baik manual maupun otomatis adalah sebagai berikut:

a) Membuat dan mempersiapkan desain program powerpoint slide sebanyak 5, 10 atau lebih.

b) Klik slide show atau klik kanan pada mouse pada salah satu powerpoint slides, kemudian klik custom animation, akan muncul kotak menu pilihan program.

c) Klik tanda panah d sebelah kanan custom animation kemudian akan muncul kotak menu pilihan program, mulai getting started sampai dengan slide transition. d) Klik slide transition akan muncul box slide transition

dengan beberapa menu pilihan yaitu:(1) apply to selected dengan beberapa menu pilihan, (2) modify transition dengan dua pilihan yaitu speed (slow, medium dan fast ), dan sounds (dengan berbagai pilihan suara), (3) advance slide dengan dua pilihan menu, yaitu: (a) on mouse click, dan (b) automatically after. Apabila ingin membuat slide otomatis , maka klik automatically after kemudian klik waktu untuk menentukan durasi waktunya kemudia klik apply to all slides. Maka semua desain powerpoint slide dalam file itu sudah bersifat otomatis.


(61)

4. Model Pengembangan Media berbasis ICT

Aktivitas pembelajaran perlu dirancang sebelumnya agar dapat memberikan output atau hasil yang diinginkan. Upaya untuk merancang aktivitas pembelajaran disebut dengan istilah desain pembelajaran. Istilah desain mempunyai makna adanya suatu keseluruhan, struktur, kerangka dan outline dan urutan atau sistematika kegiatan (Gagnon dan Collay dalam Pribadi, 2014: 24). Desain pembelajaran pada umumnya berisi lima langkah penting yang perlu dimplementasikan yaitu:

a) Analisis lingkungan dan kebutuhan belajar siswa

b) Merancang spesifikasi proses pembelajaran yang efektif dan efisien, serta sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan belajar siswa.

c) Mengembangkan bahan-bahan yang diperlukan untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

d) Pemanfaatan desain pembelajaran itu sendiri.

e) Implementasi evaluasi formatif dan sumatif terhadap program pembelajaran.

Model desain pembelajaran ASSURE berisi langkah-langkah yang sesuai dengan namanya yaitu; (1) menganalis karakteristik siswa; (2) menetapkan tujuan pembelajaran atau kompetensi; (3) memilih metode, media dan bahan ajar; (4) menggunakan materi dan media pembelajaran; (5) melibatkan siswa dalam proses belajar; (6) evaluasi dan revisi (Pribadi, 2014: 27).


(62)

Bagan 1.1 Model Desain Pembelajaran “ASSURE”

a. Analisis Karakteristik Siswa

Program pembelajaran akan berlangsung efektif jika sesuai dengan karakter siswa yang belajar. Langkah pertama dari implementasi model desain pembelajaran ASSURE adalah melakukan analisis terhadap karakteristik siswa (Pribadi, 2011: 42). Analisis sederhana yang dilakukan oleh guru atau instruktur adalah sebelum melakukan sebuah program pembelajaran seringkali membawa dampak yang positif. Cara sederhana untuk mengetahuai karakteristik siswa dapat dilakukan melalui observasi, wawancara dan pre-tes. Cara ini terbukti efektif untuk digunakan dalam mengetahui profil siswa yang akan menempuh program pembelajaran (Pribadi, 2011: 43).

Observasi dan pre-tes dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik siswa. Informasi yang dapat

Analyze learner characteristic State Objective

Select method, media and lerning materials Utilize materials

Require learner participation Evaluate and revise


(63)

diperoleh dari cara yang dilakukan diatas yaitu; etnis dan latar belakang budaya idividu, sosial ekonomi, sikap terhadap materi pelajaran, dan juga usia siswa. Jika hasil analisis sederhana mengungkapkan bahwa siswa memiliki sifat yang apatis terhadap pembelajaran, maka guru atau instruktur menggunakan kombinasi antara media dan metode pembelajaran yang tepat untuk memotivasi dan menarik minat siswa agar terlibat dalam aktivitas pembelajaran (Pribadi, 2011: 44).

