Tahap Pengamatan dan Analisis Data Siklus I

sama dan meghargai pendapat yang berbeda, yaitu sebesar 66,70. Kebanyakan siswa menyukai belajar kelompok, mereka bekerjasama selama melakukan tugas yang diberikan, dan rata-rata dari mereka mau mendengarkan pendapat temannya. Indikator yang terakhir, yaitu indikator melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan tergolong tinggi, yaitu sebesar 61,20. Kemauan siswa untuk mengevaluasi dirinya sendiri masih rendah, mereka acuh tak acuh akan kemampuan matematikanya dan mereka masih beranggapan bahwa matematika tidak berguna bagi kehidupan sehari-hari. Secara umum dapat disimpulkan bahwa disposisi matematik siswa kelas VIII A lebih besar pada indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda. Siswa lebih mudah memahami pelajaran matematika dengan bekerja sama dengan temannya, berbagi pengetahuan dan saling mengajarkan. Namun begitu, semua indikator disposisi matematik masih perlu ditingkatkan karena belum mencapai indikator keberhasilan yang peneliti tetapkan yaitu memiliki skor rata-rata ≥70. 2 Aktivitas Siswa Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan SAVI, peneliti mengamati proses belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi siswa. Peneliti mengamati setiap langkah yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan dibantu oleh observer. Data hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4. Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh data hasil observasi aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI mencapai nilai rata-rata skor 57,42 . Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa melakukan aktivitas yang baik dalam pembelajaran matematika walaupun belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti yaitu mencapai nilai rata-rata dalam proses pembelajaran matematika. Tabel 4.4 Perhitungan Lembar Observasi Siswa siklus I No. Aspek yang diamati Persentase Siswa pertemuan ke- Rata- rata 1 2 3 4 1. Memperhatikan penjelasan guru 48,38 54,54 53,12 57,57 53.40 2. Mengajukan pertanyaan 38,71 27,27 43,75 39,39 37.28 3. Berdiskusi dan bekerjasama dengan teman 67,74 72,72 71,87 78,78 72.77 4. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 25,80 48,48 37,50 45,45 39,30 5. Mengerjakan tugas yang diberikan guru 64,51 72,72 65,62 75,75 69,65 6. Menyimpulkan materi yang dipelajari secara lisan 74,19 63,63 75,00 78,78 72,90 Rata-rata Keseluruhan 57,42 Sebagian besar siswa aktif dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi dengan kelompoknya, mempresentasikan hasil kerja kelompok, dan mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak mengerti. Siswa antusias dengan pelajaran matematika, pada saat kerja kelompok sebagian besar siswa ikut berperan aktif. Siswa juga mulai terbiasa menggunakan LKS dalam pembelajaran meskipun masih mengalami kesulitan untuk mengerjakannya. Namun siswa masih belum terbiasa dalam hal menjawab pertanyaan dan menyimpulkan materi secara lisan, dan cenderung belum berani berbicara di depan kelas. Menyikapi hal ini peneliti berusaha membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menjadi baik lagi pada siklus kedua nanti. 3 Respon Siswa Untuk mengetahui respon siswa tentang pembelajaran dengan pendekatan SAVI, peneliti memberikan jurnal harian yang disi oleh siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan keempat, Berikut ini Tabel rata-rata presentase respon siswa siklus I yang diambil dari jurnal harian siswa pada pertemuan 1 dan 4: Tabel 4.5 Rata-rata Presentase Respon Siswa Siklus I No Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4 Rata-rata 1 Memahami materi melalui konsep yang diajarkan Menyenangi pembelajaran yang diberikan Tidak memiliki kendala dalam belajar Memberikan saran yang positif 31,64 Present ase 39,03 50,00 1,56 35,94 2 Memahami materi berdasarkan definisi Biasa saja Diganggu oleh teman ketika belajar Biasa saja 35,54 Present ase 26,57 32,81 67,18 15,62 3 Tidak memahami konsep materi Tidak menyenangi pembelajaran yang diberikan Kesulitan dalam belajar Memberikan saran yang negatif 32.82 Present ase 34,40 17,19 31,26 48,44 Berdasarkan Tabel 4.5, pada kategori pertama beberapa siswa memahami materi sesuai konsep yang diajarkan, yaitu sebesar 49,09, memahami materi berdasarkan definisi sebesar 26,57, dan sebesar 34,40 siswa tidak memahami konsep materi. Secara kesuluruhan siswa belum bisa memahami materi dengan baik, beberapa siswa masih bingung terhadap materi yang diajarkan dikarenakan mereka belum terbiasa belajar berkelompok dan mencari sendiri konsep yang diajarkan. Pada kategori 2 sebagian besar siswa menyenangi pembelajaran yang diberikan, yaitu sebesar 50,0, tidak menyenangi pembelajaran yang diberikan sebesar 17,19 dan sebesar 32,81 siswa biasa saja. Sebagian besar siswa mebyukai belajar dengan pendekatan SAVI, walaupun masih ada beberapa siswa yang kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Berdasarkan kategori 3 banyak sekali siswa yang mengalami kendala ketika belajar, yaitu sebesar 67,18 siswa diganggu temannya, 31,26 siswa kesulitan dalam belajar dan hanya 1,66 siswa yang tidak mengalami kendala dalam belajar. Hal ini dikarenakan suasana kelas yang berisik membuat siswa tidak bisa konsentrasi dalam belajar, serta siswa belum terbiasa belajar berkelompok. Pada kategori 4 sebesar 35,94 siswa memberikan saran yang positif, siswa menyukai belajar berkelompok dan ingin selalu belajar berkelompok. Sebesar 15,62 siswa biasa saja dalam memberikan sara, dan sebesar 48,44 memberikan saran yang negatif dikarenakan mereka tidak menyukai kelompok yang dibagikan peneliti, dan mereka masih kesulitan dalam memahami materi. Saran yang diberikan siswa sangat membantu peneliti memperbaiki pembelajaran pada siklus II. Untuk itu penerapan pendekatan SAVI harus ditingkatkan menjadi lebih menarik lagi dalam pembelajaran matematika. Hal ini menjadi motivasi bagi peneliti untuk berusaha lebih baik lagi pada siklus kedua sehingga kendala-kendala yang dijumpai siswa bisa dikurangi dan pembelajaran dengan pendekatan SAVI ini bisa diterima sepenuhnya oleh siswa. 4 Tes Hasil Belajar Data hasil belajar siswa didapatkan saat ujian akhir siklus I dengan soal tes yang terdiri dari 5 butir soal. Indikator soal disesuaikan dengan materi pembelajaran pada siklus I yaitu unsur-unsur kubus dan balok, jaring-jaring kubus dan balok, luas permukaan kubus dan balok, dan volume kubus dan balok. Soal tes digunakan setelah peneliti menguji validitas dan dikoreksi oleh dosen pembimbing. Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus I No. Interval Frekuensi Presentase 1 30-41 1 3,03 2 42-53 4 12,12 3 54-65 6 18,18 4 66-77 14 42,42 5 78-89 6 18,18 6 90-101 2 6,06 Jumlah 33 100 Rata-rata 67,36 Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa masih sangat rendah. Terdapat setengah dari seluruh siswa yang memperoleh nilai tidak mencapai KKM. Nilai KKM yang ditentukan di sekolah adalah 70. Hanya 15 siswa yang nilainya mencapai KKM dan 18 siswa tidak mencapai KKM. Hal itu berarti siswa masih kurang paham dan mengerti tentang materi pembelajaran matematika karena terlalu sulit untuk menerapkan rumus ke dalam soal matematika. Data hasil belajar siswa pada siklus I ini belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti yaitu siswa yang nilainya mencapai KKM . Untuk itu peneliti berusaha keras dan mengoptimalkan pembelajaran agar siswa mudah mengerti dan memahami pembelajaran dengan baik pada siklus kedua nanti.

