commit to user
99
membaca, banyak menggunakan isyarat bahasa tubuh, ingin melakukan segala sesuatu, dan menyukai permainan yang menyibukkan.
Oleh karena itu, walaupun tidak terdapat interaksi antara
media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar
fisika siswa. Namun terbukti rerata prestasi belajar kelompok yang menggunakan media pembelajaran animasi dan KIT IPA sama-sama baiknya demikian juga rerata
kedua gaya belajar memiliki kategori sama baiknya. Dugaan yang paling kuat penyebab terjadinya hal ini adalah keseriusan siswa dalam menjawab angket
kelihatan tidak maksimal, sehingga belum dapat diidentifikasi gaya belajar siswa sebenarnya, dugaan lainnya adalah pemberian modul pada siswa disetiap akhir
pembelajaran.
5. Hipotesis Kelima
Hasil keputusan pengujian hipotesis keliman menyebutkan tidak terdapat interaksi, hal ini disebabkan nilai sig 0,05 0,995 0,05 sehingga hipotesis nol
yang menyatakan tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa diterima dengan
demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi
belajar siswa ditolak. Bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi diajar dengan media
apapun kemungkinan hasilnya akan tetap baik, berbeda dengan siswa yang memiliki motivas berprestasi rendah. Namun dalam kasus ini pernyataan tersebut tidak
terbukti, artinya baik siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi maupun rendah
commit to user
100
diajar menggunakan media pembelajaran animasi maupun KIT IPA memiliki prestasi belajar yang sama. Terjadinya hal seperti ini diduga karena pengkategorian siswa
berdasarkan skor angket tidak sesuai dengan tingkahlaku yang dicerminkan sehari- hari.
6. Hipotesis Keenam
Hasil keputusan pengujian hipotesis keenam menyatakan tidak terdapat interaksi, hal ini disebabkan nilai sig 0,05 0,426 0,05 sehingga hipotesis nol
yang menyatakan tidak terdapat interaksi antara gaya belajar dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa diterima dengan demikian hipotesis
alternatif yang menyatakan terdapat interaksi antara gaya belajar dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa ditolak. Ini berarti gaya belajar dan
motivasi berprestasi yang dimiliki siswa tidak memiliki efek singnifikan dalam memberi dampak terhadap prestasi belajar siswa.
Baik siswa yang memiliki gaya belajar visual motivasi berprestasi tinggi, siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik motivasi berprestasi tinggi, siswa yang
memiliki gaya belajar visual motivasi berprestasi rendah, dan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik motivasi berprestasi rendah, semua kategori tersebut tidak
memiliki efek terhadap prestasi belajar siswa. Jika diperhatikan ulasan sebelunya kedua kategori gaya belajar siswa sudah cukup relevan dengan media pembelajaran
yang digunakan, tetapi memiliki gaya belajar saja tidak cukup membuat prestasi belajar lebih baik jika tidak dimanfaatkan dengan maksimal apalagi gaya belajar yang
dimiliki tersebut masih tergolong lemah. Artinya perlu latihan-latihan untuk mengasah gaya belajar yang dimiliki agar lebih peka terhadap lingkunganobjek yang
commit to user
101
diamati, oleh karena itu dibutuhkanlah motivasi yang kuat supaya tidak mudah berhenti dalam mencoba.
Motivasi tersebut juga harus datang dari diri siswa sehingga bisa bertahan lebih lama pada diri siswa, jika memang tidak demikian, dibutuhkan kemampuan
untuk mengubah motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik. Dengan rancangan demikian yaitu media yang relevan terhadap gaya belajar dan didukung oleh motivasi
berprestasi yang tinggi diharapkan siswa memiliki prestasi yang memuaskan, tetapi kenyataannya tidak demikian, antara gaya belajar dengan motivasi berprestasi tidak
memiliki efek terhadap prestasi belajar siswa walaupun hasil belajar sisiwa sudah cukup baik. Kemungkinan ada faktor-faktor lain berpengaruh dan tidak disadari baik
oleh guru maupun siswa, diantaranya: dalam menjawab angket siswa tidak serius. Hal tersebut bisa saja terjadi sehingga berpengaruh terhadap variabel-variabel penelitian.
7. Hipotesis Ketujuh