Pemuaian Benda Kalor Materi Pembelajaran

commit to user 44 kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa sehingga, menjadi milik pribadi internalisasi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.

11. Materi Pembelajaran

Prinsip-prinsip tentang suhu dan kalor telah ditemukan sekitar tahun 1600- an. Pada saat itu, para ilmuan memiliki gagasan yang benar kalau kalor bergerak dari unsur zat mikroskopik. Penelitian yang dilakukan oleh James Joule dan juga peneliti yang lain pada tahun 1840-an meragukan tentang itu, dan akhirnya pada tahun 1850- an diterima bahwa kalor adalah bagian dari energi. Hubungan antara kalor dan energi sangat penting untuk pengembangan mesin uap air, dan pada tahun 1824 Sadi Carnot telah mendapatkan ide tentang termodinamik dalam diskusinya tentang efesiensi dari mesin yang ideal. Sekitar 1850 Rudolph Clausius dan William Thomson Kelvin menyatakan hukum kedua dari hukum pertama total energi yang terdapat dalam hukum kedua termodinamika. Hukum yang kedua secara alami dirumuskan dalam dunia nyata kalau kalor tidak mengalir secara spontan dari bahan yang lebih dingin ke bahan yang lebih panas. http:www.wolframscience.com. Materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah suhu dan kalor, secara garis besar materi suhu dan kalor teridiri dari; pemuaian benda, kalor, dan perpindahan kalor.

a. Pemuaian Benda

Pemuaian adalah perubahan ukuran benda disebabkan oleh perubahan dari molekul-molekul atom dalam objek. Rata-rata jarak antar atom 10 -10 m. yang disebabkan oleh naiknya suhu benda tersebut, atom mengalami osilasi dengan commit to user 45 implitudo terbesar, hasilnya rata-rata bidang antara atom bertambah lebar hal ini mengakibatkan pemuaian pada benda. Seingga koefesien pemuaian panjang dapat ditulis 2.1 Eksperimen menunjukkan bahwa α memiliki perubahan yang kecil terhadap suhu. Sehingga dapat disimpulkan persamaan 2.1 dapat ditulis ∆L = αL i ∆T 2.2 Tabel 2.1 Koefisien Muai Panjang Beberapa Zat Pada Suhu Kamar Zat Koefisien muai panjang K -1 Aluminium 24 x 10 -6 Kuningan 19 x 10 -6 Tembaga 17 x 10 -6 Gelas ordinary 9 x 10 -6 Gelas pyrex 3,2 x 10 -6 Timah hitam 29 x 10 -6 Beton 12 x 10 -6 Karena ukuran beruhan terhadap suhu, kemudian diikuti pada permukaan dan perubahan volume. Perubahan volume sesuai dengan volume awal dan perubahan suhu menurut hubungan ∆V = βV i ∆T 2.3 Dimana β adalah koefisien muai volume. Untuk benda padat koefesien muai volume sama dengan 3α dengan asumsi koefisien muai panjang untuk benda padat sama dalam semua arah. Kemudian untuk pemuaian luas memenuhi persamaan commit to user 46 ∆A = 2αA i ∆T 2.4

