Daya Janji Deskripsi Gaya Bahasa yang Berdaya Bahasa

percaya kepada penutur jika ia bersungguh-sungguh akan menepati janjinya.

u. Daya Janji

Janji menunjukkan kesanggupan seseorang untuk melakukan sesuatu yang berupa amanat untuk dilaksanakan. Menurut KBBIoffline, janji adalah sebuah tuturan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat sesuatu seperti memberi, menolong, bertemu, dan lain sebagainya. III.21 “…Akan aku perlihatkan pada dunia: kaum brahmana takkan bisa bikin apa-apa pada waktu seorang brahmani bernama Dedes aku dudukkan di atas singgasana Tumapel. ...” 113 Konteks: Dituturkan Tunggul Ametung ketika ia berhasil membawa Dedes, tetapi ia meronta, mengumpat terus. V.9 “Hidup dan mati sahaya adalah milik Sri Baginda.” 225 Konteks: Dituturkan oleh Tunggul Ametung ketika menghadap Sri Baginda Kretajaya melaporkan keadaan Tumapel. V.59 “Sahaya berjanji akan bersetia dan menjaga keselamatan sang Akuwu dan Paramesywari dan Tumapel.” 321 Konteks: Dituturkan oleh Arok ketika ia dihadapkan kepada Akuwu oleh Lohgawe untuk membantu menumpas pemberontakan di Tumapel. X.20 “...Dengan cakra Hyang Wisynu, dengarkan Kebo Ijo bicara, akan kupelihara Gerakan Empu Gandring ini tanpa Empu Gandring.” 508 Konteks: Dituturkan oleh Kebo Ijo di hadapan para tamtama yang menanyakan keberadaan Empu Gandring dan Yang Suci Belakangka. Gaya bahasa zeugma ada pada data V.9 muncul pada kata hidup dan mati. Maksud yang terkandung pada tuturan V.9 ialah menunjukkan kepasrahan seorang bawahan kepada rajanya jika hidup dan matinya adalah miliki baginda. Daya muncul adalah janji karena Tunggul Ametung menyerahkan nyawanya sendiri pada Sri Kretajaya di mana Sri Kretajaya adalah seorang raja. Pada tuturan V.59 menggunakan gaya bahasa polisidenton yang dihubungkan dengan konjungsi. Kata Akuwu, Paramesywari, Tumapel dihubungkan dengan menggunakan kata dan. Akuwu, Paramesywari, Tumapel memiliki kata yang berurutan yang menunjukkan unsur-unsur dalam pemerintahan. Maksud yang terkandung dari tuturan tersebut ialah Arok berjanji akan menjaga keselamatan akuwu, Paramesywari, dan Tumapel. Efek dari tuturan tersebut ialah lawan tutur mempercayai janji yang diucapkan oleh mitra tutur. Daya janji seperti yang sudah diuraikan di atas adalah kekuatan bahasa yang terungkap melalui gaya bahasa polisidenton yang mengandung pesan menyatakan janji. Seperti pada tuturan “Sahaya berjanji akan bersetia dan menjaga keselamatan sang Akuwu dan Paramesywari dan Tumapel.”maksud dari tuturan tersebut ialah Arok berjanji akan menjada keselamatan Tunggul Ametung, Ken Dedes, dan Tumapel. Secara langsung tuturan tersebut menyatakan janji penutur kepada mitra tutur akan suatu hal yang harus dilaksanakan di lain waktu.

C. Pembahasan