BAB VI PERLAWANAN TERHADAP TUNGGUL AMETUNG
No. Data
Konteks Gaya Bahasa
Daya Bahasa
1 Api  itu  gemeratak  memakan  tumpukan
ranting dan dahan. Asap mengepul langsung ke  udara  kadang  dibungai  oleh  percikan…
Batang, dahan, ranting, dan dedaunan hutan di  sekeliling  mereka  melongokkan  diri  ikut
menemani. 265 Sekelompok  pemuda  yang  sedang  duduk
melingkari api sambil bersenda gurau. Personifikasi
‘Jelas’ informasi
2 “Demi  kau,  Hyang  Agni,  inilah  Lingsang
yang akan
merawat, melebur,
dan menyimpan  emas,  perak,  dan  suasa  ini…”
266 Dituturkan  oleh  Lingsang  saat  diminta
Arok  bersumpah  kepada  Hyang  Agni untuk  menjaga  emas  hasil  rampasan.
Lingsang  memiliki  keahlian  menghitung emas,
Apostrof Sumpah
3 “Kau  dengar?  Hyang  Pancagina  akan
tinggalkan kau.” 268 Dituturkan  oleh  kepada  Empu  Gandring
untuk  membuatkan  senjata,  tetapi  pada saat itu Gandring menolak.
Apostrof Ancam
4 “Bodoh  Kalau  angkutan  besi  ke  pabrikmu
aku hancurkan,
tak bakal
lagi kau
mempersembahkan sesaji
pada Hyang
Pancagina.” 268 Dituturkan  oleh  kepada  Empu  Gandring
untuk  membuatkan  senjata,  tetapi  pada saat itu Gandring menolak.
Sarkasme Cemooh
5 “Kau seorang anak pandai emas yang tajam
hidung. Tahu saja kau di mana tempatnya.” 269
Dituturkan  oleh  Arok  kepada    Hayam ketika ia sedang tertidur.
Metafora Puji
6 Ia  lihat  lubang  penimbun  kotoran  ternak  itu
kering kerontang. 270 Hayam  dan  Arok  melanjutkan  perjalanan
menuju  ke  rumah  Ki  Bango  Samparan. Hiperbola
‘Jelas’ informasi
Sesampainya  di  sana,  tak  ditemukan apapun di dalam rumah itu.
7 Dari kejauhan seperti sabit. 272
Arok  menarik  parang  dan  orang  itu  lari, tanpa berteriak.
Simile ‘Jelas’
informasi 8
“Penangis  di  depanmu  itu,  Arok,  adalah gadis  terganas  dari  seluruh  rombongannya.
Tak  ada  di  antara  mereka  yang  dikasihnya ampun.  Haus  darah  dia  Arok.  Hampir-
hampir  tak  pernah  bicara.  Lebih  sering
melamun.” 275 Dituturkan  Tanca  kepada  Arok  ketika
Arok  bertemu  kembali  dengan  Umang setelah sekian lama tak berjumpa.
Hiperbola Cemooh
9 Umang
lari mendahului
dan nangis
meraung-raung. 276 Umang
berlari menuju
hutan dan
menangis. Hiperbola
‘Jelas’ informasi
10 “Dia  bilang:  ‘aduh,  aduh  Sri  Ratu
Lengkungsari,  betapa  indah  bongkokmu  ini, sampai  semua  babi  hormat  padamu,  tak
berani  mendekat  tak  berani  menegur.
…” 277
Dituturkan  oleh  Arok  ketika  menyusul Umang ke dalam hutan lalu menceritakan
pada  Umang  kisah  seekor  babi  bongkok. Untuk menghibur.
Alegori ‘Jelas’
informasi
11 Mereka  berdua  telah  bermandi  keringat
waktu  mencapai  rombongan.  Tanpa  ada yang  bicara  lagi  rombongan  itu  berjalan
terus
semakin memasuki
kandungan belantara. 279
Arok  dan  Umang  menyusul  Tanca  dan pasukannya.
