Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan Pembelajaran Siklus I

membagikan jurnal harian siswa untuk diisi. Tujuan diberikannya jurnal harian siswa yaitu untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran hari ini. Tidak lupa peneliti juga meminta siswa membawa karton, penggaris, dan gunting pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan pertama ditutup dengan berdoa bersama, dan menghimbau siswa agar rajin membaca. 2 Pertemuan kedua Sabtu, 10 Mei 2014 Pada pertemuan kedua, siswa belajar tentang pengertian jaring-jaring kubus dan balok serta membuat jaring-jaring kubus dan balok. Siswa yang mengikuti pembelajaran hari ini sebanyak 33 siswa, hal ini berarti bahwa seluruh siswa hadir di kelas. Pembelajaran dimulai dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas, kemudian peneliti menyapa siswa dengan menanyakan kabar siswa. Sebelum masuk ke materi, peneliti me-review materi pada pertemuan pertama melalui kegiatan permainan tebak-tebakan, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah siswa masih mengingat materi pelajaran yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya atau tidak. Permainan ini dimulai dengan peneliti meminta seorang siswa mengamati sebuah bangun ruang dan setelah itu harus menjawab yesno dari pernyataan siswa lain tentang bangun ruang tersebut. Dari permainan tersebut terlihat sebagian besar siswa masih mengingat materi sebelumnya. Pada tahap awal pembelajaran peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan kali ini, serta membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan menunjukan kubus yang terbuat dari karton kemudian meminta siswa berpikir bagaimana cara membuat kubus yang ditunjukan. Peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang sama seperti pertemuan sebelumnya dan membagikan replika kubus dan balok yang terbuat dari karton. Pada tahap penyampaian siswa bekerja secara kelompok untuk membuat jaring-jaring kubus dan balok. Hal yang pertama yang dilakukan siswa adalah memotong-motong replika kubus dan balok pada setiap bagian rusuknya sehingga terbentuk jaring-jaringnya. Memasuki tahap pelatihan, siswa membuat jaring-jaring kubus dan balok menggunakan kertas karton sebanyak-banyaknya. Siswa sangat antusias dalam membuat jaring-jaring kubus dan balok. Mereka saling bekerjasama dalam membuat jaring-jaring kubus dan balok, sebagian siswa membuat kerangka jaring-jaringnya dan yang lain menggunting hasil kerangka temannya. Gambar 4.3 Aktivitas siswa saat membuat jaring-jaring kubus balok Pada tahap selanjutnya setiap kelompok mengumpulkan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas. Peneliti bersama seluruh siswa menilai hasil kerja setiap kelompok. Dimulai dari kelompok pertama, peneliti menunjukkan jaring-jaring kubus dan balok yang dibuat dan bertanya kepada siswa, ”Apakah ini merupakan jaring-jaring kubusbalok?”, lalu siswa menjawab secara bersama-sama dengan jawaban yatidak. Dari hasil kerja kelompok siswa yang terdapat pada Tabel 4.2 kelompok 4 berhasil membuat jaring-jaring paling banyak yaitu 13 jaring-jaring, kemudian peneliti memberikan rewards kepada kelompok 4 disertai tepuk tangan yang sangat meriah dari kelompok lain. Memasuki tahap akhir pembelajaran, peneliti memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya. Ada s alah satu siswa yang bertanya, “Pak, ada berapa sih jaring-jaring kubus dan balok itu? ”, Peneliti lalu menjawabnya, dengan bantuan proyektor peneliti menampilkan jaring-jaring kubus dan balok secara keseluruhan dan meminta siswa menghitungnya secara bersama-sama. Siswa besama peneliti menyimpulkan materi pembelajaran pada pertemuan kali ini. Tabel 4.2 Hasil kerja kelompok siswa dalam membuat jaring-jaring No Nama Kelompok Jaring-jaring yang berhasil dibuat Total Kubus Balok 1 Kelompok 1 6 4 10 2 Kelompok 2 5 2 7 3 Kelompok 3 7 2 9 4 Kelompok 4 7 6 13 5 Kelompok 5 6 1 7 6 Kelompok 6 7 2 9 7 Kelompok 7 5 3 8 8 Kelompok 8 6 2 8 Pembelajaran hari ini ditutup dengan berdoa dan menyampaikan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, yaitu mengenai luas permukaan kubus dan balok. Tidak lupa, peneliti memberikan tugas dengan meminta setiap kelompok untuk mengambil kembali jaring-jaring kubus dan balok yang telah mereka buat untuk ditempelkan di kertas karton atau papan agar bisa ditampilkan di ruangan kelas mereka untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Gambar 4.4 Hasil Jaring-jaring yang dibuat siswa 3 Pertemuan ketiga Jum ’at, 16 Mei 2014 Pertemuan ketiga dimulai dengan memberi salam kepada siswa dan menyapa siswa dengan menanyakan kabar