Tingkat berpikir siswa berpengaruh pada tingkat usia siswa. Untuk itu, dalam menghadapi siswa yang bervariatif guru harus melakukan aktivitas pembelajaran yang bersifat umum yang dapat diterima oleh siswa di dalam kelas. Perhatian yang saksama tentang karakteristik umum siswa pada dasarnya dapat membantu guru dalam menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik. Pemahaman tentang karakteristik siswa juga dapat memudahkan guru untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang siswa yang akan menempuh program pembelajaran. Karakteristik siswa yang perlu dianalisis oleh guru atau instruktur meliputi : (1) karakteritik umum; (2) kompetensi awal; (3) gaya belajar; dan (4) motivasi. Adapun karakteristik umum yang secara tidak langsung dapat memengaruhi keberhasilan siswa dalam menempuh aktivitas pembelajaran.


(64)

Karakteristrik umum tersebut meliputi faktor kecerdasan usia, kondisi sosial, dan ekonomi.

Kompetensi awal merupakan kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Kompetensi yang harus dimiliki sebelum sebelum mengikuti pembelajaran disebut entry behavior. Sedangkan kompetensi yang perlu dimiliki atau dipersyaratkan sebelum mengikuti program pembelajaran disebut keterampilan prasyarat atau prerequisite skill.

Gaya belajar adalah kecenderungan yang dimiliki oleh siswa dalam melakukan proses belajar. Gaya belajar juga dapat dimaknai sebagai kesukaan atau preferensi seseorang dalam melakukan proses belajar. Karakteristik lain yang perlu dipertimbangkan adalaha motivasi.

Motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri sesorang untuk melakukan sesuatu tindakan.motivasi belajar yang terdapat dalam diri siswa dapat digolongkan sebagai motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi yang didasari pada imbalan dari luar disebut motivasi ekstrinsik. Sebaliknya, motivasi yang berasal dalam diri yang mencerminkan kecintaan (passion) terhadap isi atau materi yang dipelajari adalah motivasi intrinsik (Pribadi, 2011: 56).


(65)

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menerapkan model desain pembelajaran adalah kecerdasan majemuk atau multiple intellegences. Gardner, seorang profesor psikologi dari Harvard University, mengemukakan kedelapan kecerdasan majemuk yang terdiri dari; (1) kecerdasan matematis logis; (2) kecerdasan visual spasial; (3) kecerdasan kinestetis; (4) kecerdasan musikal/ritmis; (5) kecerdasan verbal/lingustik; (6) kecerdasan intrapersonal; (7) kecerdasan intrapersonal; dan (8) kecerdasan naturalistik.

Karakteristik umum, kemampuan atau kompetensi awal, gaya belajar, dan motivasi merupakan informasi yang perlu diketahui guru sebelum melaksanakan program pembelajaran. Dengan informasi ini guru atau instruktur dapat merancang atau mendesain program pembelajaran yang dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa untuk mencapai kompetesi yang diinginkan (Pribadi, 2011: 57).

b. Menetapkan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan rumusan atau pernyataan yang mendeskripsikan tentang kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh siswa setelah menempuh proses pembelajaran. Selain menggambarkan kompetensi yang perlu dikuasai oleh siswa, rumusan tujuan pembelajaran itu juga mendeskripsikan kondisi evaluasi yang


(66)

diperlukan oleh siswa untuk menunjukkan hasil belajar yang dicapai (Pribadi 2011: 32)

c. Memilih Metode, Media, dan Materi Pembelajaran

Metode dan media pembelajaran serta materi pelajaran merupakan komponen-komponen yang diperlukan untuk mewujudkan aktivitas pembelajaran. Kombinasi yang tepat dari metode, media dan materi pembelajaran akan dapat memfasilitasi siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.

Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh guru atau instruktur dalam menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Metode pembelajaran juga dapat dimaknai sebagai sebuah prosedur yang dipilih oleh guru atau instruktur untuk membantu siswa dalam mencapai kompetensi yang diinginkan (Pribadi, 2014: 109).

