Motivasi Belajar Motivasi Berprestasi a.

commit to user 39

b. Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar bentuk perubahan tingkah laku secara relatif tetap dan secara potensial terjadi sebagi hasil dari praktik atau penguatan reinforced practice yang dilandasi untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar juga dapat ditimbulkan oleh faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik adalah dorongan yang berasal dari individu yang belajar berupa hasrat dengan keinginan untuk dapat berhasil dan dorongan kebutuhan belajar itu sendiri serta harapan dan cita-cita. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar individu yang belajar seperti berusaha belajar hanya untuk mengharapkan penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Oleh para ahli mengemukakan bahwa motivasi instrinsik lebih kuat dari pada motivasi ekstrinsik, karena motivasi instrinsik lebih bersifat permanen dan tahan lama. Oleh kerena itu proses pembelajaran harus berusaha untuk menimbulkan motif instrinsik dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat mereka terhadap bidang studi yang relevan. Ada beberapa hal yang dapat menimbulkan motivasi instrinsik dalam belajar. Dikemukakan oleh Hamzah B Uno 2008: 4 yang mengatakan bahwa hal-hal yang dapat menumbuhkan motivasi belajar antara lain: Pertama, pendidik perlu memperlakukan anak didiknya sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya maupun keyakinannya. Kedua pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan dan membantu apabila mengalami kesulitan baik secara pribadi maupun akademis. Ketiga pendidik harus memiliki rasa cinta dan sifat pengabdian kepada profesinya sebagai pendidik. Peters dan Willey 1981:193 mengemukakan bahwa, “dilihat dari sumbernya, motivasi dapat dibagi dua yaitu motivasi intrinsik yaitu motivasi yang commit to user 40 berasal dari dalam diri siswa dan motivasi ektrinsik yaitu motivasi dari luar diri siswa”. Dari dua motivasi tersebut motivasi instrinsik lebih besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. Lebih lanjut Morgen dalam Soekamto dan Udin S. Winataputra 1999: 80 menyatakan “dengan mengatur kondisi dan situasi belajar menjadi kondusif dan diberikan pengetahuan-pengetahuan diharapkan akan dapat mengubah dari motivasi ekstrinsik menjadi motivasi instrinsik”. Agar dapat memberikan pengaruh yang tahan lama, sesorang dapat mengubah motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik dengan pengaturan-pengaturan dan pengetahuan yang dimilikinya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas belajar dapat dipengaruhi oleh faktor motivasi, baik yang berasal dari dalam atau dari luar individu yang belajar. Faktor yang berasal dari dalam individu lebih kuat pengaruhnya dari pada faktor yang berasal dari luar individu. Oleh karena itu bagaimana agar seseorang pendidik dapat memanipulasi agar faktor yang berasal dari luar dapat diubah menjadi faktor dari dalam individu, sehingga proses pembelajaran akan dapat berhasil karena anak telah termotivasi untuk melakukan aktifitas pembelajaran. Siswa memerlukan motivasi dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk membangkitkan minat dan semangat, karena mengingat betapa pentingnya motivasi dalam belajar. Selain itu motivasi juga merupakan pengarah untuk perbuatan belajar, terlebih bagi siswa yang memiliki masalah pribadi dan sosial, untuk itu membangkitkan motivasi dalam pembelajaran adalah sangat diperlukan. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran. seperti commit to user 41 diungkapkan oleh Hamzah B. Uno 2008 yaitu: menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, dan menentukan ketekunan belajar. Jadi motivasi dapat membangkitkan semangat hidup, mengarahkan seseorang untuk mencapai kesuksesan. Motivasi dapat berperan dalam penguat belajar apabila seorang siswa dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, sehingga masalah tersebut hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kebermaknaan dalam belajar. Siswa akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajari itu akan memberikan manfaat dan paling tidak dapat dinikmati bagi yang melakukan belajar. Peran motivasi dalam menentukan ketekunan belajar siswa, jika siswa telah termotivasi maka mereka akan berusaha mempelajari sesuatu dengan baik dan tekun, dengan harapan mereka akan dapat memperoleh hasil yang diharapkan. Akan tetapi sebaliknya jika tidak ada motivasi maka belajar tidak akan tahan lama dan mudah terpengaruh untuk melakukan kegiatan yang lain. Hal itu berarti bahwa motivasi dapat menentukan ketekunan dalam belajar. Dari uraian di atas jelaslah bahwa motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, karena dengan motivasi akan membangkitkan minat dalam sikap siswa yang akan terdorong untuk melakukan kegiatan belajar yang lebih giat, bersemangat, tekun dan belajar juga dapat bertahan lebih lama, terutama bagi siswa yang memiliki masalah. commit to user 42

c. Motivasi berprestasi

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DAN 2D DITINJAU DARI KEMAMPUAN TINGKAT BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA

0 11 133

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN KIT MULTIMEDIA DAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN MODALITAS BELAJAR SISWA

1 12 154

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN CTL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

2 15 123

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

0 10 134

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKANPENDEKATAN CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KREATIVITAS SISWA

0 5 130

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI MEDIA RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR ABSTRAK DAN MOTIVASI BERPRESTASI.

0 1 1

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA SATKET DAN MEDIA INTERAKTIF DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 1 9

Pembelajaran fisika dengan media satket dan media interaktif ditinjau dari motivasi belajar dan gaya belajar siswa saiful

0 9 137

Pembelajaran Ipa Model Tutor Sebaya Dengan Peta Konsep Dan Modul Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa SUKEMI S831002033

4 11 135