Kompetensi Pedagogik Guru Kompetensi Guru

16 Pada tahap ini, dalam operasi-operasi reflek anak mengalami kemajuan dan anak belum memiliki kemampuan dalam hal membedakkan sesuatu yang terdapat di lingkungan sekitarnya hingga ke aktivitas sensomotorik yang bersifat komplek. Hal ini menyebabkan terjadinya formulasi yang baru terhadap organisasi pola-pola lingkungan. Selain itu, individu juga menyadari bahwa benda-benda yang terdapat di lingkungan sekitarnya memiliki keberadaan, dapat ditemukan kembali dan mulai memiliki kemampuan dalam membuat hubungan-hubungan yang bersifat sederhana antara benda-benda yang memiliki persamaan. b Tahap praoperasional 2-7 tahun Pada tahap ini, anak sudah mulai memiliki kemampuan belajar tentang konsep- konsep yang lebih kompleks. Dengan pemberian suatu contoh yang bersifat nyata atau familiar telah dikenal, seorang anak dapat mendefinisikan konsep itu. c Tahap operasi nyata 7-11 tahun Pada tahap ini, anak mendapatkan kemudahan dalam memanipulasi data. Operasi nyata ini dapat terjadi ketika terdapatnya obyek-obyek nyata atau tersusunnya pengalaman masa lalu yang bersifat aktual. d Tahap operasi formal usia 11 dan seterusnya Tahap ini ditandai oleh perkembangan berpikir formal dan abstrak dari berbagai kegiatan. Individu memliki kemampuan dalam menganalisis ide-ide dan mampu berpikir secara logis tentang data yang bersifat abstrak. Selain itu, individu juga memiliki kemampuan dalam menyusun hipotesis dan mencari 17 dampak dari hipotesis tersebut serta dapat menyusun teori-teori tanpa memiliki pengalaman langsung, individu dapat menyusun sebuah teori.

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

Menurut Siregar dan Nara 2011, teori belajar merupakan hubungan antara kegiatan peserta didik dengan proses-proses psikologis dalam diri peserta didik. Lain halnya menurut Sugihartono et al 2013, teori belajar merupakan seperangkat pernyataan umum yang bertujuan untuk menjelaskan fakta tentang belajar. Tugas utama sebagai guru adalah untuk mempengaruhi peserta didik supaya dapat belajar Payong, 2011. Oleh karena itu, guru harus menguasai teori- teori belajar dengan baik kemudian mampu mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran melalui model-model pembelajaran tertentu. Secara umum ada tiga teori belajar yang masih berpengaruh sampai saat ini yakni teori-teori behaviorisme, teori-teori kognitivisme, dan teori-teori humanistik-kontruktivis. Ketiga teori ini meletakkan dasar bagi berbagai model pembelajaran yang ada saat ini Payong, 2011. Teori behaviorisme merupakan teori awal dalam pembelajaran yang menekankan pada pentingnya rangsangan yang berasal dari luar untuk mempengaruhi peserta didik belajar, dengan asumsi guru sebagai pusat dan peserta didik sebagai pelengkap dalam belajar, sedangkan menurut Siregar dan Nara 2011, teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku akibat terjadinya interaksi antara stimulus dengan respons. Menurut Payong 2011, teori-teori kognitif menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses pengolahan informasi yang sifatnya tidak dapat diamati, sedangkan menurut Siregar dan Nara 2011, teori kognitivistik merupakan suatu