Instrumen Penelitian 1. Definisi Operasional Praktik Pembelajaran a.

r 11 = Keterangan: r 11 : Koefisien reliabilitas tes k : Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes 1 : Bilangan konstan : Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir soal : Varian total 6

3. Uji Taraf Kesukaran Soal

Uji taraf kesukaran soal bertujuan untuk mengetahui soal-soal itu termasuk kategori mudah, sedang atau sukar. Untuk itu digunakan rumus sebagai berikut: 7 P = Keterangan: P : Indeks Kesukaran B : Banyak siswa yang menjawab dengan benar JS : Jumlah siswa yang mengikuti tes Tabel. 3.3 klasifikasi indeks kesukaran Besarnya P Interpretasi 0,00-0,30 Soal sukar 0,31-0,70 Soal sedang 0,71-1,00 Soal mudah 6 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h 109 7 Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi …, h. 208.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah “kemampuan suatu soal untuk membedakan kemampuan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang tidak pandai berkemampuan rendah ”. 8 Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: D = - = P A – P B Keterangan: D : Indeks Diskriminan : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar : Banyak siswa kelompok atas : Banyak siswa kelompok bawah P A : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal benar P B : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar Tabel 3.4 Klasifikasi daya pembeda Besarnya D Interpretasi 0,00 - 0,20 Jelek 0,21- 0,40 Sedang 0,41- 0,70 Baik 0,71- 1,00 Sangat baik

5. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h. 218.

1. Uji Persyaratan Analisis Data

1. Uji Normalitas dengan Uji Lilifors

Uji Normalitas dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1 Data diurutkan dari yang terkecil hingga data yang paling besar 2 Cari angka baku dengan rumus: 3 Cari distribusi bakunya Fz 4 Cari proporsi kumulatifnya Sz 5 Cari L o = Max | Fz – S z | 6 Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel. Hipotesis Uji Normalitas: H = sampel terdistribusi normal H a =sampel terdistribusi tidak normal Kriteria Uji Normalitas Jika L o L tabel , maka sampel terdistribusi normal pada taraf signifikansi = 0.05

2. Uji Homogenitas dengan Uji Fishers

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji fishers, dengan rumus: 9 ; db: db pembilang, db penyebut Keterangan: F = Homogenitas S² = Varians Terbesar S² = Varians Terkecil Langkah-langkah pengujian homogenitas adalah sebagai berikut: 1 Mencari statistik hitung 2 Mencari statistik tabel 3 Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel 9 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: CV. ALFABETA, 2007, h. 140. Jika F hitung F tabel ; maka H diterima Jika F hitung F tabel ; maka H a diterima Hipotesis uji homogenitas: H = kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen H a = kedua kelompok tidak berasal dari populasi yang homogeny

6. Analisis Data

Setelah diketahui homogenitas kedua kelompok sampel, langkah analisis data dalam penelitian ini adalah uji hipotesis dengan perhitungan statistik Uji Beda Rata-Rata Uji t. 1 Jika kedua kelompok sampel homogen maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan: Jika kelompok sampel tersebut heterogen, maka Uji Beda Rata-Rata Uji t menggunakan rumus sebagai berikut: Setelah diperoleh nilai statistik hitung, kemudian mencari nilai dalam statistik tabel dengan taraf kepercayaan 95 . Selanjutnya membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel. Jika t hitung lebih besar daripada t tabel maka H ditolak dan H a diterima. 2 Rumus N’Gain N’Gain = Skor Postes – Skor Pretes Skor Ideal – Skor Pretes

7. Hipotesis Statistik

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1 H a = 2 : Ada Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII Semester 1 MTs. Mujahiddin Cikarang Utara dengan menggunakan metode pembelajaran Bermain Jawaban dan metode pembelajaran Guided Teaching. 2 H = 1 = 2 : Tidak Ada Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII Semester 2 MTs. Mujahiddin Cikarang Utara dengan menggunakan metode pembelajaran Bermain Jawaban. Keterangan: H = Hipotesis Nol H a = Hipotesis Alternatif 1 = Hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran Bermain Jawaban 2 = Hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran Guided Teaching 48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MTs Al- Mujahiddin Cikarang Utara 1. Identitas Sekolah a. Nama Sekolah : MTs. Al Mujahiddin b. Nomor Statistik Sekolah: 121232160091 c. Status Sekolah : Akreditasi “A” d. Alamat Sekolah : Jl. KH. Fudholi No.83

