41
2. Suku Bunga SBI dengan Nilai Harga Saham Sektor Properti
Berbagai informasi yang masuk di pasar modal maupun kejadian-kejadian yang tidak berhubungan dengan pasar modal dapat mempengaruhi volatilitas
atau naik turunnya harga saham. Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Pengaruh-pengaruh eksternal seperti
pergerakan tingkat suku bunga begitu juga dengan pergerakan indeks saham luar negeri dipercaya telah menjadi faktor dominan yang mempengaruhi IHSG.
Sedangkan faktor internal lebih dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa dalam negeri seperti ekspektasi rasional investor serta pengaruh dari pergerakan
variabel-variabel ekonomi makro lainnya seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar
money supply. Salah satu mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah suku bunga SBI.
Selanjutnya perubahan suku bunga tersebut akan memberikan pengaruh terhadap suku bunga tabungan dan deposito bank-bank umum yang ditawarkan
kepada masyarakat penabung dan pada suku bunga kredit yang dibebankan oleh bank kepada debiturnya Pohan, 2008:19-20. Ketika suku bunga yang
ditetapkan Bank Indonesia rendah akan menyebabkan biaya peminjaman yang lebih rendah karena suku bunga yang rendah akan merangsang investasi dan
aktivitas ekonomi yang akan menyebabkan harga saham meningkat. Sedangkan ketika suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia naik, maka pada
dasarnya akan menaikkan suku bunga kredit yang dikeluarkan oleh bank.
42 Dengan meningkatnya suku bunga kredit maka akan mempengaruhi permintaan
akan kredit properti subprime mortgage. Disaat suku bunga SBI meningkat akan membuat suku bunga tabungan
meningkat didunia perbankan. Meningkatnya suku bunga tabungan dan deposito akan membuat investor akan berduyun-duyun mengalihkan dananya
dari pasar modal ketabungan karena memberikan tingkat pengembalian hasil yang lebih tinggi dan resiko rendah Herman Darmawi, 2006:116. Bunga yang
tinggi akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor .investasi pada produk bank seperti deposito tabungan jelas lebih kecil resikonya atau dapat
dikatakan investasi bebas resiko oleh karena itu investor akan menjual sahamnya dan dananya serentak akan berdampak pada penurunan harga saham.
Selain itu dampak dari tingkat suku bunga bank yang tinggi juga berdampak pada bunga pinjaman modal kerja perusahaan. Ini artinya penambahan
pengeluaran perusahaan jika ini terjadi maka kondisi fundamental perusahaan akan terganggu Yogi, 2009:3.
3. Jumlah Uang Beredar JUB dengan Nilai Harga Saham Sektor Properti
Perkembangan jumlah uang beredar JUB di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kegiatan luar negri, sektor pemerintah, sektor swasta
domestik, maupun sektor lainnya. Strategi pengendalian jumlah uang beredar JUB dirumuskan berdasarkan instrumen kebijakan moneter, sesorang yang
memiliki uang maka dengan mudah mampu memenuhi kebutuhannya dalam pasar, termasuk pasar modal.
43 Tingginya jumlah uang beredar JUB dalam masyarakat belum tentu akan
meningkatkan indeks harga saham pada pasar modal, tingginya beban biaya bunga simpanan yang dikapitalisasi dan ekspansi pada beberapa komponen
tagihan bersih kepada pemerintah terutama pembayaran dalam rangka program penjaminan terhadap kewajiban perbankan dan pembayaran kupon obligasi
rekapitalisasi bank mengakibatkan jumlah uang beredar JUB riil pada masyarakat tak mengalami kenaikan sehingga masyarakat tak memiliki
kelebihan uang untuk masuk ke pasar modal Oksiana dan Musdholifah, 2007.
G. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang nilai saham sektor properti maupun sektor lainnya telah banyak dilakukan namun antara penelitian terdahulu dan berikutnya memiliki
suatu hubungan, penelitian-penelitian tersebut dapat digunakan sebagai suatu referensi bagi penelitian dimasa depan. Penelitian tentang indeks harga saham
telah dilakukan oleh:
1. Achmad Ath Thobarry 2009
Penelitian ini mengkaji tentang Analisis pengaruh nilai Tukar Suku Bunga, Laju Inflasi dan Pertumbuhan GDP terhadap Indeks Harga Saham Sektor
Properti. Penelitian ini menggunakan data tahun 2000-2008. Adapun alat analisis yang dugunakan daam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif
untuk memperkirakan secara kuantitatif pengaruh dari beberapa variabel