Hiperbola ‘Jelas’
informasi
12 Dan  mereka  berjalan  terus  seakan  tiada
terjadi sesuatu. 279 Ketika  berjalan  di  hutan,  rombongan
pasukan  Arok  diikuti  oleh  seekor  macan loreng  kuning  hitam  dan  menuju  ke
sebuah gubug. Simile
‘Jelas’ informasi
13 Sebuah  gubuk  panjang  dari  kulit  kayu
beratapkan daun-daunan
yang belum
Ketika  berjalan  di  hutan,  rombongan pasukan  Arok  diikuti  oleh  seekor  macan
Personifikasi ‘Jelas’
informasi
sepenuhnya  kering  menari-nari  dalam  sinar unggun yang tidak itu. 279
loreng  kuning  hitam  dan  menuju  ke sebuah gubug.
14 Perkara  mereka  macam-macam.  Antarnya
karena  tak  mampu  membayar  iuran  negeri, pertengkaran  dengan  pejabat,  tak  mampu
membayar  hutang,  pendatang  baru  yang menolak menyerahkan istrinya pada seorang
prajurit,  gagal  menyerahkan  hewan  pada pembesar  setempat,  karena  hewan  itu
ternyata terserang penyakit dan mati. 280 Ketika  berjalan  di  hutan,  rombongan
pasukan  Arok  diikuti  oleh  seekor  macan loreng  kuning  hitam  dan  menuju  ke
sebuah gubug. Asidenton
‘Jelas’ informasi
15 Mereka  terdiri  dari  laki  dan  perempuan,
dewasa dan kanak-kanak. 280 Ketika  berjalan  di  hutan,  rombongan
pasukan  Arok  diikuti  oleh  seekor  macan loreng  kuning  hitam  dan  menuju  ke
sebuah gubug. Zeugma
‘Jelas’ informasi
16 Di bawah pimpinan Arok dan Tanca mereka
melakukan penyergapan-penyergapan,
penyerangan,  dan  perampasan  barang- barang Akuwu Tumapel. 280
Ketika  berjalan  di  hutan,  rombongan pasukan  Arok  diikuti  oleh  seekor  macan
loreng  kuning  hitam  dan  menuju  ke sebuah gubug.
Klimaks ‘Jelas’
informasi
17 Dua
kali mereka
telah menyergap
pengangkutan  besi  dari  Hujung  Galuh, menghancurkan
lima koyang
garam, limapuluh  satu  pikul  beras,  duaratus  takar
minyak-minyakan,  beratus  hasta  kain  tenun. 280
Ketika  berjalan  di  hutan,  rombongan pasukan  Arok  diikuti  oleh  seekor  macan
loreng  kuning  hitam  dan  menuju  ke sebuah gubug.
Asidenton ‘Jelas’
informasi
18 “Kerbau  betina  pun  takkan  berbahagia
dengan  orang  dungu  seperti  itu,  Tanca.” 282
Dituturkan oleh Arok kepada Tanca ketika memperhatikan rombongan Akuwu lewat.
Sarkasme Cemooh
19 “Lantas  kita  mau  apa  kalau  berhasil?  Kau  Dituturkan oleh Arok kepada Tanca ketika
Simile Cemooh
pun  tak  tahu  jalan  lagi  seperti  orang  buta bergerayangan
mencari jalan,
jadi tertawaan.” 283
memperhatikan rombongan Akuwu lewat.
20 “Barangkali  benar  pendapatmu:  kita  begini
saja  sampai  para  dewa  berkenan  memberi petunjuk jalan.” 283
Dituturkan oleh Arok kepada Tanca ketika memperhatikan rombongan Akuwu lewat.
Apostrof Nasihat
21 Dari  sinar  damar  ia  lihat  wanita  itu  bukan
seorang ibu muda yang dulu, tetapi telah tua dengan muka telah dirusak oleh usia. 285
Arok  menuju  rumah  Ki  Lembung, orangtua  angkatnya  dulu.  Di  rumah  itu
hanya  ditemui  seekor  anak  kerbau  dan emaknya.