2. Latar Belakang Sekolah

MTs. Al Mujahidin merupakan suatu sekolah yayasan YPI Al Mujahidin terdapat di Jl. KH. Fudholi No. 83 kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Sekolah Al Mujahidin ini berdiri pada tahun 1990, Status Tanah sekolah Al Mujahiddin ialah tanah wakaf yang sudah di sertifikat luas tanah pada sekolah ini 2030 m2 dan pada bagunan sekolah tersebut permanen dengan luas seluruhnya 6062m2. Pada Sekolah ini terdapat 14 ruangan yang berukuran 8 x 7, yaitu ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang Lab. IPA, ruang kesehatan, ruang Lab. Bahasa ruang guru, dan musholah. Data Guru di sekolah Mts. Al Mujahidin 42 guru yaitu, guru tetap 13 orang, guru honor tidak tetap 22 orang, guru PNS 3 orang, staf tata usaha tidak tetap 4 orang. Jumlah siswa pada tahun ajaran 2011- 2012 yaitu 795 siswa, dan 18 rombongan belajar, yang terdiri dari kelas VII, terdiri dari 270 siswa dan 6 siswa merupakan rombongan belajar, kelas VIII, terdiri dari 240 siswa dan 6 orang merupakan rombongan belajar, kelas IX, terdiri dari 285 siswa dan 6 merupakan rombongan belajar.

3. Visi, Misi, MTs Al- Mujahiddin

a. Visi Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman, berilmu dan berakhlak mulia sehingga mampu berkembang sesuai tuntunan zaman b. Misi 1. Kecakapan dalam bermacam-macam ilmu pengetahuan umum dan agama 2. Menyiapkan peserta didik untuk menguasai pengetahuan yang dibutuhkan dalam sekolah lanjutan 3. Akhlakul karimah

B. Praktik Pembelajaran a.

Praktik Pembelajaran Metode Bermain Jawaban Dalam penerapan metode ini siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Di mana siswa dapat mengeluarkan ide serta pendapatnya dalam presentasi kelompok. Dalam metode Bermain Jawaban diawali dengan guru memberikan pre tes. Tahap kedua penerapan metode Bermain Jawaban, Guru membuat pertanyaan yang memerlukan jawaban ringkas dan masing-masing ditulis pada selembar kertas tentang mata Pelajaran Kegiatan Ekonomi Masyarakat di kelas VII-1. Tahap ketiga, Guru menulis sejumlah kemungkinan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan nomor 1.Jumlah jawaban harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pertanyaan. Tahap keempat Guru Mengelompokkan jawaban- jawaban yang dibuat pada langkah kedua sesuai dengan kategori tertentu. Tahap kelima Guru Memasukkan jawaban-jawaban tersebut kedalam kotak-kotak kertas. Setiap kotak ditulisi nama kategori sesuai dengan kategori jawaban. Tahap keenam Guru Menempelkan kotak-kotak kertas yang berisi jawaban-jawaban pada selembar kertas karton. Kemudian dipasang di depan kelas. Tahap ketujuh Guru Membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Tahap Kedelapan Guru Memberi beberapa pertanyaan kepada masing-masing kelompok.Tahap Kesembilan Guru Meminta masing-masing kelompok mendiskusikan jawaban dan mencari kira-kira dikotak mana jawaban tersebut berada. Tahap kesepuluh Permainan dimulai dengan meminta salah satu kelompok untuk membacakan pertanyaan, kemudian salah satu anggota kelompok menjawab sesuai dengan kartu jawaban yang diambil dari kotak. Tahap terakhir dari metode Bermain Jawaban adalah Guru memberi klarifikasi jawaban. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, setelah pelaksanaan metode Bermain Jawaban, guru memberikan pos tes. Penerapan metode Bermain Jawaban ini dalam pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, pada pertemuan pertama penerapan metode Bermain Jawaban, berdasarkan pengamatan observasi suasana kelas terlihat kurang kondusif, hal ini terlihat dari suasana kelas yang berisik dalam pembagian kelompok. Pada penerapan metode Bermain Jawaban pertemuan kedua, suasana kelas dalam keadaan lebih kondusif dari pertemuan sebelumnya, hal ini terlihat dari suasana berisik dan gaduh berkurang karena ada kesepakatan sebelumnya bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan dengan tenang dan saling menghargai sesama teman dan anggota kelompok harus melakukan peranya masing-masing.