mereka, serta menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan mengecek kehadiran siswa. Terdapat 1 siswa yang tidak hadir pada pertemuan kali ini dikarenakan sakit. Peneliti mengajak siswa untuk melakukan ice breaking agar siswa kembali semangat mengikuti pembelajaran. Materi pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah luas permukaan kubus dan balok. Pada tahap awal pembelajaran, peneliti memberikan sugesti positif kepada siswa dengan menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran pada pertemuan kali ini dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan menanyakan bagaimana mereka menghitung luas permukaan kubus dan balok. Ketika siswa terlihat siap untuk mengikuti pembelajaran, peneliti membagi siswa kedalam delapan kelompok secara heterogen dan membagikan lembar kerja siswa LKS. Dalam LKS, empat kelompok diminta untuk mencari luas permukaan kubus dan empat kelompok lain mencari luas permukaan balok. Gambar 4.5 Aktivitas siswa saat diskusi kelompok Pada tahap penyampaian, siswa berdiskusi mencari rumus luas permukaan kubus dan balok. Diskusi dimulai dengan mengamati jaring-jaring kubus atau balok yang telah mereka buat visual, kemudian mereka mengukur luas permukaan setiap sisi pada jaring-jaring somatic dan menjumlahkannya sehingga menemukan rumus tersebut intellectual.Siswa sudah terbiasa bekerja secara kelompok dan berdiskusi tentang materi bersama teman kelompoknya auditory. Selama diskusi berlangsung terlihat beberapa siswa serius mengerjakan LKS yang diberikan, namun begitu masih terdapat pula beberapa siswa yang pasif, bahkan ada yang mengobrol atau becanda dengan temannya. Banyak siswa yang masih belum mengerti arahan atau perintah yang ada di dalam LKS, sehingga banyak siswa yang bertanya selama diskusi berlangsung. Peneliti berkeliling kepada setiap kelompok untuk mengarahkan siswa yang belum mengerti. Memasuki tahap pelatihan, peneliti meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Presentasi kelompok dimulai dengan presentasi dari kelompok 5 yaitu tentang menemukan rumus luas permukaan balok. Ketika presentasi berlangsung, kelompok lain memperhatikan, tapi masih ada kelompok yang duduk di belakang, asyik mengobrol dan bercanda dengan temannya. Peneliti lalu meminta seluruh siswa agar memperhatikan temannya yang sedang presentasi. Presentasi dilanjutkan dengan pemaparan dari kelompok dua mengenai luas permukaan kubus. Ketika kelompok lima dan kelompok dua selesai mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, peneliti memberikan waktu kepada kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi hasil presentasi kelompok lima dan kelompok dua. Kelompok lain tidak ada yang bertanya atau menanggapi. Siswa terlihat masih bingung tentang materi yang mereka pelajari, selanjutnya dengan tanya jawab peneliti bersama siswa membahas kembali tentang luas permukaan kubus dan balok. Peneliti memberikan 2 soal kepada siswa untuk mengecek pemahaman siswa tentang luas permukaan kubus dan balok. Peneliti memilih secara acak dua orang siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas, lalu peneliti dan siswa yang lain membahas jawaban yang dikerjakan 2 orang siswa tadi. Gambar 4.6 Aktivitas siswa saat prsentasi kelompok Pada tahap akhir pembelajaran, peneliti dan siswa mengemukakan manfaat apa yang didapatkan pada pembelajaran hari ini. Salah satu manfaatnya adalah siswa menjadi tahu berapa ukuran kertas kado untuk membungkus sebuah hadiah yang berbentuk kubus ataupun balok. Peneliti menghimbau siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya di rumah, yaitu mengenai volume kubus dan balok. Pembelajaran pada pertemuan ketiga ini ditutup dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh peneliti dan diakhiri dengan salam. 4 Pertemuan keempat Sabtu, 17 Mei 2014 Pembelajaran pada pertemuan keempat dibuka dengan memberi salam dan dilanjutkan dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas. Seluruh siswa hadir pada pertemuan kali ini. Materi pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah volume kubus dan balok. Pada tahap awal pembelajaran, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengemukakan manfaat yang akan didapatkan siswa dari mempelajari volume kubus dan balok dalam kehidupan sehari-hari. Gambar 4.7 Aktivitas siswa saat diskusi kelompok Memasuki tahap penyampaian, peneliti mengeluarkan sebotol air mineral yang berisi air 250 ml dan menunjukan kepada siswa bahwa air yang ada di dalam botol tersebut merupakan volume. Siswa diminta meyebutkan contoh volume yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Sama