d. Tahap Refleksi

Setelah peneliti melakukan tindakan pembelajaran menggunakan pendekatan SAVI dan mendapatkan hasil data sebagaimana yang telah disajikan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa penelitian pada akhir siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian sehingga penelitian perlu dilanjutkan ke siklus II. Sebelum dilakukan siklus II, peneliti mencermati hal-hal yang menyebabkan disposisi matematik siswa, aktivitas siswa, respon siswa terhadap pembelajaran matematika, dan hasil tes belajar siswa yang belum memenuhi indikator keberhasilan kinerja, juga hal-hal yang menjadi keberhasilan dan kekurangan tindakan pada siklus I sehingga diharapkan ada peningkatan pada siklus II dan indikator keberhasilan bisa tercapai sesuai dengan yang ditetapkan oleh peneliti. Kekurangan tindakan di siklus I diantaranya adalah diskusi kelompok yang belum berjalan maksimal. Selama diskusi berlangsung, kelompok siswa laki-laki masih banyak bercanda dengan temannya sehingga mengganggu kelompok lain dan masih banyak pula siswa yang mengandalkan temannya dalam mengerjakan LKS. Arahan atau perintah yang ada di dalam LKS tidak dapat dimengerti dengan mudah oleh siswa, sehingga masih banyak siswa yang kebingungan dalam mengerjakan LKS. Penerapan diskusi kelompok dengan setiap kelompok membahas materi yang berbeda nampak tidak berjalan dengan baik, sebagian besar siswa tidak mengerti materi yang tidak mereka pelajari dengan LKS walaupun kelompok lain sudah mempresentasikannya. Berdasarkan analisis data pada siklus I, peneliti melakukan perbaikan dan modifikasi tindakan perbaikan sebagai berikut: 1 Peneliti membagi kelompok baru secara heterogen berdasarkan tes hasil belajar dan skor angket disposisi matematis. 2 Peneliti membuat langkah-langkah dalam LKS lebih sistematis agar siswa mudah memahaminya. 3 Diskusi kelompok dibuat dengan setiap kelompok membahas materi yang sama untuk memaksimalkan kegiatan siswa saat diskusi. 4 Peneliti menggunakan bantuan LCD proyektor untuk menyimpulkan materi pembelajaran. 5 Peneliti membuat inovasi dalam pembelajaran agar lebih menarik minat siswa dengan memberikan reward untuk siswa yang berani mengemukakan pendapatnya di depan kelas, menyimpulkan materi pembelajaran secara lisan, dan menjawab pertanyaan agar siswa lebih terpacu untuk berlomba- lomba dengan temannya sehingga menambah semangat dan antusias siswa dalam pembelajaran.

