Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang
berbudaya modern. Para pendukung konstruktivis percaya bahwa anak didik akan belajar banyak tentang sains jika mereka melakukan percobaan sendiri.
39
Dasar pemikiran para konstruktivis lebih menekankan pada peran aktif peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna, serta
menekankan pada pentingnya membuat kaitan antara gagasan peserta didik dalam pengkonstruksian secara bermakna dan mengaitkan gagasan peserta didik dengan
informasi baru dikelas.
40
Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya
dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitas orang lain.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir filosofi pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,
yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong- konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah
yang siap untuk diambil dan diingat. “Manusia harus mengkontruksi pengetahuan
itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa menginterpretasi pengalaman baru dan memperoleh pengetahuan baru berdasar realitas yang telah
terbentuk di dalam pikiran siswa”.
41
Kemudian dalam kelas konstruktivis, guru memotivasi murid untuk menyampaikan pendapat mereka tentang fenomena sains. Anak didik bisa
menyanggah pendapat guru jika mereka berbeda pendapat dengan guru, karena
39
-----, Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Interaktif Pada Konsep Sistem Pernapasan Pada Manusia,
http:arymlb.multiply.comjournal ,
November 2010, h. 29
40
Wawan Setiawan, Pengembangan Mutimedia Interaktif Berbasis Pandangan Pendagogi Materi Subjek, Pendidikan Imu Komputer FPMIPA UPI
pikupi.edu , h. 4
41
Johar Maknun, Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Fisika Sekolah Menengah Kejuruan SMK, Prosiding Seminar
Internasional Pendidikan IPA 2007 h. 29
apa yang disampaikan dan dipercaya “benar” oleh guru bisa saja “salah”. Guru dapat memberikan “tangga” agar mereka memperoleh pemahaman lebih baik
42
. Dari keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini
memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna
mengembangkan dirinya sendiri. Sehingga memberikan semangat kepada ahli pendidikan
untuk menggunakan
prinsip-prinsip konstruktivisme
dalam pembaharuan pendidikan.
b. Ciri-Ciri Pembelajaran Konstruktivisme
Untuk mewujudkan kelas konstruktivis ternyata harus mempersiapkan kelas dengan baik
. “Guru harus menyiapkan perlengkapan dan lembaran kerja demi mendukung terwujudnya kelas konstruktivis”. Guru hanya sebagai fasilitator
atau pencipta kondisi belajar yang memungkinkan peserta didik secara aktif mencari sendiri informasi, mengasimilasi, dan mengadaftasi sendiri informasi dan
mengkonstruksinya menjadi pengetahuan yang baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki masing-masing
43
Memberi peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia sebenarnya dan menggalakkan
ide yang dimulai oleh murid dan menggunakannya sebagai panduan merancang pengajaran. Menyokong pembelajaran secara kooperatif, mengambil sikap dan
pembawaan murid mengenai suatu ide guna menggalakkan dan menerima daya usaha. Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid dan guru
menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran. Menggalakkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.
c. Implikasi Konstruktivisme dalam Pembelajaran Fisika
Implikasi model pembelajaran konstruktivisme adalah siswa melakukan proses aktif dalam mengkonstruksi gagasan-gagasan menuju konsep yang bersifat
42
-----, Pembelajaran Dalam Pandangan Konstruktivistik dan Behavioristik
,
http:luthfiyahnurlaela.wordpress.com
,
November 2010, h. 36
43
-----, Keterampilan Dasar Mengajar
,
http:badarudinalbanna.wordpress.com
,
November 2010, h. 35
ilmiah. Siswa menyeleksi dan mentransformasi informasi sendiri, mengkonstruksi hipotesis dan membuat suatu keputusan dalam struktur kognitifnya.
Transformasi pengetahuan dalam konstruktivisme adalah pergeseran siswa sebagai penerima pasif informasi menjadi pengkonstruksi aktif dalam proses
pembelajaran.
44
Sehingga pengetahuan dalam pikiran siswa dapat membentuk struktur kognitif yang telah ada sebelumnya, dan diharapkan siswa dapat
membedakan antara belajar secara bermakna dengan belajar secara hafalan. Berdasarkan beberapa paham konstruktivisme diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat dipindahkan transfer dari seorang guru kepada siswa dalam bentuk yang serba sempurna, melainkan
bertahap sesuai dengan pengalaman masing-masing siswa.
45
d. Metode Pembelajaran Inkuiri
1 Pengertian Pembelajaran Inkuiri “Metode pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa student centered approach. Dikatakan demikian, sebab dalam metode ini siswa memegang peran yang
sangat dominan dalam proses pembelajaran”.
46
metode pembelajaran latihan inkuiri menuntut guru untuk melibatkan siswa untuk memulai inkuiri sedapat mungkin. Peran guru adalah menyeleksi
atau menciptakan situasi masalah, mewasiti prosedur inkuiri, memberikan respon terhadap inkuiri yang ditunjukkan siswa, membantu siswa memulai
inkuiri, dan memfasilitasi diskusi siswa. Pelaksanaan inkuiri dalam kelas yaitu guru membagi tugas meneliti suatu masalah di kelas
47
. Proses pembelajaran secara inkuiri-penemuan adalah satu proses yang
dinamik. Seperti yang dikutip oleh Thangavelo Marimuthu, Azman Jusoh, dan Rodziah Ismail bahwa menuru
t Dewey “inkuiri-penemuan adalah hubungan dialectical antara guru dan murid. Penggunaan soalan adalah
44
Johar Maknun, op cit., h. 33
45
Ahmad Sofyan, op. cit., h. 14
46
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008 h. 197
47
Emmawaty Sofya dan Ila Rosilawati, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin pada Materi Pokok Hidrolis Garam Siswa Kelas XI SMP YP UNILA. Hal. 3