halnya pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, siswa dibagi kedalam beberapa kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa dan peneliti membagikan lembar kerja siswa LKS, serta kubus-kubus kecil yang terbuat dari kayu sebanyak 12 buah kepada masing-masing kelompok. Peneliti mengarahkan siswa untuk mengerjakan LKS dan melaksanakan diskusi kelompok untuk mencari tahu tentang rumus volume kubus dan balok. Siswa terlihat antusias ketika mencari rumus volume kubus dan balok. Mereka menyusun kubus-kubus kecil tersebut menjadi kubus atau balok yang besar somatik, visual, kemudian mereka menghitung banyaknya kubus kecil yang tersusun dan mendiskusikannya dengan teman kelompok sehingga mendapatkan rumus volume kubus atau balok intelektual, auditori. Ketika semua kelompok selesai mengerjakan LKS yang diberikan, selanjutnya peneliti meminta kelompok 1,2,3, dan 4 untuk membuat kubus besar dengan menyatukan kubus-kubus kecil yang mereka punya. Di sisi lain, kelompok 5, 6, 7, dan 8 diminta untuk membuat balok besar di depan kelas. Gambar 4.8 Aktivitas siswa saat presentasi kelompok Pada tahap pelatihan, peneliti menunjuk beberapa kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dengan menggunakan kubus dan balok besar yang ada di depan kelas. Peneliti memberikan waktu kepada kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi hasil presentasi kelompok temannya, dan begitu seterusnya hingga kelompok terakhir. Untuk mengecek pemahaman, peneliti memberikan 2 soal kepada siswa tentang volume kubus dan balok. Peneliti memilih secara acak dua orang siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas, lalu peneliti dan siswa yang lain membahas jawaban yang dikerjakan oleh 2 orang siswa tadi. Pada tahap akhir pembelajaran, peneliti dan siswa mengemukakan manfaat apa yang didapatkan pada pembelajaran hari ini. Peneliti menginformasikan akan diadakan kuis pada pertemuan selanjutnya dan menghimbau siswa untuk mempelajari materi yang telah mereka pelajari dari pertemuan pertama sampai kepada pertemuan hari ini. Sebelum menutup pembelajaran, peneliti membagikan jurnal harian siswa untuk dilengkapi oleh siswa. Pembelajaran pada pertemuan keempat ini ditutup dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh peneliti dan diakhiri dengan salam. 5 Pertemuan kelima Jumat, 23 Mei 2014 Pada pertemuan kelima dilakukan tes hasil belajar siswa pada siklus I yang berlangsung selama 2 x 40 menit. Kegiatan tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan SAVI. Pertemuan kali ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas. Instrumen tes berisi soal-soal mengenai materi pembelajaran dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan keempat yaitu unsur-unsur kubus dan balok, jaring-jaring kubus dan balok, luas permukaan kubus dan balok, dan volume kubus dan balok. Soal tes siklus I ini terdiri dari 5 butir soal yang sudah divalidasi. Selama tes berlangsung, terdapat beberapa siswa yang masih bertanya dan melirik-lirik temannya. Saat tes hasil belajar selesai, peneliti membagikan angket disposisi matematik siklus I kepada siswa, dan meminta mereka untuk melengkapinya. Pertemuan kali ini ditutup dengan berdoa bersama, tidak lupa peneliti pun menghimbau siswa untuk membaca mengenai prisma dan limas yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

c. Tahap Pengamatan dan Analisis Data Siklus I

Tahap pengamatan ini berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti mengamati hasil tindakan penerapan pendekatan SAVI dalam proses pembelajaran di kelas. Peneliti menganalisis data-data yang diperoleh dari tahap pelaksanaan yaitu analisis data angket disposisi matematik siswa, akitivitas siswa dalam proses pembelajaran, respon siswa terhadap pembelajaran dan hasil belajar siswa. Berikut ini adalah paparan hasil analisis data siklus I : 1 Angket Disposisi Matematik Siswa Angket disposisi matematik berisi 33 butir pernyataan yang terdiri dari 18 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif dengan indikator: a Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan terdiri dari 7 item b Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik terdiri dari 8 item c Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas matematik terdiri dari 7 item d Fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan menghargai pendapat yang berbeda terdiri dari 6 item e Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan terdiri dari 5 item. Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh skor akhir disposisi matematik siswa sebesar 63,21. Skor disposisi matematik siswa kelas VIII A tergolong tinggi. Pada hasil angket disposisi matematik siswa akhir siklus I terdapat 14 siswa dalam kategori baik dan 19 siswa dalam kategori cukup. Hasil data yang diperoleh, skor diposisi matematik siswa belum mencapai indikator yang diharapkan, yaitu hasil angket disposisi matematik siswa dalam pembelajaran matematika mencapai skor akhir . Tabel 4.3 Skor Angket Disposisi Matematik Siswa Siklus I No Interval Frekuensi Presentase 1 85 – 91 4 12,12 2 92 – 98 8 24,24 3 99 – 105 5 15,15 4 106 – 112 9 27,27 5 113 – 119 3 9,10 6 120 – 126 4 12,12 Rata-rata presentase 63,21 Peneliti juga mengolah data skor dari setiap indikator disposisi matematik. Skor tiap indikator disposisi matematik siswa di kelas VIII A pada siklus I dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut: Gambar 4.9 Diagram Batang Presentase Indikator Disposisi Matematik Siswa Siklus I 61,80 60,50 66,40 66,70 61,20 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 Indikator Disposisi Matematik Gambar 4.9 menunjukkan bahwa skor rata-rata disposisi matematik yang paling rendah adalah pada indikator kedua, yaitu: minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik. Indikator kedua ini tergolong dalam kategori tinggi dengan nilai sebesar 60,50 . Masih banyak siswa yang acuh tak acuh terhadap pelajaran matematika, terlihat dari beberapa siswa yang hanya diam ketika diskusi berlangsung dan mengobrol atau bercanda dengan temannya. Siswa masih malas untuk mencari materi pembelajaran dari sumber lain selain dari LKS yang mereka miliki. Pada indikator rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan, dan mengkomunikasikan gagasan, rata-rata skor siswa tergolong tinggi yaitu sebesar 61,80. Sebagian siswa masih belum percaya diri dengan kemampuannya dilihat dari siswa masih melihat pekerjaan temannya saat menyelesaikan soal dalam LKS dan saat ujian akhir siklus I. Siswa masih belum berani untuk berargumentasi di depan kelas, siswa masih malu-malu dan saling menunjuk temannya saat mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Siswa masih mengandalkan temannya tanpa mencari tahu sendiri lebih dalam tentang materi yang dipelajari dalam pembelajaran di kelas. Hanya sedikit siswa yang berani untuk berbicara di depan kelas dan menuliskan rumus atau mencoba menyelesaikan soal. Pada indikator gigih dan tekun dalam mengerjakan tugas matematika, rata-rata skor siswa tergolong tinggi, yaitu sebesar 66,40. Tugas kelompok atau individu yang diberikan oleh peneliti selalu dikerjakan siswa dan mereka mengumpulkannya tepat waktu, walaupun masih ada beberapa siswa yang mengandalkan temannya untuk mengerjakan tugas kelompok. Siswa selalu tepat waktu saat masuk kelas untuk belajar matematika, hal ini terlihat dari tidak adanya siswa yang datang terlambat ketika pembelajaran dimulai. Indikator yang memiliki skor paling tinggi adalah indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda, yaitu sebesar 66,70. Kebanyakan siswa menyukai belajar kelompok, mereka bekerjasama selama melakukan tugas yang diberikan, dan rata-rata dari mereka mau mendengarkan pendapat temannya. Indikator yang terakhir, yaitu indikator melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan tergolong tinggi, yaitu sebesar 61,20. Kemauan siswa untuk mengevaluasi dirinya sendiri masih rendah, mereka acuh tak acuh akan kemampuan matematikanya dan mereka masih beranggapan bahwa matematika tidak berguna bagi kehidupan sehari-hari. Secara umum dapat disimpulkan bahwa disposisi matematik siswa kelas VIII A lebih besar pada indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda. Siswa lebih mudah memahami pelajaran matematika dengan bekerja sama dengan temannya, berbagi pengetahuan dan saling mengajarkan. Namun begitu, semua indikator disposisi matematik masih perlu ditingkatkan karena belum mencapai indikator keberhasilan yang peneliti tetapkan yaitu memiliki skor rata-rata ≥70. 2 Aktivitas Siswa Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan SAVI, peneliti mengamati proses belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi siswa. Peneliti mengamati setiap langkah yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan dibantu oleh observer. Data hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4. Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh data hasil observasi aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI mencapai nilai rata-rata skor 57,42 . Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa melakukan aktivitas yang baik dalam pembelajaran matematika walaupun belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti