Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

65 Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui uji white karena uji tersebut mudah untuk diterapkan Gujarati, 2006:94. Langkah pengujian sebagai berikut: Hipotesis H : model terdapat heterokesdastisitas H a : model tidak terdapat heterokesdastisitas Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria : - jika probabilitas OBSR 2 0,05 siginifikan H ditolak - jika probabilitas OBSR 2 0,05 tidak signifikan H diterima Artinya adalah apabila probabilitas OBSR 2 lebih besar dari 0,05 maka model tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas. Apabila OBSR 2 lebih kecil dari 0,05 maka model tersebut terdapat heteroskedastisitas Winarmo, 2009:5.15.

5. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1sebelumnya jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi Ghozali, 2009. Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalan sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t –i sebelumnya. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi bebas dari autokerelasi Gujarati, 2006:112. 66 Sejalan dengan keterangan lainnya yang mengatakan bahwa uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t sebelumnya pada model regresi linear yang dipergunakan. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Dalam model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi Nisfiannor, 2009:92. Apabila data yang kita analisis mengandung autokorelasi, maka estimator yang kita dapatkan memiliki karakteristik berikut ini: i Estimator metode kuadrat terkecil masih linear, ii Estimator metode kuadrat terkecil masih tidak bias, iii Estimator metode kuadrat terkecil tidak mempunyai varian yang minimum. Dengan demikian autokorelasi akan menyebabkan estimator hanya bersifat LUE, tidak lagi BLUE Best Linear Unbias Estimate Winarmo, 2009:5.27. Dalam mendeteksi permasalahan autokorelasi bisa menggunakan Uji Breusch-Godfrey BG . Nama lain uji ini adalah Uji lagrange-Multiplier Pengganda Lagrange. Winarmo, 2007:5.29 Langkah-langkah pengujian. Hipotesis H : model terdapat autokorelasi H a : model tidak terdapat autokorelasi -. Bila prob X 2 0.05 H ditolak - Bila prob X 2 0.05 H diterima 67 Artinya adalah nilai prob X 2 2 lebih besar dari 0.05 maka model dalam penelitian terbebas masalah autokorelasi. Sebaliknya, jika nilai prob. X 2 lebih kecil dari 0.05 maka model dalam penelitian terbebas masalah autokorelasi Winarmo, 2009:5.30.

F. Analisis Statistik

1. Uji Statistik t Uji Parsial

Uji statistik t digunakan untuk menentukan apakah dua sample yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji statistik t dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sample Ghozali, 2009. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hipotesis nol Ho yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter β i sama dengan nol atau Ho : β i = 0, artinya apakah suatu variabel independent bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya Ha, parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau: Ha : b i ≠ 0, artinya variable tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Uji statistik t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

7 96 143

Pengaruh Nilai Tukar Dan Suku Bunga Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia

49 223 96

Analisis pengaruh nilai tukar, kridit, suku bunga SBI, Inflasi dan investasi terhadap jumlah uang beredar (m2) di Indonesia

0 3 157

Pengaruh variabel makro ekonomi terhadap harga saham syariah di Indonesia dan Malaysia periode Mei 2011 – Desember 2015

0 14 127

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011.1 - 2015.12

1 23 148

ANALISIS INTERDEPENDENSI JUMLAH UANG BEREDAR, SUKU BUNGA SBI,NILAI TUKAR DAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA.

2 12 17

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga Saham di Jaka

0 2 19

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga S

0 3 16

PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR DOLLAR TERHADAP HARGA SAHAM PROPERTI YANG Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI Dan Nilai Tukar Dollar Terhadap Harga Saham Properti Yang Terdaftar Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), INFLASI, SUKU BUNGA (SBI), PENDAPATAN TERHADAP FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA PERIODE 2005-2013.

0 1 2