commit to user
98
menjawab angket, dan ketekunan siswa belajar diluar jam sekolah. Walaupun demikian prestasi belajar kognitif dan afektif kedua kategori sama-sama baik.
4. Hipotesis Keempat
Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan tidak terdapat interaksi, hal ini disebabkan nilai sig 0,05 0,275 0,05 dengan kata lain hipotesis nol yang
menyatakan tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa diterima dan hipotesis alternatif
yang menyatakan terdapat interaksi antara media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa ditolak. Berdasarkan landasan
teori yang telah dikemukakan pada bab II, anata media pembelajaran animasi dengan gaya belajar visual memiliki hubungan yang konstruktif. Karena ciri khas orangsiswa
yang memiliki gaya belajar visual sesuai dengan media pembelajaran animasi, sebagaimana yang disebutkan pada landasan teori, setiap orang terutama pelajar
visual lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seseorang penceramah atau sebuah buku atau program komputer. Berkaitan dengan hal di atas,
disebutkan juga ciri-ciri orang visual adalah: rapi dan teratur, perencana dan pengatur jangka panjang yang baik, teliti terhadap detail, mengingat apa yang dilihat daripada
yang didengar, mengingat dengan asosiasi visual, mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis.
Demikian juga KIT IPA dengan gaya belajar kinestetik memiliki hubungan yang saling menguatkan, hal ini sesuai dengan ciri khas orangsiswa yang memiliki
gaya belajar kinestetik adalah: selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, belajar melalui manipulasi dan praktik, menggunakan jari sebagai penunjuk ketika
commit to user
99
membaca, banyak menggunakan isyarat bahasa tubuh, ingin melakukan segala sesuatu, dan menyukai permainan yang menyibukkan.
Oleh karena itu, walaupun tidak terdapat interaksi antara
media pembelajaran animasi dan KIT IPA dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar
fisika siswa. Namun terbukti rerata prestasi belajar kelompok yang menggunakan media pembelajaran animasi dan KIT IPA sama-sama baiknya demikian juga rerata
kedua gaya belajar memiliki kategori sama baiknya. Dugaan yang paling kuat penyebab terjadinya hal ini adalah keseriusan siswa dalam menjawab angket
kelihatan tidak maksimal, sehingga belum dapat diidentifikasi gaya belajar siswa sebenarnya, dugaan lainnya adalah pemberian modul pada siswa disetiap akhir
pembelajaran.
5. Hipotesis Kelima