b. Praktik Pembelajaran Metode Guided Teaching

Dalam penerapan metode Guided Teaching ini siswa terlibat langsung dalam proses diskusi dalam skala kecil. Dalam metode Guided Teaching diawali dengan, guru memberikan pre tes. Tahap kedua penerapan metode Guided Teaching, guru menyampaikan beberapa pertanyaan yang mempunyai beberapa kemungkinan jawaban kepada siswa untuk mengetahui pikiran dan kemampuan yang mereka miliki tentang materi Memahami Kegiatan Ekonomi Masyarakat di kelas VII-3. Tahap ketiga, guru memberikan waktu beberapa menit untuk memberi kesempatan kepada siswa menjawab pertanyaan dilakukan dengan cara dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Tahap keempat guru meminta kepada siswa untuk menyampaikan hasil jawaban mereka dan mencatat jawaban-jawaban yang mereka sampaikan dan tulis di papan tulis dengan mengkelompokkan jawaban mereka dalam kategori yang nantinya akan guru sampaikan dalam pembelajaran. Tahap selanjutnya guru meminta siswa untuk menyampaikan poin-poin utama dari materi pembelajaran dengan ceramah interaktif, mintalah kepada siswa untuk membandingkan jawaban mereka dengan poin-poin yang telah guru sampaikan. Tahap terakhir dari metode Guided Teaching ini guru memberikan siswa kesempatan unuk bertanya dan menyimpulkan hasil belajar secara bersama-sama. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, setelah pelaksanaan metode Guided Teaching, guru memberikan pos tes. Penerapan metode Guided Teaching ini dalam pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, pada pertemuan pertama penerapan metode Guided Teaching berdasarkan pengamatan observasi suasana kelas terlihat kurang kondusif, hal ini terlihat dari suasana kelas yang gaduh karena siswa belum memahami pelaksanaan metode Guided Teaching ini. Pada penerapan metode Guided Teaching pertemuan kedua, suasana kelas dalam keadaan lebih kondusif dari pertemuan sebelumnya, hal ini terlihat dari suasana gaduh berkurang karena ada kesepakatan sebelumnya bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan dengan tenang dan saling menghargai sesama teman.

C. Deskripsi Data

Berdasarkan dari data test pre tes dan pos tes yang telah diberikan kepada kedua kelompok siswa yang diberi perlakuan berbeda, maka diperolehlah dua kelompok nilai pre tes dan pos tes. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah “quasi eksperimen, yang dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada subjek penelitian kemudian memberikan tes pada subjek penelitian ”. 1 Di dalam penelitian ini penerapannya adalah para siswa kelas VII-1 dalam proses pembelajaran guru menerapkan metode pembelajaran bermain jawaban kemudian para siswa tersebut di tes secara tertulis tentang materi yang disampaikan oleh guru. Sedangkan para siswa kelas VII-3 dalam proses pembelajaran guru menerapkan metode pembelajaran guided teaching. Kedua kelas adalah kelas eksperimen, tidak ada kelas kontrol. Untuk mengetahui hasil penelitian, kedua kelompok eksperimen diberikan pre test dan pos test. Adapun desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1 Husaini Umar dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 139. Tabel. 4.1 Desain Penelitian Keterangan: E 1 : Kelas yang menggunakan metode pembelajaran bermain jawaban E 2 : Kelas yang menggunakan metode pembelajaran guided teaching T 1 : Pretest kelompok bermain jawaban T 2 : Pretest kelompok guided teaching X 1 : Pelaksanaan metode pembelajaran bermain jawaban X 2 : Pelaksanaan metode pembelajaran guided teaching T 1 : Postest kelompok bermain jawaban T 2 : Postest kelompok guided teaching