b. Kalor

Kalor bukan suatu zat melainkan bentuk energi, hal ini telah dibuktikan melalui penelitian para ilmuan maupun peristiwa sederhanan di dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi perlu dibedakan antara energi dalam pada sebuah benda dengan kalor. Energi dalam adalah semua energi dari system yang diasosiasikan dengan komponen-komponen mikroskopik atom dan molekul-molekul, yang dilihat dari kerangka saat berhenti dengan resfec terhadap pusat masa benda. Sedangkan panas didefinisikan sebagai perpindahan energi yang melewati sistem ketika ada perbedaan suhu antara system tersebut. Kalor hanyalah salah satu bentuk energi maka satuannya tidak berbeda dengan energi lainnya. Nilai tara kalor mekanik adalah 1 kalor = 4,184 J 1 Kapasitas Kalor dan Kalor Jenis Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda bergantung pada tiga variabel yaitu massa benda, perubahan suhu, dan jenis benda. Semakin besar massa benda maka kalor yang diterima untuk didistribusikan guna menambah tenaga gerak molekul atau atom menjadi lebih banyak. Jadi semakin besar massa benda maka memerlukan lebih banyak kalor untuk menaikkan suhu bila dibandingkan dengan benda bermassa kecil. Semakin besar perubahan suhu pada suatu benda maka akan semakin besar kalor yang dilepaskan atau diserap oleh benda tersebut. Kemudian untuk jenis benda, masing-masing benda memiliki massa jenis tertentu sehingga jumlah atom atau molekul gramnya juga berbeda. Maka dapat dikatakan setiap benda memiliki karakteristik yang khas berkaitan dengan kalor yang diserap atau commit to user 47 dilepaskannya. Data tentang kalor jenis beberapa benda dapat dilihat pada table berikut. Tabel 2.2 Kalor Jenis Beberapa Jenis Benda Jenis benda Kalor jenis benda Jkg C Air murni 4200 Air laut 3900 Methane 2500 Es 2100 Aluminium 900 Granit 800 Gelas 700 Baja 500 Tembaga 400 Air raksa 150 Tabel tersebut memperlihatkan bahwa air murni memiliki kalor jenis paling besar dibandingkan dengan bahan lainnya. Sifat demikian menyebabkan air murni paling lambat naik suhunya bila dipanaskan dan sekaligus paling lambat turun suhunya bila didinginkan dibandingkan dengan bahan lainnya. Zat-zat membutuhkan banyak kalor yang berbeda satu sama lain untuk setiap kenaikan suhunya tertentu. Banyaknya energikalor yang dibutuhkan oleh benda untuk menaikkan suhunya sebesar 1 C disebut kapasitas kalor C, dari dari definisi tersebut dapat ditulis hubungan Q = C∆T 2.5 Kapasitas kalor persatuan massa sebuah benda disebut sebagai kalor jenis adalah karakteristik bahan yang tersusun dalam benda tersebut. commit to user 48 2.6 Setiap benda memiliki kalor jenis yang khas. Kalor jenis setiap benda bersifat konstan. Jika suhu dinaikkan pada massa tertentu maka kalor juga akan naik hingga nilai tertentu. Hasil bagi antara jumlah kalor terhadap massa dan perubahan suhu akan menghasilkan sebuah nilai konstan yaitu kalor jenis. 2 Kalor Laten Bila panas diberikan pada suatu zat pada tekanan konstan maka biasanya akan menaikkan suhu benda. Namun kadang-kadang zat dapat menyerap panas dalam jumlah yang besar tanpa mengalami perubahan suhu. Ini terjadi selama perubahan fase, artinya ketika kondisi fisis zat itu berubah dari satu wujud menjadi wujud lain. Sejumlah kalor dibutuhkan untuk mengubah fase zat tertentu, kalor yang dibutuhkan untuk mencairkan zat bermassa m adalah Q = mL 2.7 Dengan L adalah kalor laten pelebur zat tersebut atau biasa disebut kalor lebur. Kalor yang dibutuhkan pada perubahan fase dari padat menjadi cair sebanding dengan massa benda dan kalor lebur benda tersebut. Sedangkan untuk perubahan fase dari cair menjadi gas kalor yang dibutuhkan adalah Q = mU 2.8 Dengan U adalah kalor laten penguapan atau disebut kalor uap. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa kalor yang dibutuhkan untuk merubah fase cair menjadi gas berbanding lurus dengan massa dan perubahan suhu. commit to user 49 3 Perpindahan Kalor Perpindahan kalor dapat melalui tiga cara. Pertama dengan konduksi, merupakan peripindahan kalor tanpa diikuti perpindahan partikel penghantarnya. Pada peristiwa ini tenaga termal, dalam bentuk kalor dipindahkan dari tempat bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah. Karena adanya tambahan kalor maka molekul atau atom penyususn bahan logam di tempat yang lebih dingin gerak getarannya bertambah cepat. Berdasarkan kemampuan menghantar kalor, benda dibagi mejadi dua yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah bahan yang baik menghantarkan panas, sedangkan isolator merupakan benda yang sukar menghantarkan panas. Adapun gas merupakan konduktor yang lebih buruk dibandingkan air atau zat cair lainnya. Zat padat memiliki konduktivitas terbesar. Cara perpindahan kedua adalah konveksi, konveksi terjadi pada zat cair dan gas yang ditandai oleh adanya lacak molekul pembawa kalor. Zat cair ataupun gas pada massa tetap, bila suhunya naik menyebabkan volume gas itu bertambah, dan hal ini menyebabkan massa jenisnya berkurang. Cara ketiga adalah radiasi, merupakan perpindahan kalor tanpa zat perantara. Laju radiasi ditemukan oleh Josef Stefan pada 1979 dan diturunkan secara teorites oleh Ludwing Boltzmann sehingga dinamakan hukum Stefan Boltzmann. P = eσAT 4 2.9 Laju radiasi berbanding lurus dengan luas benda, emisivitas, konstanta Boltzmann dan pangkat empat temperatur. commit to user 50 Bila radiasi jatuh pada benda tak tembus cahaya sebagian radiasi dipancarkan dan sebagian diserap. Benda berwarna terang memantulkan sebagian besar radiasi tampak, sedangkan benda gelap menyerap sebagian besar daripadanya. Jika sebuah benda memancarkan radiasi yang lebih banyak daripada yang diserapnya maka benda menjadi dingin sementara sekitarnya menjadi panas. Jika benda menyerap lebih banyak daripada yang dipancarkannya maka benda menjadi panas dan sekitarnya menjadi dingin. Sebuah benda yang menyerap semua radiasi yang datang padanya mempunyai emisivitas sama dengan 1 dan dinamakan benda hitam. Sebuah benda hitam juga merupakan radiator idel. Konsep benda hitam sebagai radiator idel penting, karena ciri radiasi yang dipancarkan oleh benda semacam itu dapat dihitung secara teoritis. Pendekatan praktis benda hitam idel yang paling baik adalah lubang kecil yang menuju sebuah rongga. Radiasi yang jatuh pada lubang mempunyai kemungkinan yang kecil untuk dipantulkan kembali keluar dari lubang sebelum ia diserap oleh dinding rongga. Jadi radiasi yang dipancarkan lewat lubang adalah ciri temperature tersebut.