Oksimoron ‘Jelas’
informasi
22 “... Ya dewa, mengapa kau tak keluarkan air
dari dadaku untuk anak ini? 285 Dituturkan  oleh  Nyi  Lembung  kepada
Arok setelah lama tak bertemu. Apostrof
Keluh 23
“…  Biar  pun  begitu  kaulah  satu-satunya anakku,  ah,  Brahmaputra,  Brahmaputra….”
285 Dituturkan  oleh  Nyi  Lembung  kepada
Arok setelah lama tak bertemu. Apostrof
Keluh
24 Ia  letakkan  Nyi  Lembung  di  atas  ambin  dan
wanita  itu  merangkulnya  seakan  takkan dilepaskan untuk selama-lamanya. 285
Dituturkan  oleh  Nyi  Lembung  kepada Arok setelah lama tak bertemu.
Simile ‘Jelas’
informasi 25
Gerakan  itu  kemudian  berpadu  dengan gerakan Arok, kekuasaan setempat dan kaum
petani penganut Syiwa. 287 Dituturkan  oleh  Nyi  Lembung  kepada
Arok setelah lama tak bertemu. Metonimia
‘Jelas’ informasi
26 Kediri  yang  murka  karena  perbuatan
Tunggul Ametung, menjadi sibuk. 287 Pemberontakan  yang  terjadi  di  Tumapel
membuat  Kediri  campur  tangan  dan memutuskan  supaya  Tunggul  Amateng
menyelesaikan pemberontakan itu. Sinekdok
‘Jelas’ informasi
27 Tanpa  mengindahkan  ...  ia  daki  tangga,
mendobrak  pintu  loteng  dan  menjatuhkan diri  di  hadapan  silpasastrawan  yang  sedang
Pemberontakan  yang  terjadi  di  Tumapel membuat  Kediri  campur  tangan  dan
memutuskan  supaya  Tunggul  Amateng Klimaks
‘Jelas’ informasi
membikin  perhitungan  di  atas  selembar rontal. 290
menyelesaikan pemberontakan itu. 28
Mereka  mematikan  damar,  menuruni  tangga dan lari melintasi padang batu. 290
Pemberontakan  yang  terjadi  di  Tumapel membuat  Kediri  campur  tangan  dan
memutuskan  supaya  Tunggul  Amateng menyelesaikan pemberontakan itu.
Klimaks ‘Jelas’
informasi
29 Pada  malam  itu  juga  pasukan  Arok,
diperkuat  oleh  barisan  biarawan  dan biarawati  dan  para  petani  Syiwa,  menyisiri
hutan selingkaran pendulangan. 290 Pemberontakan  yang  terjadi  di  Tumapel
membuat  Kediri  campur  tangan  dan memutuskan  supaya  Tunggul  Amateng
menyelesaikan pemberontakan itu. Polesidenton
‘Jelas’ informasi
30 Dan  pasukan  itu  bergerak  dalam  kegelapan
seperti gelombang kucing malam. 291 Arok  dan  pasukannya  memasuki  hutan
untuk  mencari  daerah  sumber  emas Tunggul Ametung.
Simile ‘Jelas’
informasi 31
Orang  itu  mencoba  meraung.  Mulutnya Nampak besar dan gelap seperti gua. 291
Umang  dan  Tanca  menemukan  seorang jajaro, lalu menikamnya.
Simile ‘Jelas’
informasi 32
“Setiap  malam  sahaya  bersembunyi  di ladang  batu,  Gusti,  ah,  Gusti  Putra,  beribu
terimakasih Gusti sudi datang begini” 292 Dituturkan  oleh  Rimang  ketika  Gusti
Putra menemukannya
sedang bersembunyi di ladang batu.
Hiperbola Optimis
33 “Ya Mahadewa, beri aku kekuatan.” 294
Dituturkan oleh Rimang saat ia membantu Gusti Putra melawan para jajaro.