D. Data Hasil Belajar IPS Siswa 1.

Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelompok Bermain Jawaban a Hasil Pretest Kelompok Bermain Jawaban Nilai yang diperoleh siswa dari pre tes yang dilakukan terhadap kelompok Bermain Jawaban dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.2 Data Hasil Pre tes Siswa Kelompok Bermain Jawaban N Jumlah Nilai Nilai Terendah Nilai Tertinggi Mean Median Modus Varians Simpangan Baku 41 903 16 60 9,26 36 36 82,74 9,09 b Hasil Pos tes Kelompok Bermain Jawaban Nilai yang diperoleh siswa dari Pos tes yang dilakukan terhadap kelompok Bermain Jawaban dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Kelompok Pre test Perlakuan Pos tes E 1 T 1 X 1 T 1 E 2 T 2 X 2 T 2 Tabel 4.3 Data hasil Pos tes Siswa Kelompok Bermain Jawaban N Jumlah Nilai Nilai Terendah Nilai Tertinggi Mean Median Modus Varians Simpangan Baku 41 1588 60 80 9,04 70 70 33,13 5,75

2. Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelompok Guided Teaching

a Hasil Pre tes Kelompok Guided Teaching Nilai yang diperoleh siswa dari pre tes yang dilakukan terhadap kelompok Guided Teaching dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.4 Data Hasil Pre tes Siswa Kelompok Guided Teaching N Jumlah Nilai Nilai Terendah Nilai Tertinggi Mean Median Modus Varians Simpangan Baku 40 1375 26 73 50,29 53 43 dan 53 144,91 12,03 b Hasil Pos tes Kelompok Guided Teaching Nilai yang diperoleh siswa dari Pos tes yang dilakukan terhadap kelompok Guided Teaching dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.5 Data hasil Pos tes Siswa Kelompok Guided Teaching N Jumlah Nilai Nilai Terendah Nilai Tertinggi Mean Median Modus Varians Simpangan Baku 40 1978 60 86 3,25 73 63 78.89 8,88

E. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Data

A. Uji Normalitas Data Pre Tes dan Pos Tes Bermain Jawaban

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Dan Metode Demonstrasi

1 10 213

Perbedaab hasil belajar IPS dengan menggunakan metode bermain peran (Role Playing) dan Metode demonstrasi pada SMP Muhammadiyah 4 Tangerang

0 103 22

Perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative integrated and reading composition (circ) dan metode think pair share (tps) di MTs Jam'iyyatul khair Ciputat

3 27 138

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang yang diajar menggunakan metode demontrasi dengan metode ceramah : Studi eksperimen di SMPN I Cikarang Barat

0 3 148

Upaya guru dalam peningkatan hasil belajar PKn siswa melalui penerapan metode bermain peran di MI Sirajul Athfal 5 Depok: PTK di MI Sirajul Athfal 5 Kota Depok

0 11 106

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN METODE TALKING CHIPS DI MTS JAMIYATUL KHAIR

0 3 88

Upaya Guru Dalam Peningkatan Hasil Belajar PKn Siswa Melalui Penerapan Metode Bermain Peran di MI Sirajul Atfal 5 Depok

0 4 106

PERBEDAAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN GUIDED TEACHING PADA MATERI BIOSFER KELAS XI IPS MAN 3 MEDANTAHUN AJARAN 2014/2015.

0 5 25

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA METODE PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA METODE CROSSWORD PUZZLE DENGAN METODE BERMAIN KARTU POKOK BAHASAN PEREDARAN DARAH MANUSIA PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI SREBEGAN CEPER KLATEN.

0 2 17

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ALAT PERNAFASAN DENGAN METODE BERMAIN JAWABAN PADA SISWA Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Alat Pernafasan Dengan Metode Bermain Jawaban Pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah PK Ampel Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 14