Reputational Risk Compliance Risk

132 Laporan Tahunan 2009 Annual Report kolektif dan menyeluruh di lingkungan komite- komite pengawasan dan eksekutif, yang turut mempengaruhi langkah-langkah yang diambil setiap harinya dalam kerangka kebijakan dan arah yang telah ditetapkan.

7. Risiko Reputasi

Risiko reputasi timbul dari adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif mengenai Bank DKI. Risiko Reputasi dikelola dengan memperhatikan keluhan nasabah serta dengan merespon setiap berita yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap Bank. Untuk meningkatkan citra di masyarakat, Bank berusaha seoptimal mungkin dengan memberikan pelayanan terbaik. Hal ini dilakukan dengan berbagai upaya, diantaranya mendidik karyawan Bank untuk dapat memberikan pelayanan terbaik dengan pelatihan service excellent. Pembentukan unit pengaduan nasabah sebagai upaya untuk meningkatkan citra Bank DKI sehingga persepsi negatif mengenai Bank dapat dikurangi, serta peningkatan peran corporate secretary untuk merespon publikasi negatif serta meningkatkan hubungan yang baik dengan pihak luar. Selain itu, mengingat risiko reputasi ini bukan merupakan risiko yang dikelola secara terpisah dari risiko-risiko lainnya, khususnya bagi bank dengan kompleksitas usaha yang tinggi, maka pengelolaan setiap aktivitas fungsional bank sedapat mungkin terintegrasi ke dalam suatu sistem dan proses manajemen risiko yang akurat dan komprehensif.

8. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah Risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak memenuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku, seperti risiko yang terkait dengan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum KPMM, kualitas aktiva produktif, Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif PPAP, Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK, Posisi Devisa Neto PDN, risiko strategis yang terkait dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP bank dan risiko lainnya yang terkait dengan ketentuan tertentu. Risiko Kepatuhan yang utama adalah denda akibat keterlambatan pelaporan. Sosialisasi terhadap aturan- aturan baru sangat perlu dilakukan dalam rangka mengurangi kesalahan dan denda dari Bank Indonesia. Selain itu, uji terhadap rancangan keputusan dan rancangan kebijakan yang baru oleh Direktur Kepatuhan akan dapat mengurangi risiko kepatuhan. decision making throughout the environs of the monitoring committees and executives, which would affect daily steps that has been undertaken in the framework of policies and set directions already set.

7. Reputational Risk

Reputational risk arises from negative publications related to the business activities of the bank or any negative perceptions concerning Bank DKI. Reputational risk is managed by paying attention to customer’s complaints and by responding to all news that can cause negative impacts to the Bank. In order to improve its image in the community, the Bank does its best to give the best service it can. This is done by many efforts; among others by educating Bank employees so they can give the best service with the ‘service excellent’ training. The formation of the customer’s complaint unit is an effort to improve the image of Bank DKI, so that negative perceptions concerning the Bank can be reduced. This also goes for the increase in the role of the corporate secretary in responding to negative publications and in improving good relations with outside parties. Hence, regardless that reputational risk is not a risk that can be managed separately from other risks, especially for banks with a high level of business complexity, the management of each functional activity of the bank is integrated as much as possible into an accurate and comprehensive system and processes of risk management.

8. Compliance Risk

Compliance risk is a risk caused by the Bank’s failure to comply with or to satisfy or to execute the laws and other prevailing rules and regulations, such as risks related to the Obligation to fulill the Capital Adequacy Ratio CAR, the quality of earning assets, the Formation of Reserved Earning Assets PPAP, the Maximum Credit Limit BMPK, the Net Foreign exchange Position PDN, strategic risk related to the Company’s Work Plan and Budget RKAP of the bank, and other risks related to certain regulations. the main compliance risk is deined as ines caused by tardiness in reporting. Socialization of new regulations is necessary in order to reduce errors and subsequent ines from Bank Indonesia. Apart from that, having the Compliance Director test the design of the decisions and new policies would signiicantly reduce compliance risk. Laporan Tahunan 2009 Annual Report 133

14. PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT Penyediaan Dana Besar Large Exposure