Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

17 dampak dari hipotesis tersebut serta dapat menyusun teori-teori tanpa memiliki pengalaman langsung, individu dapat menyusun sebuah teori.

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

Menurut Siregar dan Nara 2011, teori belajar merupakan hubungan antara kegiatan peserta didik dengan proses-proses psikologis dalam diri peserta didik. Lain halnya menurut Sugihartono et al 2013, teori belajar merupakan seperangkat pernyataan umum yang bertujuan untuk menjelaskan fakta tentang belajar. Tugas utama sebagai guru adalah untuk mempengaruhi peserta didik supaya dapat belajar Payong, 2011. Oleh karena itu, guru harus menguasai teori- teori belajar dengan baik kemudian mampu mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran melalui model-model pembelajaran tertentu. Secara umum ada tiga teori belajar yang masih berpengaruh sampai saat ini yakni teori-teori behaviorisme, teori-teori kognitivisme, dan teori-teori humanistik-kontruktivis. Ketiga teori ini meletakkan dasar bagi berbagai model pembelajaran yang ada saat ini Payong, 2011. Teori behaviorisme merupakan teori awal dalam pembelajaran yang menekankan pada pentingnya rangsangan yang berasal dari luar untuk mempengaruhi peserta didik belajar, dengan asumsi guru sebagai pusat dan peserta didik sebagai pelengkap dalam belajar, sedangkan menurut Siregar dan Nara 2011, teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku akibat terjadinya interaksi antara stimulus dengan respons. Menurut Payong 2011, teori-teori kognitif menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses pengolahan informasi yang sifatnya tidak dapat diamati, sedangkan menurut Siregar dan Nara 2011, teori kognitivistik merupakan suatu 18 teori yang lebih menekankan pada proses belajar daripada hasil belajar. Dalam teori ini ilmu pengetahuan sebagai hasil dari proses belajar, tumbuh melalui adanya interaksi seseorang dengan lingkungan secara berkesinambungan. Menurut Payong 2011, teori humanistik-kontruktivis merupakan teori yang menyatakan bahwa peserta didik merupakan subjek yang aktif dalam menciptakan pengetahuannya sendiri, yaitu berdasarkan pengalaman- pengalamannya dengan lingkungan. Lain halnya menurut Siregar dan Nara 2011, teori belajar humanistik merupakan suatu teori belajar yang bersifat elektrik, yaitu berbagai teori yang dapat dimanfaatkan dengan tujuan untuk memanusiakan manusia mencapai aktualisasi diri, sedangkan teori kontruktivistik memahami belajar sebagai kontruksi pengetahuan dari orang yang sedang belajar. Selain menguasai teori-teori belajar dan pembelajaran, guru juga harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Menurut Joni dalam Payong, 2011, menyatakan bahwa pembelajaran yang mendidik adalah pembelajaran yang lebih menekankan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik dalam pembentukan kecerdasan, mendapatkan pengetahuan dan keterampilan. Apabila prinsip pembelajaran ini diterapkan dalam proses pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran, maka akan diperoleh kualitas pembelajaran yang optimal, yaitu dengan meletakkan dasar-dasar teori untuk membangun sistem instruksional yang memiliki kualitas tinggi Siregar Nara, 2011. 19

c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

diampu. Menurut Taba dalam Nasution, 2008, kurikulum merupakan suatu strategi yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik supaya menjadi anggota yang produktif dalam pembelajaran. Selanjutnya ditegaskan lagi oleh Nasution 2008 bahwa kurikulum merupakan segala sesuatu yang direncanakan yang berfungsi sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan. Jadi, kurikulum merupakan suatu strategi yang direncanakan dengan tujuan supaya peserta didik dapat aktif dalam pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Menurut Payong 2011, guru tidak hanya berperan sebagai pelaksana kurikulum akan tetapi berperan juga sebagai pengembang kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, guru diberi kesempatan untuk mengembangkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Menurut Yulaelawati dalam Majid 2006, silabus merupakan seperangkat rencana, pengorganisasian pelaksanaan dan penilaian pembelajaran yang disusun secara sistematis yang memuat komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain dengan tujuan untuk mencapai penguasaan Kompetensi Dasar, sedangkan RPP merupakan langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung dengan salah satu manfaatnya yaitu sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan Majid, 2006. Silabus dan RPP ini dapat dikembangkan secara mandiri, baik secara individu maupun kelompok dalam suatu Kelompok Kerja Guru KKG dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP Payong, 2011. 20 Salah satu ciri dari guru yang profesional, yaitu dapat mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Pada KTSP, tugas guru adalah mengembangkan Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD ke dalam silabus dan RPP, mengembangkan bahan ajar dan perangkat pembelajaran lainnya sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal Payong, 2011, sedangkan pada Kurikulum 2013 K-13 yaitu berdasarkan Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013, seorang guru menyusun RPP harus memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar. Menurut Salirawati 2015, peran guru dalam hal ini sangatlah penting, mengingat seberapa bagusnya kurikulum disusun dan dikembangkan oleh pemerintah, akan tetapi implementasi keberhasilannya sangat tergantung oleh guru yang akan menjabarkan secara operasional di kelas.

d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

Menurut Payong 2011, pembelajaran yang mendidik merupakan suatu pembelajaran yang tidak hanya mentransfer pengetahuan dan keterampilan saja, akan tetapi dapat memberikan motivasi kepada peserta didik supaya dapat belajar. Lain halnya menurut Freire dalam Mulyasa, 2009, pembelajaran yang mendidik adalah suatu respon terhadap praktik pendidikan yang bersifat anti realistis kemudian diarahkan pada proses menghadapi masalah. Menurut Hindal, Reid, dan Whitehead 2013, sebaiknya guru tidak hanya meminta peserta didik untuk menghafal karena kegiatan menghafal ini dapat menghilangkan cara berpikir kritis dan kreatif. Menurut Mulyasa 2009, salah 21 satu kompetensi pedagogik yang penting untuk dimiliki oleh seorang guru, yaitu perancangan pembelajaran yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yaitu: 1 Identifikasi kebutuhan Kebutuhan merupakan suatu keadaan yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pada tahap ini, guru melibatkan peserta didik untuk mengenali, menyatakan, dan merumuskan kebutuhan belajar seperti sumber buku yang dipakai serta hambatan yang mungkin terjadi dalam proses pembelajaran dengan tujuan kebutuhan belajar dapat terpenuhi. Pelibatan terhadap peserta didik ini, disesuaikan dengan tingkat kematangan dan kompetensi peserta didik. Selain itu, identifikasi kebutuhan ini dimungkinkan hanya dapat dilakukan pada kelas-kelas tertentu. 2 Identifikasi kompetensi Kompetensi merupakan komponen utama dalam pembelajaran yang harus dirumuskan karena akan menentukan arah pembelajaran yang akan dicapai. Kompetensi yang harus dipelajari dan dimiliki oleh peserta didik, perlu dinyatakan sedemikian rupa supaya menghasilkan nilai sebagai wujud hasil belajar yang mengacu pada pengalaman langsung. 3 Penyusunan program pembelajaran Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. RPP ini merupakan produk dari program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen dari program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan dari program tersebut. Komponen program ini mencakup kompetensi dasar, materi standar, metode dan teknik, media dan sumber