commit to user
95
kedua kelompok disetiap akhir pembelajaran, kemungkinan lainnya adalah karena kedua kelompok memiliki rasa persaingan yang tinggi, ini dilihat dari motivasi
berprestasi kedua kelompok sama-sama tinggi. Sehingga selalu antausias dalam mengikuti pembelajaran.
2. Hipotesis Kedua
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan nilai sig 0,05 0,335 0,05 ini berarti hipoteis nol yang menyatakan tidak terdapat pengaruh gaya belajar visual
dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa diterima dan hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi
belajar siswa ditolak. Ini berarti baik gaya belajar visual maupun kinestetik tidak memiliki implikasi yang signifikan terhadap perbedaan prestasi belajar siswa. Jika
ditinjau landasan teori pada bab II, gaya belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa apalagi didukung oleh media pembelajaran yang digunakan cukup relevan
dengan kedua kategori gaya belajar. Jumlah siswa kategori gaya belajar visual lebih banyak daripada jumlah
siswa kategori gaya belajar kinestetik, rerata prestasi belajar baik kognitif maupun afektif kategori gaya belajar visual sama-sama baik yaitu 75,70 untuk kognitif dan
77,82 untuk afektif. Kemudian pada kelompok eksperimen II yang menggunakan KIT IPA, kemampuan kinestetik siswa tergolong tinggi. Sehingga lebih mudah menerima
dan mengelola informasi yang didapatkan dan hal ini berdampak positif terhadap hasil belajar baik kognitif maupun afektif siswa kategori gaya belajar kinestetik, hal
ini terlihat dari rerata yang diperoleh cukup baik yaitu 73,30 untuk kognitif dan 75,83 untuk afektif. Tidak memiliki pengaruh tidak selamanya bermakna negatif, ini
commit to user
96
terbukti dari rerata kedua kelompok sama-sama baik dan jumlah prosentase siswa yang memperoleh nilai diatas KKM lebih dari 50 yaitu 71,79 untuk gaya belajar
visual dan 60,00 untuk gaya belajar kinestetik. Tetapi dinyatakan, gaya belajar tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa dikarenakan selisih rerata
kedua kategori gaya belajar tidak signifikan. Jika diperhatikan hasil belajar kedua kategori sama-sama baik, sehingga pengkategorian sepertinya tidak berarti. Hal ini
diduga karena hasil pengelompokan siswa kedalam kategori gaya belajar berdasarkan skor angket masih belum valid, kemungkinan disebabkan siswa tidak serius dalam
memberikan jawabanpernyataan dan ketekunan siswa belajar diluar sekolah juga berpengaruh karena kedua kelompok diberikan materi tambahan berupa modul
pembelajaran.
3. Hipotesis Ketiga