ANALISA JATUH TEMPO ASET DAN KEWAJIBAN BERDASARKAN PERIODE YANG TERSISA

Laporan Tahunan 2009 Annual Report 259 PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain 70

40. ANALISA JATUH TEMPO ASET DAN KEWAJIBAN BERDASARKAN PERIODE YANG TERSISA

Lanjutan Usaha-usaha yang dilakukan Bank untuk mengatasi maturity gap adalah sebagai berikut: 1. Mengurangi penanaman dana pada portofolio surat-surat berharga investasi yang sifatnya jangka panjang. 2. Mencari sumber dana jangka panjang dan menengah baru antara lain dengan menerbitkan obligasi baru atau mencari pinjaman interbank jangka panjangmenengah.

41. PERKEMBANGAN TERAKHIR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERATURAN

LAINNYA Standar Akuntansi Keuangan Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan akan berlaku setelah 31 Desember 2009 : a. PSAK No. 50 Revisi 2006, Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, yang menetapkan prinsip penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas dan saling hapus aktiva keuangan dan kewajiban keuangan. Pernyataan ini berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aktiva keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aktiva keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK No. 50 Revisi 2006 ini menggantikan PSAK No. 50, Akuntansi Investasi Efek Tertentu, yang dikeluarkan tahun 1998. Pernyataan ini berlaku secara prospektif untuk periode yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2010; dan b. PSAK No. 55 Revisi 2006, Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran yang mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aktiva keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. PSAK No. 55 Revisi 2006 ini menggantikan PSAK No. 55, Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai, yang dikeluarkan tahun 1999. Pernyataan ini berlaku secara prospektif untuk periode yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2010. c. Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan PPSAK No. 4, Pencabutan PSAK No. 31 Revisi 2000: “Akuntansi Perbankan”, PSAK No. 42: “Akuntansi Perusahaan Efek” dan PSAK No. 49: “Akuntansi Reksa Dana” berlaku untuk semua entitas yang menerapkan PSAK No. 31 Revisi 2000, PSAK No. 42 dan PSAK No. 49. d. PPSAK No. 5, “Pencabutan ISAK 06:Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 1999 tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing”. 260 Laporan Tahunan 2009 Annual Report PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain 71

41. PERKEMBANGAN TERAKHIR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERATURAN

LAINNYA Lanjutan Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: a. PSAK No. 1 Revisi 2009, “Penyajian Laporan Keuangan” menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum general purpose financial statements agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. b. PSAK No. 2 Revisi 2009, “Laporan Arus Kas”, memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan financing selama suatu periode. c. PSAK No. 4 Revisi 2009, “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. d. PSAK No. 5 Revisi 2009, “Segmen Operasi”. Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas usaha yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. e. PSAK No. 48 Revisi 2009, “Penurunan Nilai Aset”, menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui. f. PSAK No. 57 Revisi 2009, “Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi” bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Sebagaimana dimungkinkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia SE-BI No. 1133DPNP tanggal 8 Desember 2009, untuk penerapan pertama kali PSAK No. 50 dan No. 55, Bank akan menerapkan ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dengan menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Kualitas Aktiva Bank Umum. Sesuai dengan SEBI tersebut ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan 31 Desember 2011.