Tahap Analisis QDO\VLV
67 kompetensi inti KI dan kompetensi dasar KD yang harus dicapai dalam
proses pembelajaran. Pada materi aritmatika sosial terdapat pada KD 3.9 dan KD 4.9 yang dijabarkan sebagai berikut.
penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, tara.
4.9. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmetika sosial penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase,
bruto, neto, tara. Kemudian dari KD yang telah ada menjadi acuan dalam merumuskan
indikator-indikator pencapaian pembelajaran yang dilakukan pada tahap design.
c. Analisis karakteristik siswa Siswa SMP berada pada masa remaja usia sekitar 11-15 tahun. Remaja
terkadang masih berfikir secara operasional konkret atau baru menguasai operasi-operasi formal Santrock, 2009: 49. Jadi, pada tahapan ini siswa
SMP masih berfikir berdasarkan pengalaman dan berfikir secara operasional konkret serta belum menyukai teori atau hal-hal yang bersifat abstrak. Oleh
karena itu, pembelajaran yang digunakan sebaiknya dengan mengaitkan dengan pengalaman kehidupan sehari-hari siswa sehingga dapat membantu
siswa dalam memahami materi yang dipelajari. 3.9. Mengenal dan menganalisis berbagai situasi terkait aritmetika sosial
68 Tahap ini juga didukung dengan melakukan obervasi karakteristik siswa
SMP N 6 Yogyakarta khususnya kelas VII A selama proses pembelajaan matematika berlangsung. Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran
didapatkan bahwa, siswa kelas VII A memiliki kemampuan yang beragam yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Selain itu, karakter siswa selama mengikuti
pembelajaran termasuk cukup aktif. Hal ini ditunjukkan saat pembelajaran matematika terdapat siswa yang bertanya kepada guru tetapi, jawaban guru
kurang mengaitkan pembelajaran dengan keadaan kontekstual. Pembelajaran yang kurang bervariasi menyebabkan siswa kurang terfasilitasi dengan
pembelajaran yang dilakukan guru, sehingga siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru. Walaupun demikian, dari pengamatan peneliti siswa
terkadang melakukan diskusi walaupun hanya dengan teman sebangkunya jika mengalami kesulitan.
Menurut Izzaty, et. al 2013: 37 implikasi pembelajaran siswa pada tahap formal-operational adalah memberikan siswa untuk menyelesaikan
masalahnya dan menalarnya secara ilmiah dengan berbagai bentuk diskusi untuk menyimpulkan sesuatu. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
matematika siswa perlu difasilitasi untuk membangun pengetahuanya sehingga dapat menyelesaikan permasalahan.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dipandang sesuai diterapkan karena selain dapat mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari, dapat menghubungkan konsep materi dengan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari relating dan experiencing, dan juga dapat
69 memfasilitasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dengan
adanya cooperating yang diimplementasikan dengan diskusi kelompok. Berdasarkan ketiga analisis tersebut, maka peneliti mengembangkan
perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS berbasis Contextual Teaching and Learning CTL untuk membantu siswa dalam mempelajari materi
aritmatika sosial.
penyusunan rancangan RPP untuk empat kali pertemuan, rancangan LKS sebanyak empat buah LKS untuk empat pertemuan, penyusunan instrumen
berupa lembar penilaian perangkat pembelajaran RPP dan LKS, lembar observasi kegiatan pembelajaran, angket respon, dan tes hasil belajar.
a. Penyusunan rancangan RPP Hasil rancangan RPP dengan memperhatikan komponen-komponen
yang harus ada diantaranya. 1 Kolom identitas, meliputi: nama sekolah, mata pelajaran, kelassemester,
materi pokok dan alokasi waktu. 2 Perumusan Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD
berdasarkan Permendikbud Nomor 24 tahun 2016. 3 Merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran berdasarkan KD pada
materi aritmatika sosial dapat dilihat pada Lampiran D1. 4 Pemilihan sumber dan materi pembelajaran