3. Tindakan Pembelajaran Siklus II

Tindakan pembelajaran siklus II merupakan refleksi dari pembelajaran pada siklus I. Tindakan pembelajaran pada siklus II ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan pengamatan tindakan kelas, tahap pengamatan dan analisis data siklus II, dan tahap refleksi. Semua tahap tersebut dideskripsikan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menggunakan pendekatan SAVI yang mengacu pada hasil refleksi dari siklus I. 2 Menyusun dan mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan pada siklus II, yaitu Lembar Kegiatan Siswa LKS. 3 Peneliti bersama guru bidang studi mendiskusikan RPP dan LKS yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus II yang sudah diperbaiki dan dibuat semenarik mungkin agar pembelajaran menjadi lebih kondusif 4 Mempersiapkan angket disposisi matematik siswa yang diberikan pada akhir siklus II. 5 Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan jurnal harian siswa. 6 Mempersiapkan soal tes hasil belajar yang diberikan pada akhir siklus II. 7 Memperiapkan alat dokumentasi

b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus II terdiri dari 5 pertemuan, dengan 4 pertemuan dilakukan kegiatan pembelajaran dan 1 pertemuan dilakukan tes akhir siklus I. Pelaksanaan dimulai dari tanggal 24 Mei 2014 sampai dengan 7 Juni 2014 dengan alokasi waktu masing-masing tindakan adalah 2 x 40 menit 2 jam pelajaran. Dalam kegiatan ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah direncanakan sebelumnya dengan menerapkan pendekatan SAVI. Adapun deskripsi proses pembelajaran setiap pertemuan pada siklus II diuraikan sebagai berikut : 1 Pertemuan Keenam Sabtu, 24 Mei 2014 Pelaksanaan pembelajaran pertama dimulai dengan memberi salam dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Seluruh siswa hadir pada pertemuan kali ini. Peneliti menanyakan kabar siswa dan sebagian besar siswa menjawabnya dengan penuh semangat. Pada pertemuan kali ini peneliti membagikan hasil tes belajar siklus I kepada siswa agar bisa dipelajari di rumah dan memberikan reward kepada siswa yang mendapatkan nilai tertinggi. Materi pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah unsur-unsur prisma dan limas. Pada tahap awal pembelajaran peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan kali ini, dan untuk memotivasi siswa, peneliti mengemukakan manfaat yang akan didapatkan siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari prisma dan limas. Siswa dibagi ke dalam 8 kelompok secara heterogen.dan diberikan lembar kerja siswa LKS mengenai unsur-unsur prisma dan limas untuk dikerjakan secara kelompok. Gambar 4.10 Aktivitas siswa saat diskusi kelompok Setiap kelompok diberikan kerangka prisma dan limas untuk diidentifikasi. Siswa memulai mengidentifikasi unsur-unsur prisma dan limas dengan mengamati kerangka-kerangkanya. Mereka menghitung rusuk- rusuknya, sisi, titik sudut, diagonal sisi, dan diagonal bidang prisma dan limas yang mereka miliki. Siswa menuliskan hasil pengamatan mereka pada LKS yang diberikan. Peneliti berkeliling memantau jalannya diskusi dan berperan sebagai fasilitator bagi siswa dalam mengerjakan LKS. Ketika diskusi berlangsung, terlihat sebagian besar siswa antusias dalam berdiskusi sambil mengerjakan LKS yang diberikan, dan terdapat beberapa siswa bertanya kepada peneliti mengenai hal yang belum mereka pahami.