Media pembelajaran yang akan digunakan, apapun bentuknya, harus mampu memotivasi siswa untuk mempelajari informasi dan pengetahuan yang terdapat didalamnya. Media pembelajaran harus menarik sehingga mampu memotivasi siswa untuk belajar secara intesif (Pribadi, 2014: 104)

Materi atau isi pelajaran merupakan substansi yang perlu dipelajari oleh siswa agar dapat memiliki kompetensi seperti yang diinginkan. Substansi atau materi pelajaran merupakan sebuah


(1)

terhadap lingkungan hidup dalam hal pemeliharaan dan pelestarian. Lingkungan hidup manusia terdiri atas lingkungan alam, lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi.

1. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Alam

Lingkungan alam adalah lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak hidup yang terjadi secara alamiah di bumi. Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk hidup. Lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di lingkungan.

Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dengan lingkungan biotik atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen lingkungan biotik dan antar komponen lingkungan abiotik juga terjadi saling keterkaitan. Contoh interaksi antara komponen abiotik dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah hujan yang memengaruhi jenis tanaman yang tumbuh suatu daerah. Lingkungan biotik juga dapat memengaruhi lingkungan abiotik. Contohnya daerah yang banyak tumbuhannya akan membuat suhu udara menjadi lebih sejuk. Daerah yang masih banyak tumbuhannya juga dapat menyimpan air tanah lebih banyak karena tanah di bawahnya dapat menyerap air lebih banyak. Interaksi antara manusia dan alam dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu interaksi yang menyesuaikan diri dengan alam dan interaksi yang mendominasi alam.

1. Interaksi manusia yang menyesuaikan diri dengan alam.

Contohnya adalah hidup dekat dengan sumber makanannya. Manusia menyesuaikan waktu tanam dengan musim penghujan, waktu untuk berlayar menyesuaikan dengan keadaan cuaca, menghindari tinggal di daerah rawan bencana alam, dan lain-lain.

2. Interaksi manusia yang mendominasi alam. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia cenderung melakukan upaya mengambil sumber daya alam. Bahkan, manusia berupaya memodifikasi cuaca dengan mengembangkan teknologi hujan buatan.

Namun demikian, sampai saat ini manusia belum mampu memperkirakan kapan gempa bumi akan terjadi, jam berapa gunung akan meletus, dan seterusnya. Manusia juga tidak mampu menghentikan gelombang tsunami, menghentikan banjir dan lain-lain. Dalam hal ini manusia cenderung berupaya menyesuaikan diri. Sebagai contoh, penduduk yang tinggal di daerah gempa mengembangkan teknologi rumah atau


(2)

2. Interaksi manusia dengan lingkungan sosial

Manusia perlu berhubungan atau berkomunikasi dengan yang lainnya. Maka terjadilah apa yang dinamakan proses sosial. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan saling memengaruhi antarmanusia. Proses sosial ini akan terjadi kalau ada interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia. Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus secara timbal balik dilakukan oleh kedua belah pihak. Artinya kedua belah pihak harus saling merespon. Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial dan komunikasi.

Menurut Soerjono Soekanto (2003), kata “kontak” berasal dari bahasa Latin, yaitu berasal dari kata con dan tangere (bersama, menyentuh). Kontak berarti bersama-sama saling menyentuh secara fisik. Dalam pengertian gejala sosial, kontak sosial ini dapat berarti hubungan masing-masing pihak tidak hanya secara langsung bersentuhan secara fisik, Kontak dapat dilakukan melalui surat-menyurat, telepon, sms, dan lain-lain. Dengan demikian hubungan fisik bukan syarat utama terjadinya interaksi sosial.

Menurut Karl Mannheim, (2003: 65) kontak dapat dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu kontak primer dan kontak sekunder. Kontak primer adalah kontak yang dikembangkan dalam media tatap muka, sedangkan kontak sekunder terjadi tidak dalam media tatap muka dan ditandai dengan adanya jarak. Kontak Sekunder dapat dibagi lagi ke dalam dua bagian:

a. Kontak Sekunder langsung, yaitu kontak yang terjadi antara masing-masing pihak melalui alat tertentu, misalnya: telepon, internet, surat, sms, dan lain-lain. b. Kontak Sekunder tidak langsung, yaitu kontak yang memerlukan pihak ketiga.