B. Penelitian yang Relevan

Sebagai bahan perbandingan, perlu dikemukakan penelitian-penelitian terdahulu yang ada hubugannya dan sekaligus sebagai pendukung dari penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Teguh Ernawan, 2009. Dengan judul “Pembelajaran IPA Melalui Metode Demonstrasi Menggunakan Media Animasi dan 2 Dimensi Ditinjau Dari Kemampuan Tingkat Berpikir Dan Gaya Belajar Siswa”. penelitian pada siswa kelas VIII semester 2 SMPN 1 Ngraho Kabupaten Bojonegoro, tahun pelajaran 20082009. Dari penelitian yang dilakukan

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DAN 2D DITINJAU DARI KEMAMPUAN TINGKAT BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA

0 11 133

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN KIT MULTIMEDIA DAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN MODALITAS BELAJAR SISWA

1 12 154

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN CTL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

2 15 123

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

0 10 134

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKANPENDEKATAN CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KREATIVITAS SISWA

0 5 130

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI MEDIA RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR ABSTRAK DAN MOTIVASI BERPRESTASI.

0 1 1

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA SATKET DAN MEDIA INTERAKTIF DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 1 9

Pembelajaran fisika dengan media satket dan media interaktif ditinjau dari motivasi belajar dan gaya belajar siswa saiful

0 9 137

Pembelajaran Ipa Model Tutor Sebaya Dengan Peta Konsep Dan Modul Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa SUKEMI S831002033

4 11 135