commit to user
20
Bertitik tolak dari model belajarnya, yaitu model pemrosesan informasi. Gagne mengemukakan delapan fase dalam satu tindakan belajar yaitu: motivasi,
pengenalan, pemerolehan, penyimpanan,
pengingatan kembali, generalisasi, penampilan, dan umpan balik. Jadi untuk memperoleh kelima kemampuan-
kemampuan yang telah disebutkan di atas, siswa harus melalui kedelapan tahapan proses fase tersebut.
Jika diperhatikan dengan seksama, komunikasi yang terjadi dalam interaksi belajar mengajar merupakan proses penerimaan dan pengolahan informasi oleh
peserta didik. Dalam melakukan interaksi, tidak hanya terjadi dengan sesama manusia tetapi lebih luas dari itu, pada saat melakukan pembelajaran interaksi terjadi
antara siswa dengan media pembelajaran. Siswa melakukan pengamatanpercobaan terhadap suatu permasalahan, dari hasil tersebut kemudian siswa diharapkan mampu
mengolah informasi yang didapatkan selanjutnya disampaikan kepada orang lain. Hal tersebut sesuai dengan prinsip CTL yang memperhatikan penerimaan dan
pengolahan informasi dalam pembelajaran, untuk membantu siswa dalam mendapatkan informasi diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan model
pembelajaran yang digunakan yaitu media pembelajaran animasi dan KIT IPA.
c. Teori Belajar Ausubel
David Ausubel seorang ahli psikologi pendidikan memberikan penekanan pada belajar bermakna. Sesuatu yang bermakna secara umum dapat diartikan sebagai
sesuatu yang mempunyai nilai lebih. Ausubel dalam Ratna Wilis Dahar 1989 menyatakan bahwa, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi yaitu
dimensi pertama adalah belajar penemuanpenerimaan, dan dimensi kedua adalah
commit to user
21
belajar bermaknahafalan. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. dimensi
kedua berhubungan dengan cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif meliputi fakta-fakta, konsep-
konsep serta generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Dalam belajar siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi baru yang
dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, dalam hal ini terjadi belajar bermakna. Dengan kata lain belajar bermakna merupakan suatu proses belajar
dimana informasi baru yang dimasukkan bisa diterima atau sesuai dengan konsep- konsep yang terdapat dalam struktur kognitifnya. Hal ini dapat berlangsung apabila
melalui belajar konsep dan perubahan konsep baru akan mengakibatkan perkembangan dan perubahan struktur konsep yang telah ada atau dimiliki siswa.
Dalam belajar siswa juga dapat menghafalkan informasi tersebut tanpa menghubungkannya dengan konsep-konsep atau pengetahuan yang telah ada dalam
struktur kognitifnya, dalam hal ini terjadi belajar hafalan. Belajar menghafal diperlukan apabila dalam struktur kognitif siswa belum ada konsep atau informasi
baru yang dipelajari. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar bermakna pada
intinya merupakan proses mengkaitkan informasi baru yang diperoleh siswa pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif siswa tersebut. Belajar
dengan mengasosiasikan konsep atau informasi baru ke dalam skema yang dimiliki siswa adalah sangat penting. Dalam kegiatan belajar, siswa mengkonstruksi apa yang
dipelajari oleh siswa sendiri, sehingga siswa dapat mengembangkan skema yang ada
commit to user
22
dan bahkan mengubahnya. Belajar tidak hanya sekedar proses menghafal semata tetapi lebih pada kebermaknaanmemberi manfaat pada siswa.
Teori ini sesuai dengan komponen CTL yang pertama yaitu konstruktivis. Suatu contoh pembelajaran pada sub bab perpindahan kalor, siswa sering
memengang alat dapur yang dilapisi plastik dengan yang tidak dilapisi plastik ketika alat tersebut digunakan untuk memasak. Dari pengalaman tersebut diperoleh
pengetahuan bahwa, alat yang tidak dilapisi plastik akan terasa panas dan sebaliknya alat yang dilapisi plastik akan terasa tidak panas, setalah melakukan pembelajaran
diperoleh konsep bahwa plastik termasuk benda yang jelek menghantarkan kalor sedangkan logam termasuk benda yang baik menghantarkan kalor. Kemudian kedua
pengalaman tersebut dikonstrukkandikaitkan sehingga menjadi pengetahuan yang kuat, dengan demikian terjadilah belajar bermakna.
4. Contextual Teaching and Learning CTL