Misalnya: Ahmad minta tolong kepada Fauzi untuk dikenalkan kepada Fatimah. Kontak sosial juga dapat berlangsung dalam tiga kegiatan atau bentuk, yaitu:

a. Antara orang perorangan . Contohnya, seorang bayi yang baru lahir, ia akan melakukan kontak sosial dengan ibunya dan keluarga secara langsung.

b. Antara perorangan dengan kelompok. Misalnya seorang siswa sedang belajar bersama atau berdiskusi dalam kelompok belajarnya.

c. Antara kelompok dengan kelompok. Contohnya, seperti kelompok pelajar dari suatu sekolah melakukan studi banding ke sekolah yang lain.


(3)

LKS

Kegiatan 1

PERCOBAAN 1 Tujuan:

Menunjukkan bahwa gejala konveksi kalor dapat terjadi di dalam zat cair (air).

Alat dan Bahan:

1. Bejana/panci kaca 1 buah. 2. Serbuk gergaji secukupnya. 3. Tripot 1 buah.

4. Nyala api. Cara Kerja

1. Isilah bejana dengan air sampai hampir penuh.

2. Campurkan sedikit serbuk gergaji ke dalam bejana air dan aduklah sampai merata. 3. Panaskan bejana dan selanjutnya amati serbuk gergaji yang ada dalam air.

4. Apa yang terjadi? Tuliskan pada kolom berikut!

PERCOBAAN 2 Tujuan:

Menunjukkan perpindahan kalor secara konduksi Alat:

1. Sepotong besi, bunsen/lilin Cara Kerja:


(4)

Apa yang dirasakan oleh tanganmu? Tuliskan jawabanmu pada kotak di bawah ini!

PERCOBAAN 3 Tujuan:

Menyelidiki perpindahan kalor secara radiasi Alat:

1. Stopwatch 2. Penggaris Bahan:

2. Lilin 3. Mentega

4. Dua potong kertas kardus Cara Kerja:

1. Oleskan mentega secukupnya pada kedua kertas kardus. 2. Nyalakan lilin.

3. Letakkan ke dua kertas di atas lilin pada jarak 1 cm. 4. Amati apa yang terjadi pada mentega.

5. Hitunglah waktu yang diperlukan mentega untuk meleleh.


(5)

Ceritakan pengalamanmu dalam bekerja sama saat melakukan percobaan.

Kegiatan 2

Bagaimana interaksi manusia di lingkungan alam dan lingkungan sosial?


(6)

BIODATA PENULIS

Mathilda Medi, lahir pada tanggal 6 Juli 1994 di Detoboro. Pendidikan dasar diperoleh di SDK Nida, tamat tahun 2006. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 1 Maurole, tamat pada tahun 2009. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Negeri Maurole, tamat pada tahun 2012.

Pada tahun 2012 peneliti memperoleh beasiswa Program Pendidikan Guru Terintegrasi (PPGT) Kabupaten Ende di perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Sanata Dharma, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Pendidikan di perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT mengacu Kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk Siswa Kelas IV SDN Kalasan 1”. Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT ini dilakukan karena masih banyak guru yang belum bisa membuat media pembelajaran berbasis ICT dan guru-guru belum pernah menggunakan media pembelajaran berbasi ICT mengacu kurikulum 2013, kecuali gambar atau video terkait materi yang diperoleh dari internet.


Dokumen yang terkait

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema keberagaman budaya bangsaku untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan I.

6 34 394

Pengembangan media pembelararan berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema macam-macam sumber energi untuk siswa kelas 4 SD Negeri Kalasan 1.

2 43 294

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum SD 2013 subtema bersyukur atas keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan I.

1 6 284

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema kebersamaan dalam keberagaman untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1.

0 75 392

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum SD 2013 subtema keberagaman makhluk hidup di lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1.

0 2 325

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum 2013 pada subtema hewan dan tumbuhan di lingkungan rumahku� untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1.

0 0 329

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum Sd 2013 subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1.

2 13 328

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema ayo cintai lingkunganku untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1.

0 3 354

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 pada sub tema pemanfaatan energi untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

2 13 190

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 pada subtema hebatnya cita -citaku untuk siswa kelas IV SD.

0 1 143