Apostrof Pinta
34 Bulan  tua  mulai  muncul  dari  atas  hutan,
mendesak  kemutlakan  kegelapan.  Mereka mulai
dapat melihat
bayang-bayang bergentayangan  di  padang  batu,  di  depan
gubug-gubug,  juga  suara-suara  manusia. Bulan itu naik sejengkal lagi… 295
Arok  dan  pasukan  biarawan-biarawati sudah  sampai  di  ladang  batu,  tempat
pendulangan emas. Personifikasi
‘Jelas’ informasi
35 Panah
cepat dari
barisan biarawan-
biarawati  mulai  menghujani  dengan  jarum Rombongan jajaro itu menyerang pasukan
Arok dan
meraung-raung untuk
Personifikasi ‘Jelas’
informasi
bambu mautnya. 296 memanggil  jajaro  yang  lain.  Terjadilah
pertempuran. 36
Sekarang pasukan
jajaro meraung
berbarengan.  …  Mereka  masih  tetap meraung-raung  dengan  suara  bolong  dan
terdengar  aneh,  seperti  keluar  dari  rongga
mulut macan. … 296 Rombongan jajaro itu menyerang pasukan
Arok dan
meraung-raung untuk
memanggil  jajaro  yang  lain.  Terjadilah pertempuran.
Jajaro  tidak  mengetahui  cara  berperang, mereka  tidak  bisa  menangkis  panah-
panah.  Beberapa  dari  mereka  membuang senjata dan lari memasuki hutan.
Simile ‘Jelas’
informasi
37 Empatratus orang jajaro buyar memecah diri
seperti kelompok lebah dilempar batu. Rombongan jajaro itu menyerang pasukan
Arok dan
meraung-raung untuk
memanggil  jajaro  yang  lain.  Terjadilah pertempuran.
Jajaro  tidak  mengetahui  cara  berperang, mereka  tidak  bisa  menangkis  panah-
panah.  Beberapa  dari  mereka  membuang senjata dan lari memasuki hutan.
Simile ‘Jelas’
informasi
38 Panah-panah berterbangan.  296
Rombongan jajaro itu menyerang pasukan Arok
dan meraung-raung
untuk memanggil  jajaro  yang  lain.  Terjadilah
pertempuran. Jajaro  tidak  mengetahui  cara  berperang,
mereka  tidak  bisa  menangkis  panah- panah.  Beberapa  dari  mereka  membuang
senjata dan lari memasuki hutan. Personifikasi
‘Jelas’ informasi
39 “Binatang-binatang  itu.  Kau  benar  juga.”
297 Dituturkan  oleh  Gusti  Putra  ketika  itu
mereka  sedang  bersembunyi  dari  para Sarkasme
Cemooh
jajaro. 40
Sinar  matari  pagi  telah  mulai  menusuki mendung di sebelah timur. 300
Menggambarkan cuaca di ladang batu saat itu.
Personifikasi ‘Jelas’
informasi 41
Semua  budak,  laki-perempuan,  tua-muda, dan  kanak  kanak  bersorak-sorai  menyambut
kedatangan pasukan pembebas itu. 301 Semua budak yang bekerja di ladang batu
dikumpulkan oleh pasukan Arok. Antiklimaks
‘Jelas’ informasi
42 Arok  naik  ke  atas  sebongkah  batu,  berlutut
dan  mengucap  syukur  kepada  Mahadewa. 301
Semua budak yang bekerja di ladang batu dikumpulkan oleh pasukan Arok.
Klimaks ‘Jelas’
informasi 43
“Inilah  Ki  Bango  Samparan,  bapakku. Hormati  dia  seperti  kalian  menghormati
aku,…” 302 Dituturkan
oleh Arok
ketika ia
mengumpulkan  seluruh  budak  di  ladang batu.
Simile Perintah
44 “…  Untuk  selanjutnya  tak  boleh  lagi,  baik
karena  judi,  hutang,  maupun  tak  kuat membayar upeti. …” 303
Dituturkan oleh
Arok ketika
ia mengumpulkan  seluruh  budak  di  ladang
batu. Klimaks
Persuasi
45 Tombak  diacukan  pada  dadanya.  Secepat
kilat punggawa
itu telah
terpelintir tangannya ke belakang badan. 304
Hayam  melihat  seorang  punggawa  keluar dari hutan di belakang rumah.
