Hipotesis Kelima Hipotesis Keenam

commit to user 99 membaca, banyak menggunakan isyarat bahasa tubuh, ingin melakukan segala sesuatu, dan menyukai permainan yang menyibukkan. Oleh karena itu, walaupun tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar fisika siswa. Namun terbukti rerata prestasi belajar kelompok yang menggunakan media pembelajaran animasi dan KIT IPA sama-sama baiknya demikian juga rerata kedua gaya belajar memiliki kategori sama baiknya. Dugaan yang paling kuat penyebab terjadinya hal ini adalah keseriusan siswa dalam menjawab angket kelihatan tidak maksimal, sehingga belum dapat diidentifikasi gaya belajar siswa sebenarnya, dugaan lainnya adalah pemberian modul pada siswa disetiap akhir pembelajaran.

5. Hipotesis Kelima

Hasil keputusan pengujian hipotesis keliman menyebutkan tidak terdapat interaksi, hal ini disebabkan nilai sig 0,05 0,995 0,05 sehingga hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa diterima dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa ditolak. Bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi diajar dengan media apapun kemungkinan hasilnya akan tetap baik, berbeda dengan siswa yang memiliki motivas berprestasi rendah. Namun dalam kasus ini pernyataan tersebut tidak terbukti, artinya baik siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi maupun rendah commit to user 100 diajar menggunakan media pembelajaran animasi maupun KIT IPA memiliki prestasi belajar yang sama. Terjadinya hal seperti ini diduga karena pengkategorian siswa berdasarkan skor angket tidak sesuai dengan tingkahlaku yang dicerminkan sehari- hari.

6. Hipotesis Keenam

Hasil keputusan pengujian hipotesis keenam menyatakan tidak terdapat interaksi, hal ini disebabkan nilai sig 0,05 0,426 0,05 sehingga hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat interaksi antara gaya belajar dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa diterima dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat interaksi antara gaya belajar dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa ditolak. Ini berarti gaya belajar dan motivasi berprestasi yang dimiliki siswa tidak memiliki efek singnifikan dalam memberi dampak terhadap prestasi belajar siswa. Baik siswa yang memiliki gaya belajar visual motivasi berprestasi tinggi, siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik motivasi berprestasi tinggi, siswa yang memiliki gaya belajar visual motivasi berprestasi rendah, dan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik motivasi berprestasi rendah, semua kategori tersebut tidak memiliki efek terhadap prestasi belajar siswa. Jika diperhatikan ulasan sebelunya kedua kategori gaya belajar siswa sudah cukup relevan dengan media pembelajaran yang digunakan, tetapi memiliki gaya belajar saja tidak cukup membuat prestasi belajar lebih baik jika tidak dimanfaatkan dengan maksimal apalagi gaya belajar yang dimiliki tersebut masih tergolong lemah. Artinya perlu latihan-latihan untuk mengasah gaya belajar yang dimiliki agar lebih peka terhadap lingkunganobjek yang commit to user 101 diamati, oleh karena itu dibutuhkanlah motivasi yang kuat supaya tidak mudah berhenti dalam mencoba. Motivasi tersebut juga harus datang dari diri siswa sehingga bisa bertahan lebih lama pada diri siswa, jika memang tidak demikian, dibutuhkan kemampuan untuk mengubah motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik. Dengan rancangan demikian yaitu media yang relevan terhadap gaya belajar dan didukung oleh motivasi berprestasi yang tinggi diharapkan siswa memiliki prestasi yang memuaskan, tetapi kenyataannya tidak demikian, antara gaya belajar dengan motivasi berprestasi tidak memiliki efek terhadap prestasi belajar siswa walaupun hasil belajar sisiwa sudah cukup baik. Kemungkinan ada faktor-faktor lain berpengaruh dan tidak disadari baik oleh guru maupun siswa, diantaranya: dalam menjawab angket siswa tidak serius. Hal tersebut bisa saja terjadi sehingga berpengaruh terhadap variabel-variabel penelitian.

7. Hipotesis Ketujuh

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DAN 2D DITINJAU DARI KEMAMPUAN TINGKAT BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA

0 11 133

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN KIT MULTIMEDIA DAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN MODALITAS BELAJAR SISWA

1 12 154

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN CTL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

2 15 123

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

0 10 134

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKANPENDEKATAN CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KREATIVITAS SISWA

0 5 130

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI MEDIA RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR ABSTRAK DAN MOTIVASI BERPRESTASI.

0 1 1

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA SATKET DAN MEDIA INTERAKTIF DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 1 9

Pembelajaran fisika dengan media satket dan media interaktif ditinjau dari motivasi belajar dan gaya belajar siswa saiful

0 9 137

Pembelajaran Ipa Model Tutor Sebaya Dengan Peta Konsep Dan Modul Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa SUKEMI S831002033

4 11 135