commit to user
105
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis variansi, dan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut: kesimpulan
pertama, pembelajaran menggunakan media animasi tergolong jarang dilakukan oleh guru, terutama di SMA Negeri 1 Masbagik. Disamping pembuatannya yang rumit
juga dibutuhkan penguasaan konsep yang baik agar sesuai dengan materi pembelajaran yang disampaikan. Karena tergolong jarang digunakan sehingga
membuat siswa tertarik untuk belajar menggunakannya, ketertarikan ini berpengarh terhadap prestasi belajar siswa yang dibuktikan dari rerata kelas kelompok
menggunakan media animasi sebesar 75,53 dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 70,59. Berbeda halnya dengan penggunaan KIT IPA,
siswa sudah terbiasa melakukan percobaan dangan menggunakan KIT IPA dari sejak SMP bahkan SD, kondisi ini juga memberikan pengaruh positif terhadap prestasi
belajar siswa dengan rerata kelas 73,80 dan jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 62,89. Jika dilihat rerata kedua kelas sama-sama baik dan
memiliki perbedaan yang tidak signifikan, sehingga secara statistik kedua kelompok tidak memiliki perbedaan prestasi belajar, dengan kata lain tidak terdapat pengaruh
media pembelajaran animasi dan KIT IPA terhadap prestasi belajar siswa. Kesimpulan kedua, adanya kesesuaian antara gaya belajar dimiliki siswa
dengan media pembelajaran yang digunakan membuat siswa lebih mudah menyerap
commit to user
106
dan mengelola informasi. Hal tersebut memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa, dari uraian-uraian sebelumnya terlihat bahwa prestasi belajar siswa yang
memiliki gaya belajar visual dan prestasi belajar siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik tidak memiliki perbedaan dan sama-sama baik, ini ditunjukkah dari rerata
kedua kategori gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik masing-masing 75,70 dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 71,79 dan 73.30
dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 60,00. Rerata tersebut memiliki perbedaan yang tidak berarti, sehingga tidak dapat dibedakan
pengaruh gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar siswa.
Kesimpulan ketiga, dikatakan dalam bab sebelumnya, tidak terdapat pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah terhadap
prestasi belajar siswa. Ini dikarenakan prestasi belajar siswa bermotivasi tinggi dan prestasi belajar siswa bermotivasi rendah tidak memiliki perbedaan secara statistik,
rerata kedua kelompok adalah 75,54 dan 73,63. Prosentase siswa bermotivasi tinggi yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 72,97 sedangkan prosentase siswa
bermotivasi rendah yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 59,38. Sehingga dikatakan tidak terdapat pengaruh siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi
dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Ini berarti, tidak ada efek motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar, baik siswa yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi maupun siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah mendapatkan prestasi belajar yang sama.
commit to user
107
Kesimpulan keempat, pada kesimpulan pertama dan kedua telah
dikemukakan bahwa tidak ada pengaruh media dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa. Kesimpulan pertama dan kedua bisa saja memungkinkan terjadinnya
tidak ada interaksi antara media dengan gaya belajar. Jika diperhatikan rerata kategori gaya belajar visual pada kelompok eksperimen I dan II adalah 77,45 dan
73,41 sedangkan rerata gaya belajar kinestetik pada kelompok eksperimen I dan II adalah 72,00 dan 74,16. Dari rerata tersebut, secara sepintas kategori gaya belajar
visual menunjukkan rerata yang lebih tinggi dari kategori gaya belajar kinestetik. Ini berarti, pada gaya belajar visual belajar menggunakan media pembelajaran animasi
maupun KIT IPA efeknya akan sama, demikian juga pada gaya belajar kinestetik belajar menggunakan media pembelajaran animasi maupun KIT IPA efeknya akan
sama. Kesimpula kelima, motivasi dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik
dan ekstrinsik, motivasi intrinsik memiliki pengaruh lebih besar terhadap aktifitas yang dilakukan. Jika dilihat dari aktifitas yang dilakukan oleh siswa pada saat
pembelajaran semua siswa memiliki samangat yang hampir sama. Rerata ketegori motivasi berprestasi tinggi pada kelompok eksperimen I dan II adalah 76,00 dan
75,00 sedangkan rerata kategori motivasi berprestasi rendah pada kelompok eksperimen I dan II adalah 74,86 dan 72,67. Dari rerata kedua kategori pada masing-
masing kelompok, rerata kategori motivasi berprestasi tinggi lebih baik dari rerata motivasi berprestasi rendah, namun perbedaan tersebut tidak signifikan sehingga
dikatakan tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar fisika siswa pada materi suhu
commit to user
108
dan kalor. Ini berarti, siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi belajar menggunakan media animasi pembelajaran maupun KIT IPA efeknya akan sama,
demikian juga siswa yang memiliki
motivasi berprestasi rendah belajar
menggunakan media pembelajaran animasi maupun KIT IPA efeknya akan sama. Kesimpulan keenam, hasil uji hipotesis mengatakan tidak terdapat interaksi
antara gaya belajar dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini memberikan makna, siswa yang memiliki gaya belajar visual motivasi berprestasi
tinggi prestasi belajarnya sama dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual motivasi berprestasi rendah rerata gaya belajar visual motivasi berprestasi tinggi dan
rerata gaya belajar kinestetik motivasi berprestasi rendah adalah 78,35 dan 73,64 . Demikian juga, siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik motivasi berprestasi
tinggi prestasi belajarnya sama dengan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik motivasi berprestasi rendah rerata gaya belajar kinestetik motivasi berprestasi tinggi
dan rerata gaya belajar kinestetik motivasi berprestasi rendah adalah 72,80 dan 73,60. Tidak adanya interaksi diduga juga karena hasil uji hipotesis kedua dan
ketiga tidak menunjukkan pengaruh. Kesimpula ketujuh, kesimpulan ini tidak terlepas dari kesimpulan-
kesimpulan sebelumnya. tidak terdapatnya interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA, gaya belajar dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar
fisika siswa bukan berarti semata-mata prestasi belajar siswa jelek. Hal tersebut memberi arti, antara media animasi dan KIT IPA, gaya belajar dan motivasi
berprestasi tidak memberikan efek lebih satu sama lain terhadap prestasi belajar
commit to user
109
siswa dengan kata lain prestasi siswa semua kategori sama-sama baik atau sama- sama jelak, tetapi dalam hal ini prestasi belajar siswa sama-sama baik.
B. Implikasi 1.