Hasil Uji Linearitas Hasil Uji Asumsi Klasik

85 terdapat gejala multikolineritas data dapat diperbaiki dengan menggunakan transformasi variabel ke dalam bentuk differensi pertama. Apabila hubungan diantara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya diatas 0,85 maka dapat dipastikan terdapat gejala multikolinearitas. Berikut hasil setelah diolah dengan eviews 6.0: Tabel 4.7 Hasil Korelasi Uji Multikolinearitas LNKURS SBI LNJUB LNKURS 1.000000 0.178845 -0.052158 SBI 0.178845 1.000000 -0.837143 LNJUB -0.052158 -0.837143 1.000000 Sumber: Data sekunder yang diolah Terlihat dari tabel diatas nilai korelasi variabel independen hanya mencapai 0.837143, karena nilai 0.837143 0,85 maka diputuskan tidak terjadi gejala multikolinearitas sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.

e. Hasil Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat hubungan residual antar waktu pada model penelitian yang digunakan sehingga estimasi menjadi bias. Uji Breusch-Godfrey dapat digunakan untuk mengidentifikasi terjadinya masalah autokorelasi atau tidak, jika nilai probabilitas X 2 lebih besar dari nilai signifikan α=5 0,05 maka model penelitian terbebas dari masalah autokorelasi dan sebaliknya jika nilai probabilitas 86 lebih besar dari nilai signifikan α=5 0,05 maka model penelitian mengalami masalah autokorelasi. Berikut hasil aotokorelasi dengan menggunakan eviews 6.0: Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Breusch-Godfrey Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.220400 Prob. F2,53 0.8028 ObsR-squared 0.478246 Prob. Chi- Square2 0.7873 Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai prob. Chi Square X 2 adalah sebesar 0,7873 karena nilai prob. Chi Square X 2 lebih besar dibandingkan α yaitu 0,7873 0.05, maka menyatakan bahwa model penelitian ini terbebas dari permasalahan autokorelasi.

2. Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square OLS

Hasil estimasi hubungan antara variabel-variabel yang mempengaruhi harga saham sektor properti dilakukan melalui pendekatan OLS dengan menggunakan transformasi variabel ke dalam bentuk differensi pertama agar data bersifat stasioner yang ditampilkan pada tabel berikut:

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

7 96 143

Pengaruh Nilai Tukar Dan Suku Bunga Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia

49 223 96

Analisis pengaruh nilai tukar, kridit, suku bunga SBI, Inflasi dan investasi terhadap jumlah uang beredar (m2) di Indonesia

0 3 157

Pengaruh variabel makro ekonomi terhadap harga saham syariah di Indonesia dan Malaysia periode Mei 2011 – Desember 2015

0 14 127

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011.1 - 2015.12

1 23 148

ANALISIS INTERDEPENDENSI JUMLAH UANG BEREDAR, SUKU BUNGA SBI,NILAI TUKAR DAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA.

2 12 17

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga Saham di Jaka

0 2 19

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga S

0 3 16

PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR DOLLAR TERHADAP HARGA SAHAM PROPERTI YANG Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI Dan Nilai Tukar Dollar Terhadap Harga Saham Properti Yang Terdaftar Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), INFLASI, SUKU BUNGA (SBI), PENDAPATAN TERHADAP FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA PERIODE 2005-2013.

0 1 2