Hiperbola ‘Jelas’
informasi 46
Sebelum  Gusti  Putra  menyelesaikan  kata- katanya mulutnya telah kena hujan tinju, dan
terbisukan. 305 Dituturkan  oleh  Gusti  putra  ketika
punggawa  keluar  dari  hutan  dan  datang regu Hayam.
Hiperbola Rangsang
47 “Kalau  yang  sepuluhribu  itu  tidak  ada
kepalamu  tergantung-gantung  di  ujung pedang,”... 306
Dituturkan  oleh  Hayam  kepada  Rimang saat ditanyai sisa emas yang ada.
Perifrasis Ancam
48 “Aku  berasal  dari  sudra,  berlaku  satria,
berhati  b rahmana.  Panggil  sesuka  hatimu.”
308 Dituturkan  oleh  Arok  ketika  Hayam
membawa  Gusti  Putra  dan  Rimang  ke hadapannya.
Klimaks Klaim
49 Jadi  satu-satunya  yang  terbuka  baginya  Kepercayaan  Tunggul  Ametung  yang
Klimaks ‘Jelas’
hanya  berbaikan  dengan  kaum  brahmana, meminta  bantuan  mereka,  berdamai  dengan
seluruh umat Syiwa.  311 mulai goyah kepada para prajuritnya.
informasi
50 Jenggot  hitamnya  yang  panjang  melambai-
lambai  dan  matanya  yang  sipit  mengejek. 312
Tanca  dan  Arok  mengunjungi  pabrik senjata Empu Gandring.
Personifikasi ‘Jelas’
informasi 51
“Kau  terlalu  pongah,  Empu  Gandring. Apakah  kau  kira  kami  tak  bisa  beli
kepalamu? …” 313 Tanca  dan  Arok  mengunjungi  pabrik
senjata Empu Gandring. Sarkasme
Ancam
52 “Penipu” 315
Tanca  dan  Arok  mengunjungi  pabrik senjata Empu Gandring.
Sarkasme Cemooh
53 “Kau  belum  lagi  mengangkat  janji  pada
Hyang Pancagina.” 315 Dituturkan  olehArok  saat  mengunjungi
kediaman Empu
Gandring untuk
dibuatkan senjata. Apostrof
Sesal
54 “… Semua brahmana di Tumapel, Kediri, di
seluruh  pulau  Jawa,  akan  menyokongmu. 317
Dituturkan  oleh  Lohgawe  ketika  ia mengajak  Arok  untuk  menemui  Tunggul
Ametung. Klimaks
Optimis
55 “Dengan  Tumapel  di  tanganmu  kau  akan
bisa hadapi Kediri. … “ Dituturkan  oleh  Lohgawe  ketika  ia
mengajak  Arok  untuk  menemui  Tunggul Ametung.
Sinekdok Optimis
56 “Demi  Hyang  Mahadewa,  kau  pasti  bisa.”
317 Dituturkan  oleh  Lohgawe  ketika  ia
mengajak  Arok  untuk  menemui  Tunggul Ametung.
Apostrof Klaim
57 “Begitulah  tingkah  seorang  sudra  yang  tak
tahu diuntung,” kata Lohgawe. 319 Dituturkan  oleh  Lohgawe  ketika  ia  dan
Arok sampai
ke pekuwuan
dan menghadap Tunggul Ametung.
Sarkasme Cemooh
58 “… Tidak pernah bisa menghormati orang.
Juga tidak bisa menghormati dirinya sendiri. Dituturkan  oleh  Lohgawe  ketika  ia  dan
Arok sampai
ke pekuwuan
dan Epizeukis
Cemooh
Tak ada
sesuatu pun
yang perlu
dihormatinya.” 319 menghadap Tunggul Ametung.
59 “Sahaya berjanji akan bersetia dan menjaga
keselamatan  sang  Akuwu  dan  Paramesywari dan Tumapel.” 321
Dituturkan oleh
Arok ketika
ia dihadapkan kepada Akuwu oleh Lohgawe
untuk membantu
menumpas pemberontakan di Tumapel.
Polisidenton Janji
BAB VII AROK DAN DEDES