Jumlah Uang Beredar JUB

83 Setelah data diolah dengan menggunakan aplikasi pengolah eviews 6.0 maka didapat hasil sebagai berikut: Gambar 4.5 Histogram-Normalitas Test Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai probabilitasnya adalah 0,672925, karena nilai 0,672925 dari derajat kesalahan α 5 yaitu 0,05 maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal sehingga bisa dilanjutkan kepengujian selanjutnya.

c. Hasil Uji Heteroskedasitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2006. 4 8 12 16 20 -0.2 -0.1 -0.0 0.1 0.2 Series: Residuals Sample 2006M02 2011M12 Observations 71 Mean -2.44e-18 Median -0.003906 Maximum 0.183628 Minimum -0.184012 Std. Dev. 0.078906 Skewness -0.132555 Kurtosis 2.555571 Jarque-Bera 0.792242 Probability 0.672925 84 Untuk melihat terdapat masalah heteroskedasitas atau tidak dapat dilihat nilai probabilitas OBSR 2 0,05, maka data tidak mengalami masalah heteroskedasitas sebaliknya jika nilai probabilitas OBSR 2 0,05, maka data mengalami heteroskedasitas. Berikut hasil data yang diolah dengan menggunakan eviews 6.0: Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedasitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.542975 Prob. F9,49 0.1535 ObsR-squared 13.16603 Prob. Chi-Square9 0.1552 Scaled explained SS 9.119008 Prob. Chi-Square9 0.4264 Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai OBSR adalah 0.1552 , karena nilai 0.1552 dari derajat kesalahan α 5 yaitu 0,05, maka model tidak mengalami gejala heteroskedasitas sehingga penelitian dapat dilanjutkan kepengujian selanjutnya.

d. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen Ghozali, 2006. Keadaan ini hanya terjadi pada regresi linear berganda karena jumlah variabel independen lebih dari satu sedangkan pada kasus regresi sederhana, tidak mungkin adanya kasus multikolinieritas karena variabel independennya hanya terdiri dari satu variabel. Namun jika data masih 85 terdapat gejala multikolineritas data dapat diperbaiki dengan menggunakan transformasi variabel ke dalam bentuk differensi pertama. Apabila hubungan diantara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya diatas 0,85 maka dapat dipastikan terdapat gejala multikolinearitas. Berikut hasil setelah diolah dengan eviews 6.0: Tabel 4.7 Hasil Korelasi Uji Multikolinearitas LNKURS SBI LNJUB LNKURS 1.000000 0.178845 -0.052158 SBI 0.178845 1.000000 -0.837143 LNJUB -0.052158 -0.837143 1.000000 Sumber: Data sekunder yang diolah Terlihat dari tabel diatas nilai korelasi variabel independen hanya mencapai 0.837143, karena nilai 0.837143 0,85 maka diputuskan tidak terjadi gejala multikolinearitas sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.

e. Hasil Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat hubungan residual antar waktu pada model penelitian yang digunakan sehingga estimasi menjadi bias. Uji Breusch-Godfrey dapat digunakan untuk mengidentifikasi terjadinya masalah autokorelasi atau tidak, jika nilai probabilitas X 2 lebih besar dari nilai signifikan α=5 0,05 maka model penelitian terbebas dari masalah autokorelasi dan sebaliknya jika nilai probabilitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

7 96 143

Pengaruh Nilai Tukar Dan Suku Bunga Terhadap Harga Saham Pada Industri Tekstil Di Bursa Efek Indonesia

49 223 96

Analisis pengaruh nilai tukar, kridit, suku bunga SBI, Inflasi dan investasi terhadap jumlah uang beredar (m2) di Indonesia

0 3 157

Pengaruh variabel makro ekonomi terhadap harga saham syariah di Indonesia dan Malaysia periode Mei 2011 – Desember 2015

0 14 127

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011.1 - 2015.12

1 23 148

ANALISIS INTERDEPENDENSI JUMLAH UANG BEREDAR, SUKU BUNGA SBI,NILAI TUKAR DAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA.

2 12 17

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga Saham di Jaka

0 2 19

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga S

0 3 16

PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR DOLLAR TERHADAP HARGA SAHAM PROPERTI YANG Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI Dan Nilai Tukar Dollar Terhadap Harga Saham Properti Yang Terdaftar Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), INFLASI, SUKU BUNGA (SBI), PENDAPATAN TERHADAP FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA PERIODE 2005-2013.

0 1 2