Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
pengajaran konvensional dalam pembelajaran fisika kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk membangun sendiri struktur kognitifnya, serta
kesempatan untuk menumbuhkembangkan minat dan sikap ilmiahnya.
3
Pusat Kurikulum menggariskan bahwa tujuan pembelajaran fisika di sekolah adalah memahami konsep-konsep fisika juga dituntut untuk mampu
menggunakan metode ilmiah yang dilandasi oleh sikap ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
4
S. Karim Karhami yang mengatakan bahwa mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang memperluas wawasan
pengetahuan tentang materi dan energi, meningkatkan keterampilan ilmiah, menumbuhkan sikap ilmiah dan kesadaran atau kepedulian pada produk
teknologi melalui penerapan teori atau prinsip fisika yang sudah diketahui sebelumnya, serta kesadaran pada kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Dan dengan
adanya interaksi tersebut, akan timbul sikap dan nilai yang diperlukan dalam penemuan ilmu pengetahuan. Hal yang sama dinyatakan oleh Johari Surif, Yusof
Haji dan Hasniza dalam era globalisasi masyarakat Saintifik menjaga kesinambungan peradaban dan memacu ketamadunan sebuah negara. Masyarakat
saintifik merupakan teras pembangunan bangsa yang dalam dirinya memiliki ciri- ciri sikap saintifik.
5
Manusia dalam kehidupannya mengalami beberapa fase perkembangan, berbeda pengalaman dan perubahan perilaku individu agar dapat berperan dan
diterima oleh masyarakat. Fase perkembangan tersebut meliputi masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, dan masa usia lanjut batasan usia pada
setiap masanya. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa kanak-
3
IB Putu Mardana, Intensifikasi Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium Dalam Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Meningkatkan Minat, Sikap Ilmiah, dan Prestasi Belajar IPA
Siswa K elas II SLTP Negeri I Singaraja, Aneka Widya STKIP Singaraja, No.3 TH.XXXIII Juli 2000, h. 148.
4
Pusat Kurikulum, Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas SMAMadrasah Aliyah MA, http:www.puskur.netincsismafisika.pdf.15 Juli 2008, h. 443.
5
Johari Surif, Mohammad Yusof Haji Arshad dan Nor Hasniza Ibrahim, Membangunkan Sikap Saintifik Melaui Proses Inkuiri, makalah disampaikan dalam International
Seminar On Development of Value In Mathematics And Science Education, Faculty of Education, University of Malaya, 3 Agustus 2007, h.1.
kanak.
6
Apa yang dialami di masa kanak-kanak akan mempengaruhi masa remaja sampai dewasa. Dari masa kanak-kanak ke masa remaja, meninggalkan yang
bersifat kekanak-kanakan, pola perilaku yang lama seperti perubahan fisik, pola emosi, sosial, minat, moral, dan kepribadian. Pada masa ini terjadi penyesuaian
diri terhadap lingkungan sosialnya yang cenderung mencari identitas dirinya, peranannya dalam masyarakat, bergaul, mencari informasi dan pengetahuan yang
seluas-luasnya. Konsep diri yang ada pada remaja juga akan mengalami perubahan, menentukan perilaku yang akan dilakukan, mempengaruhi kegiatan
pembelajaran di sekolah dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa, hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil
belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di
bawah semestinya. Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir,
faktor yang terbentuk melalui pengalaman individu dalam berhubungan dengan orang lain Ritandiyono dan Retnaningsih, 1996.
7
Dalam pencarian identitas diri diharapkan remaja dapat membentuk konsep positif karena akan berpengaruh
terhadap pemikirannya, perilakunya, serta pendidikan juga bagaimana pencapaian hasil belajarnya berpengaruh terhadap pendidikan yang dilakukan remaja. Pada
remaja konsep diri dan hasil belajar pada remaja berbeda-beda.
Bagaimana mengatasi agar
konsep diri positif
individu perlu bimbingan dari berbagai pihak seperti guru, orang tua, teman serta masyarakat.
Konsep diri positif dan hasil belajar lebih tinggi karena ia menerima apapun tentang
dirinya
baik kelebihan, kekurangan atau baik positif maupun negatif tentang dirinya. Misalnya bakat A dibidang Fisika
tidak mampu dibidang Ekonomi merasa gagal tanpa melupakan bersosialisasi pengalaman yang ia miliki serta konsep diri remaja positif maka akan menunjang
hasil belajar yang tinggi sebaliknya konsep diri negatif hasil belajar rendah karena individu akan merasa cemas terus-menerus, tidak dapat diterimanya dengan baik dan
mengancam konsep dirinya.
Siswa Menengah Pertama SMPMTs merupakan masa remaja yang perlu mendapat penanganan yang serius sebagai generasi penerus
6
Ilmu Psikologi, http:ilmu-psikologi.blogspot.com200912ciri-ciri-masa-remaja.html
, 21 Juli 2010
7
Nina Mutmainah, Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka,1999. Hal.34
bangsa. sebab konsep diri sedang berkembang dan merupakan dasar bagi perkembangan fase dewasa. Seperti yang dikemukakan Erick Erikson dikutip La
Sulo yang menyatakan bahwa remaja dihadapkan kepada tugas mengembangkan konsep diri yang dapat diterima, stabil dan fungsional. Mereka yang berhasil akan
membangun kesadaran identitas dan yang gagal akan menderita kekacauan peranan role confusion.
8
Siswa yang konsep diri tinggi akan menggunakan segala potensi dan kemampuannya seoptimal mungkin dengan jalan mengikuti
proses belajar mengajar dengan baik, mengadakan hubungan baik dengan teman sekelasnya yang dapat mempengaruhi kegiatan belajarnya. Sebaliknya siswa yang
konsep diri rendah tidak akan menggunakan potensi dan kemampuannya dengan optimal karena mereka tidak memahami segala potensinya sehingga mengganggu
teman, sengaja mencari perhatian yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.
Sains merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip- prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
9
Pendidikan fisika yang merupakan salah satu cabang sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi
siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan
masalah didalam
kehidupan sehari-hari,
serta dapat
mengembangkan ilmu dan teknologi dan memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam.
Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat dikatakan seyogyanya pembelajaran fisika yang diberikan dengan berbagai bentuk hukumnya
memberikan sikap kepatuhan juga atas hukum-hukum Tuhan untuk digunakan siswa dalam kehidupannya.
Pembelajaran fisika akan lebih efektif dan menarik bagi siswa. Menjadi penting artinya mengingat tujuan pendidikan adalah membuat siswa mengerti dan
8
-----, Menata Kepribadian Anak, http:www.scribd.comdoc11771514BK
, 21 Juli 2010
9
----, Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No. 2 tahun 2006, Mata Pelajaran IPA
percaya. Seiring dengan tujuan peningkatan pembelajaran fisika, berbagai pendekatan dan metode pengajaran kini mulai diperkenalkan dan diterapkan di
sekolah-sekolah baik dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Metode dan pendekatan yang banyak mengaktifkan siswa diantaranya ialah metode discoveri,
inkuiri, eksperimen, pemecahan masalah, keterampilan proses, penugasan dan diskusi
10
. Tuntutan yang tercantum dalam Kurikulum Pelajaran Fisika yaitu
pembelajaran yang dilaksanakan secara inkuiri ilmiah, yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Maka metode inkuiri
dijadikan salah satu metode yang dianjurkan untuk digunakan dalam pembelajaran fisika.
Menurut Soewarso, bahwa sejak adanya penataran Proyek Pengembangan Pendidikan Guru P3G tahun 1979, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia telah menegaskan kepada guru untuk mengembangkan dan menggunakan metode inkuiri dalam proses belajar-mengajar di kelas.
11
Menurut Soerwarso metode inkuiri penting artinya, karena metode inkuiri merupakan suatu
cara mengajar yang menarik terutama dengan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar dikelas.
Pengembangan metode pembelajaran ini, penelitian yang berhubungan dengan penerapan pembelajaran inkuiri banyak dilakukan dan dikembangkan.
Wirtha dan Rapi dalam Jurnalnya mengatakan bahwa pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh yang cukup baik terhadap hasil belajar siswa di bandingkan
dengan metode pembelajaran konvensional
12
. Beberapa hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
inkuiri memiliki arti penting dalam pengaktifan siswa atau mengambil satu bagian
10
R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h.27.
11
Soewarso, Peranan Metode Inquiry Terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan di Sekolah. Semarang: Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan, No.2 Tahun XXIX, 2000, h.128.
12
I Made Wirtha dan Ni Ketut Rapi., Pengaruh Pembelajaran dan Penalaran Formal terhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja, Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008, h.27.
atas pencapaian mutu pendidikan, karena dari pembelajaran ini dapat menghasilkan pembentukan konsep diri dan hasil belajar yang lebih baik.
Dalam penelitian ini dipilih konsep tekanan. Merupakan salah satu bagian penting karena bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan nyata, namun hasil belajar
siswa pada konsep tersebut masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam penelitian ini digunakan pembelajaran inkuiri dengan berbagai macam percobaan
sederhana sehingga siswa dapat menemukan sendiri aplikasi tekanan pada benda padat, cair, dan gas dalam kehidupan sehari-hari. Pada konsep ini terkandung
indikator dan pengalaman belajar yang sama yaitu mengedepankan kerja ilmiah, yang kemudian dari bekerja ilmiah ini terjadi proses pembentukan konsep diri
yang baik dan hasil belajar siswa dapat lebih baik. Murmanto, D Melanie dalam jurnalnya mengatakan pembentukan konsep diri siswa di mulai dengan terlibatnya
siswa dalam seluruh proses kegiatan belajar, berarti siswa jadi lebih menguasai materi pelajaran dan siswapun akan mendapat pengalaman berharga saat
berinteraksi dengan guru dan teman-temannya, sehingga sosialisasi dan konsep diri siswa dapat terbentuk secara positif
13
. Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud melakukan studi penelitian
lebih lanjut apakah terdapat Hubungan Konsep Diri Dan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri Pada Konsep Tekanan.