Teori Belajar Ausubel Teori Belajar a. Teori Kognitif Jean Piaget

commit to user 20 Bertitik tolak dari model belajarnya, yaitu model pemrosesan informasi. Gagne mengemukakan delapan fase dalam satu tindakan belajar yaitu: motivasi, pengenalan, pemerolehan, penyimpanan, pengingatan kembali, generalisasi, penampilan, dan umpan balik. Jadi untuk memperoleh kelima kemampuan- kemampuan yang telah disebutkan di atas, siswa harus melalui kedelapan tahapan proses fase tersebut. Jika diperhatikan dengan seksama, komunikasi yang terjadi dalam interaksi belajar mengajar merupakan proses penerimaan dan pengolahan informasi oleh peserta didik. Dalam melakukan interaksi, tidak hanya terjadi dengan sesama manusia tetapi lebih luas dari itu, pada saat melakukan pembelajaran interaksi terjadi antara siswa dengan media pembelajaran. Siswa melakukan pengamatanpercobaan terhadap suatu permasalahan, dari hasil tersebut kemudian siswa diharapkan mampu mengolah informasi yang didapatkan selanjutnya disampaikan kepada orang lain. Hal tersebut sesuai dengan prinsip CTL yang memperhatikan penerimaan dan pengolahan informasi dalam pembelajaran, untuk membantu siswa dalam mendapatkan informasi diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan yaitu media pembelajaran animasi dan KIT IPA.

c. Teori Belajar Ausubel

David Ausubel seorang ahli psikologi pendidikan memberikan penekanan pada belajar bermakna. Sesuatu yang bermakna secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu yang mempunyai nilai lebih. Ausubel dalam Ratna Wilis Dahar 1989 menyatakan bahwa, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi yaitu dimensi pertama adalah belajar penemuanpenerimaan, dan dimensi kedua adalah commit to user 21 belajar bermaknahafalan. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. dimensi kedua berhubungan dengan cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif meliputi fakta-fakta, konsep- konsep serta generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Dalam belajar siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi baru yang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, dalam hal ini terjadi belajar bermakna. Dengan kata lain belajar bermakna merupakan suatu proses belajar dimana informasi baru yang dimasukkan bisa diterima atau sesuai dengan konsep- konsep yang terdapat dalam struktur kognitifnya. Hal ini dapat berlangsung apabila melalui belajar konsep dan perubahan konsep baru akan mengakibatkan perkembangan dan perubahan struktur konsep yang telah ada atau dimiliki siswa. Dalam belajar siswa juga dapat menghafalkan informasi tersebut tanpa menghubungkannya dengan konsep-konsep atau pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitifnya, dalam hal ini terjadi belajar hafalan. Belajar menghafal diperlukan apabila dalam struktur kognitif siswa belum ada konsep atau informasi baru yang dipelajari. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar bermakna pada intinya merupakan proses mengkaitkan informasi baru yang diperoleh siswa pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif siswa tersebut. Belajar dengan mengasosiasikan konsep atau informasi baru ke dalam skema yang dimiliki siswa adalah sangat penting. Dalam kegiatan belajar, siswa mengkonstruksi apa yang dipelajari oleh siswa sendiri, sehingga siswa dapat mengembangkan skema yang ada commit to user 22 dan bahkan mengubahnya. Belajar tidak hanya sekedar proses menghafal semata tetapi lebih pada kebermaknaanmemberi manfaat pada siswa. Teori ini sesuai dengan komponen CTL yang pertama yaitu konstruktivis. Suatu contoh pembelajaran pada sub bab perpindahan kalor, siswa sering memengang alat dapur yang dilapisi plastik dengan yang tidak dilapisi plastik ketika alat tersebut digunakan untuk memasak. Dari pengalaman tersebut diperoleh pengetahuan bahwa, alat yang tidak dilapisi plastik akan terasa panas dan sebaliknya alat yang dilapisi plastik akan terasa tidak panas, setalah melakukan pembelajaran diperoleh konsep bahwa plastik termasuk benda yang jelek menghantarkan kalor sedangkan logam termasuk benda yang baik menghantarkan kalor. Kemudian kedua pengalaman tersebut dikonstrukkandikaitkan sehingga menjadi pengetahuan yang kuat, dengan demikian terjadilah belajar bermakna.

4. Contextual Teaching and Learning CTL

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DAN 2D DITINJAU DARI KEMAMPUAN TINGKAT BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA

0 11 133

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN KIT MULTIMEDIA DAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN MODALITAS BELAJAR SISWA

1 12 154

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN CTL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

2 15 123

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

0 10 134

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKANPENDEKATAN CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KREATIVITAS SISWA

0 5 130

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI MEDIA RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR ABSTRAK DAN MOTIVASI BERPRESTASI.

0 1 1

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA SATKET DAN MEDIA INTERAKTIF DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 1 9

Pembelajaran fisika dengan media satket dan media interaktif ditinjau dari motivasi belajar dan gaya belajar siswa saiful

0 9 137

Pembelajaran Ipa Model Tutor Sebaya Dengan Peta Konsep Dan Modul Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa SUKEMI S831002033

4 11 135