138
Laporan Tahunan 2009 Annual Report
20. BUY BACK OBLIGASI
Selama tahun 2009 Bank DKI tidak pernah membeli kembali obligasi yang telah dikeluarkan.
20.1. Peringkat Obligasi
Pt Pemeringkat Efek Indonesia Pt Peindo menaikkan peringkat PT Bank DKI untuk periode
30 Desember 2009 sampai 1 Januari 2011, dari idA- menjadi id A dengan stable outlook. Begitu pula
untuk Obligasi V tahun 2008 dengan total sebesar Rp425 miliar juga naik dari idA- menjadi id A stable
outlook
. Sedangkan Obligasi Subordinasi I Tahun 2008 sebesar Rp325 miliar naik dari idBBB+ naik
menjadi idA- stable outlook sebagaimana Surat Nomor 006PEF-DirI2010, 007PEF-DirI2010 dan
008PEF-DirI2010 tanggal 4 Januari 2010.
21. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN POLITIK
Selama tahun 2009, Bank DKI tidak terlibat dalam kegiatan politik, termasuk memberikan donasi untuk kepentingan politik.
22. TRANSAKSI YANG MASIH MENUNGGU PERSETUJUAN RUPS
Sampai dengan 31 Desember 2009, tidak terdapat transaksi yang masih menunggu persetujuan RUPS.
23. PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME APU
DAN PPT Bank DKI telah menerapkan Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme APU dan PPT pada seluruh kantor cabang dan cabang pembantu. Penerapan tersebut
telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia No. 1128PBI2009
tanggal 1 Juli 2009 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum
dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 1131DPNP tanggal 30 November 2009 perihal Pedoman Standar Penerapan Program
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum; sesuai dengan Undang-undang Np.15 tahun 2002
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 25 tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.
Dalam menerapkan program APU dan PPT, Bank DKI telah melakukan beberapa hal sebagai berikut:
a. Menyempurnakan Buku Pedoman Perusahaan untuk dijadikan pedoman bagi unit-unit kerja operasional maupun
non-operasional dalam melaksanakan penerapan program APU dan PPT pada unit kerja terkait.
b. Menyempurnakan sistem informasi yang dapat mengidentiikasi, menganalisa, memantau dan
menyediakan laporan secara efektif mengenai karakteristik transaksi yang dilakukan oleh nasabah,
20. BUY BACK BONDS
Throughout 2009, Bank DKI never repurchases the bond that has been issued.
20.1. Bond Rating
Pt Pemeringkat Efek Indonesia Pt Peindo has increased the ratings for Bank DKI for the period
of 30 December 2009 until 1 January 2011, from idA- to id A with stable outlook. As for Bond V of
2008 wich amounting to Rp425 biilion was also raised from idA- to id A with stable outlook. While
the 2008 Subordinated Bond I which amounting to Rp325 billion was raise from idBBB+ to idA- with
stable outlook as stipulated on the Letter No. 006 PEF-Dir?I2010, 007PEF-DirI2010 and 008PEF-
DirI2010 dated on 4 January 2010.
21. FUNDING FOR SOCIAL AND POLITICAL ACTIVITIES
Throughout 2009, the Bank is wholly uninvolved in political activities, including in granting donations for political interests.
22. TRANSACTIONS THAT STILL REQUIRE THE GMS APPROVAL
There was no transaction that still awaits the decision of the AGM as of 31 December 2009.
23. ANTI MONEY LAUNDERING AND PREVENTIVE FUNDING FOR TERORISM AML AND PFT
PROGRAMS Bank DKI has implemented the Anti Money laundering AML
and Preventive Funding for Terorism PFT principles towards all branch ofices and sub-branch ofices. the implementation
is in accordance with Bank Indonesia regulation as stipulated in PBI No. 1128PBI2009 dated 1 July 2009 concerning
the implementation of Anti Money Laundering Program and Preventive Funding for Terorism PFT for Commercial Bank
as well as Circular Letter of Bank Indonesia No. 1131DPNP dated 30 November 2009 regarding the Standard Manual for
the Implementation of AML and PFT for Commercial Bank; that adheres with Law No. 15 of 2002 amended with Law No. 25
Year 2003 on Anti Money Laundering Act.
In applying the AML and PFT programs, Bank DKI has undertaken the following actions as follow:
a. Perfecting the Bank’s Guideline Book to be refered as a guideline of every operational and non-operational working
unit in applying the AML and PFT programs to the related working unit.
b. Perfecting the information system that can identify, analyze, monitors and provides reports effectively
concerning the transactions characteristic which was executed by customer, including identifying the existence
Laporan Tahunan 2009 Annual Report
139
termasuk mengidentiikasi terjadinya transaksi keuangan mencurigakan suspicious transaction, serta pelaporan
transaksi keuangan mencurigakan dan transaksi keuangan tunai kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan PPATK.
c. Memelihara proil nasabah dengan melakukan pengkinian data terhadap informasi dan dokumen sesuai dengan
ketentuan, sehingga keakuratan informasi dan dokumen dapat terjamin, serta mentatausahakannya.
d. Melakuan sosialisasi kepada seluruh karyawan secara berkala baik secara internal maupun eksternal.
Dalam rangka turut memberantas tindak pidana pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme, Bank DKI berkomitmen
melaksanakan program APU dan PPT sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mempertahankan standar yang tinggi
terhadap penerapan Prinsip Mengenal Nasabah PMN, serta menjaga Anti Tipping Off yaitu larangan memberikan
keterangan kepada pihak yang tidak berhak.
Bank DKI setiap tahun diaudit oleh Bank Indonesia dan PPATK guna memastikan kepatuhan dalam pelaksanaan ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
Pelatihan dan sosialisasi telah dilaksanakan secara berkala sejak tahun 2002 sampai dengan saat ini, baik dilakukan secara intern
maupun ekstern dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai PMN dan implementasi di unit kerja.
Bank DKI telah membentuk unit kerja khusus yang menangani pelaksanaan program APU dan PPT, yaitu Unit Kerja Prinsip
Mengenal Nasabah UKPN yang langsung di bawah Supervisi Direktur Kepatuhan sebagaimana keputusan Direksi No. 16
tahun 2009 tanggal 3 Februari 2009 tentang Penyempurnaan Struktur Organisasi PT Bank DKI.
24. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN