Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

banyak siswa yang sangat tidak percaya diri terhadap kemampuannya. Hal tersebut menunjukkan rendahnya disposisi matematik siswa di kelas VIII MTs Al-Barkah. Jika rendahnya disposisi matematik tersebut tidak segera diatasi, siswa akan terus menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan cepat menyerah saat menemukan kesulitan. Siswa tidak lagi tahu dan mungkin tidak ingin tahu apa yang akan mereka lakukan untuk menyelesaikan masalah sehingga muncul berbagai macam kecurangan. Hal tersebut membuat siswa tidak lagi mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan matematika mereka dan lambat laun akan kehilangan keinginan untuk mempelajari matematika padahal matematika memiliki karakteristik yang mengarahkan bahwa matematika merupakan kebutuhan di masa kini dan masa yang akan datang. Matematika diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika dan ilmu pengetahuan lain, dan juga memberi peluang berkembangnya kemampuan yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah. Berdasarkan pemaparan-pemaparan di atas mengenai disposisi matematik, diperlukan solusi dalam upaya peningkatan disposisi matematik tersebut. Salah satu faktor yang menyebabkan kondisi tersebut adalah penerapan pendekatan yang kurang tepat dalam proses belajar-mengajar. Disposisi matematik akan terbentuk dan tumbuh jika siswa terbiasa bersikap kritis, cermat, objektif, kreatif, terbuka serta menghargai matematika juga terbiasa dengan kegiatan berpikir matematik. 6 Dengan demikian guru harus menciptakan proses pembelajaran yang sedemikian rupa sehingga siswa terbiasa dengan kebiasaan yang dapat menumbuhkan disposisi matematik tersebut. Banyak alternatif pembelajaran yang bisa digunakan guru untuk membuat proses pembelajaran yang optimal untuk meningkatkan disposisi matematik siswa, salah satu di antaranya adalah pendekatan pembelajaran SAVI Somatic, Auditory, Visual, and Intellectual, yaitu salah satu pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan pengunaan semua indra yang dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran. Dilihat dari tahapan pembelajaran ini yang melibatkan 6 Utari Sumarmo, Kumpulan Makalah: Berfikir dan Disposisi Matematik serta Pembelajarannya, Jurusan Pendidikan Matematika: FPMIPA, 2013, h. 7. proses pengoptimalan siswa dalam memulai pelajaran dengan cara menumbuhkan motivasi terlebih dahulu agar siswa semangat untuk belajar, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Dalam pendekatan SAVI siswa dituntut ikut aktif dalam pembelajaran seperti melakukan percobaan, mengamati, mempresentasikan materi yang mereka peroleh, kemudian meyelesaikan permasalahan berdasarkan pengetahuan atau ilmu yang telah diperoleh siswa selama pembelajaran. Pasalnya siswa tidak hanya duduk diam dan mendengarkan guru berbicara di depan kelas. Dengan demikian, siswa akan lebih merasa yakin dan percaya diri dalam belajar, tidak mudah putus asa, dan termotivasi dalam belajar. Unsur-unsur pembelajaran SAVI adalah Somatic dimana siswa belajar dengan bergerak dan berbuat, Auditory dimana siswa belajar dengan berbicara dan mendengar, Visual yaitu siswa belajar dengan mengamati dan menggambarkan, dan Intellectual siswa belajar dengan memecahkan masalah. Penerapan pembelajaran Somatic, Auditory, Visual, Intellectual SAVI pada pembelajaran matematika dianggap penting untuk diterapkan karena dengan pembelajaran SAVI dapat mengoptimalkan seluruh panca indera dalam pembelajaran secara langsung dalam satu peristiwa, tidak hanya mendengar dan melihat penjelasan guru, tetapi adanya hal baru dimana ada media visual untuk dilihat, mendengarkan penjelasan selain guru, siswa berusaha untuk menerangkan dan mempraktekkan pelajaran, diskusi sesama teman, bertanya sesama teman dan guru sehingga pembelajaran siswa menjadi lebih aktif. Berdasarkan uraian di atas, sangat menarik untuk dilakukan penelitian mengenai “Penerapan Pendekatan SAVI Somatik, Auditori, Visual, Intelektual untuk meningkatkan Disposisi Matematik Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Siswa kurang memiliki minat dan ketertarikan untuk belajar matematika. 2. Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam belajar matematika. 3. Siswa malas dengan pelajaran matematika. 4. Guru kurang memberikan pembelajaran yang menyenangkan, efektif dan membuat semangat siswa untuk belajar matematika.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka permasalahan ini dibatasi pada: 1. Penerapan pendekatan pembelajaran SAVI dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan disposisi matematik pada siswa kelas VIIIA MTs Al- Barkah. 2. Disposisi yang penulis maksud adalah keinginan, kecenderungan siswa untuk menilai dan bersikap positif terhadap matematika. Adapun indikator disposisi yang ingin dikembangkan dalam penelitian ini adalah : 1 Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan; 2 Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik; 3 Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas matematik; 4 Fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda; dan 5 Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan. 3. Pendekatan SAVI yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua alat indra.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi sebagaimana di atas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana peningkatan disposisi matematik siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI Somatic, Auditory, Visual, dan Intellectual? 2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI? 3. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran matematika yang menggunakan pendekatan SAVI? 4. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan peningkatan disposisi matematik siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI Somatic, Auditory, Visual, and Intellectual. 2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan SAVI. 3. Mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan SAVI 4. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematik siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai informasi tentang penggunaan pendekatan pembelajaran SAVI Somatic, Auditory, Visual and Intellectual dalam kegiatan pembelajaran. 2. Sebagai bahan wawasan bagi guru tentang salah satu pembelajaran yang dapat digunakan dalam pengajaran matematika. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi yang ingin menerapkan pembelajaran dengan pendekatan SAVI. 4. Dapat menambah wawasan bagi penulis untuk bahan pengalaman dan referensi dalam tugas akhir kuliah. 9

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teoritik

1. Pendekatan SAVI Somatic, Auditory, Visual, Intellectual

a. Pengertian Pendekatan SAVI

Pendekatan SAVI merupakan salah satu pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran matematika. Dave Meier men yatakan bahwa, “Pendekatan SAVI merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan cara menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua alat indera. Unsur-unsur yang terdapat dalam SAVI adalah somatik, auditori, visual dan intelektual. Keempat unsur ini harus ada dalam peristiwa pembelajaran, sehingga belajar bisa optimal. ” 1 Pendekatan belajar ini didasari oleh fakta bahwa setiap siswa memiliki gaya berfikir dan gaya belajar yang berbeda-beda. Sebagaimana dikemukakan oleh Bobbi De Porter tentang tiga modalitas belajar yang dimiliki seseorang. Ketiga modalitas tersebut adalah modalitas visual, modalitas auditorial, dan modalitas kinestetik. Pelajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial belajar dengan cara mendengar, dan pelajar kinestetik belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. 2 Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Tapi, sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk 1 Dave Meier, The Accelerated Learning Handbook Terjemahan, Bandung: Kaifa, 2002, h. 91 2 Bobi DePorter, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa, 2013, h. 113 .