t. Daya Sumpah
Sumpah adalah pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan atau kepada sesuatu yang dianggap
suci KBBIoffline. I.57
“Demi Hyang Wisynu, sahaya akan kembalikan lima kali lipat setelah berhasil.” 456
Konteks: Dituturkan oleh Kebo Ijo saat mengunjungi Belakangka di
kediamannya. Kebo ijo menerima kantong berisi limapuluh ribu catak dan duaribu saga emas dari Belakangka.
I.58 “Demi kau, Hyang Agni, inilah Lingsang yang akan merawat,
melebur, dan menyimpan emas, perak, dan suasa ini…” 266 Konteks:
Dituturkan oleh Lingsang saat Arok memintanya bersumpah kepada Hyang Agni untuk menjaga emas hasil rampasan
karena Lingsang memiliki keahlian menghitung emas.
Pada tuturan I.57 menggunakan gaya bahasa apostrof dan dibuktikan dengan penggalan kalimat
“…demi Hyang Wisynu...” Maksud yang terkandung dari tuturan ini ialah Kebo Ijo menunjukkan
janjinya dengan menyebut Hyang Wisynu, yang merupakan dewa sesembahan Kebo Ijo kepada Yang Suci Belakangka jika ia berhasil
melaksanakan tugasnya akan mengembalikan uang Yang Suci Belakangka sebanyak lima kali lipat. Pada data I.57 daya sumpah
ditunjukkan dengan menggunakan nama Hyang Wisynu dan ditunjukkan dengan cuplikan kalimat
“demi Hyang Wisynu, sahaya akan kembalikan…” Daya sumpah muncul karena Kebo Ijo
menggunakan nama dewa sesembahannya yang menunjukkan kesungguhan hatinya untuk mengganti uang Belakangka jika ia sudah
berhasil. Efek dari tuturan I.57 ialah Belakangka percaya jika Kebo Ijo tidak akan ingkar terhadap janjinya dan akan memenuhi janjinya
jika berhasil. Pada tuturan I.58 juga menggunakan gaya bahasa apostrof
ditunjukkan dengan cuplikan kalimat “demi kau, Hyang Agni…”
karena menghadirkan sesuatu yang tidak hadir menjadi hadir. Makna dari tuturan I.58 ialah Lingsang bersumpah atas nama dewa
sesembahannya Hyang Agni untuk melaksanakan tugas yang sudah dipercayakan kepadanya untuk merawat, melebur, dan menyimpan
emas, perak, dan suasa. Daya sumpah muncul dengan dituturkannya kata Hyang Agni yang merupakan dewa sesembahan dari Lingsang.
Efek dari tuturan I.58 ialah mitra tutur percaya akan kesungguhan hati penutur jika ia akan melaksanakan tugasnya sebaik-baiknya.
Daya sumpah seperti yang sudah diuraikan di atas adalah kekuatan bahasa yang terungkap melalui gaya bahasa apostrof yang
mengandung pesan menunjukkan kesungguhan hati seseorang untuk bersungguh-sungguh melaksanakan sumpah yang ia ucapkan kepada
mitra tutur. Perhatikan contoh dialog I.57 “Demi Hyang Wisynu,
sahaya akan kembalikan lima kali lipat setelah berhasil”. Tuturan tersebut secara langsung menunjukkan kesanggupan penutur kepada
lawan bicaranya untuk menunjukkan kesanggupannya memenuhi janjinya dengan menyebut nama dewa sesembahan agar mitra tutur
percaya kepada penutur jika ia bersungguh-sungguh akan menepati janjinya.
u. Daya Janji