Daya Dogma Daya Magi

untuk memijit kepada Tunggul Ametung. Efek dari tuturan X.16 ialah Ken Dedes memijat kepala Tunggul Ametung lebih keras daripada sebelumnya. Pada tuturan X.16 daya perintah muncul dengan penggunaan kalimat Yang keras Keras Lebih keras dengan harapan Ken Dedes memijati kepala Tunggul Ametung lebih keras lagi. Daya perintah seperti yang telah diuraikan di atas adalah kekuatan bahasa yang terungkap melalui gaya bahasa epizeukis yang nampak pada data X. 16 “Yang keras Keras Lebih keras” Dalam tuturan tersebut mengandung daya perintah karena penutur meminta mitra tutur untuk melakukan apa yang dikendakinya. Tuturan tersebut secara langsung memberi perintah kepada mitra tutur.

p. Daya Dogma

Dogma menurut KBBIoffline pokok ajaran tt kepercayaan dsb yg harus diterima segagai hal yg benar dan baik, tidak boleh dibantah dan diragukan. Berbeda dengan deklarasi, dogma lebih hanya bersifat ajaran, sedangkan deklarasi menitik beratkan pada pengakuan, walaupun pengakuan tersebut berasal dari ajaran. Dalam novel Arok Dedes karya Pramoedya, juga ditemukan daya bahasa dogma yang dilakukan dalam berbagai gaya bahasa. I.34 “Yang Mulia, bawalah perempuan ini naik ke peraduan. Para dewa membenarkan. ...” 14 Konteks: Dituturkan oleh Belakangka kepada Ametung ketika itu memasuki upacara menaiki peraduan pengantin yang dipimpin oleh Yang Suci Belakangka. Gaya bahasa yang terdapat pada I.34 adalah apostrof diawali dengan kata “… Para dewa…” dan diakhiri dengan kata membenarkan. ...” 14, menjelaskan bahwa ‘Para dewa’ mempunyai standar khusus untuk ‘membenarkan’, maka jelas bahwa ada sifat ajaran yang disampaikan, tidak dapat disangkal, dibantah maupun diragukan. Daya dogma muncul pada data I.34 upacara pernikahan Ken Dedes dan Tunggul Ametung sudah menjadi kehendak para dewa. Daya dogma seperti yang telah diuraikan di atas ialah kekuatan bahasa yang terungkap melalui gaya bahasa apostrof yang ditunjukkan dengan tuturan “Yang Mulia, bawalah perempuan ini naik ke peraduan. Para dewa membenarkan. ...” Tuturan tersebut secara langsung menunjukkan pokok ajaran tentang kepercayaan yang harus diterima sebagai hal baik dan benar.

q. Daya Magi

Magi menurut KBBIoffline adalah sesuatu atau cara tertentu yg diyakini dapat menimbulkan kekuatan gaib dan dapat menguasai alam sekitar, termasuk alam pikiran dan tingkah laku manusia. Dalam novel Arok Dedes karya Pramoedya, juga ditemukan daya bahasa magi yang ditunjukan dalam berbagai gaya bahasa. II.23 ”Setidak-tidaknya dari Hyang Bathara Guru aku tahu, dua hari lagi kalian akan mendapat perintah untuk mengangkut upeti ke Kediri. Dari Hyang Wisynu aku tahu, kalian akan lakukan itu dengan patuh.” 21 Konteks: Dituturkan oleh Borang kepada seluruh penduduk desa Bantar dan mengumpulkan mereka ke tengah lapangan Bantar. II.2 “… Biarpun ingatanmu mendapatkan pancaran dari Hyang Ganesya.”60 Konteks: Dituturkan oleh salah seorang teman Temu yang memperingatkannya karena sudah lama tidak belajar. II.43 “Temu”, serunya, “dengan kemampuan seperti ini, pandangmu akan menguasai manusia dan benda.” 85 Konteks: Dituturkan oleh Tantripala yang kagum akan kecerdasan Temu saat belajar ilmu ekagrata. Pada data I.55 menggunakan gaya bahasa apostrof karena menghadirkan Hyang Wisynu dan Hyang Batara Guru. Maksud dari kalimat I.55 ialah Borang mendapat infomasi dari para dewa tentang penyerahan upeti yang akan dilaksanakan dua hari lagi. Daya magi muncul karena Borang mendapat kekuatan dari Hyang Wisynu dan Hyang Batara Guru mengenai penyerahan upeti ke Kediri. Pada data II.2 menggunakan gaya bahasa eponim yang ditunjukkan dengan Hyang Ganesha yang artinya dewa ilmu pengetahuan. Maksud dari data II.2 ialah Arok memiliki daya ingat yang sangat baik. Daya magi muncul karena kemampuan mengingat Arok yang sangat luar biasa, ia dapat mengingat semua mata pelajaran yang diberikan oleh Lohgawe dengan cepat karena ia mendapat berkat dari Hyang Ganesha. Pada data II.43 menggunakan gaya bahasa hiperbola yang nampak pada kali mat “…pandangmu akan menguasai manusia dan benda.” Maksud dari data II.43 ialah kemampuan melihat yang dimiliki Arok sangat hebat. Termasuk daya magi karena penglihatan mata Arok bisa menguasai alam sekitar karena ia memiliki kekuatan ekagrata. Daya magi seperti yang telah diuraikan di atas adalah kekuatan bahasa yang terungkap melalui gaya bahasa epitet yang seperti pada tuturan “… Biarpun ingatanmu mendapatkan pancaran dari Hyang Ganesya.” Tuturan tersebut secara langsung menunjukkan kepada mitra tutur bahwa ada sesuatu yang diyakini penutur sehingga dapat menimbulkan hal gaib.

r. Daya Provokasi