Tabel 3.6 Uji Validitas Ahli
Kesesuaian Pertanyaan
Baik Cukup Kurang
Kesesuaian Konsep
1 Apakah indikator-indikator yang dipakai pada instrumen ini
mewakili aspek sikap konsep diri yang dipakai?
2 Apakah instrumen ini mencakup sikap konsep diri dari teori-teori
yang ada? 3 Apakah butir penilaian yang
digunakan instrumen ini memenuhi pencapaian indikator
sikap konsep diri?
Kesesuaian Bahasa
1 Apakah bahasa yang digunakan instrumen ini sudah cukup jelas?
2 Apakah bahasa yang digunakan pada instrumen ini sudah
efektif?
SARAN
2 Uji Coba Instrumen Hasil Belajar
a. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa hasil dari suatu
pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur
12
. Dengan kata lain uji validitas dilakukan untuk melihat ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya.
12
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. 2006, h.65.
Dalam penelitian ini uji validitas untuk soal hasil belajar, yaitu validitas butir soal atau validitas item dengan menggunakan rumus Anava.
Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu butir item, maka hasil perhitungan r
pbi
dibandingkan dengan r
tabel
yaitu 0.444. Jika hasil perhitungan r
pbi
r
tabel
, maka butir soal tersebut dintakan valid, sedangkan jika hasil perhitungan r
pbi
r
tabel
, maka butir item dinyatakan tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen tes diperoleh informasi
bahwa r
hitung
yang dikorelasikan dengan r
tabel
untuk N = 17 didapat sebanyak 20
butir soal valid.
13
b. Uji Reliabilitas Selain kevalidan, instrumen juga harus melakukan uji reliabilitas. Uji
reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
14
Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil
yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Suatu alat evaluasi tes atau non tes dikatakan baik jika antara lain
reliabilitasnya tinggi. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Tes Anava.
hasil perhitungan uji reliabilitas kemudian disamakan dengan nilai r
tabel,
Jika r
11
r
tabel
maka instrumen reliabel tapi jika r
11
r
tabel
maka instrumen tidak reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes di dapat rata-
rata 17,53, simpangan baku 5,03, Korelasi XY 0,46, reliabilitas tes 0,63.
15
c. Tingkat Kesukaran Melihat tingkat kesukaran butir soal berdasarkan pada kelompok atas dan
kelompok bawah siswa yang telah disusun dengan menggunakan rumus Anava:
16
P =
JS B
13
Lampiran 12, h. 356 – 357
14
Suharsimi Arikunto, op. cit.,h. 86.
15
Lampiran 13, h. 358
16
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. 2006, h.208.
Dengan : P
= indeks tingkat kesukaran B
= jumlah siswa yang menjawab soal itu benar JS
= jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran adalah:
0,00 P 0,30 Soal sukar
0,30 P 0,70 Soal Sedang
0,70 P 1,00 Soal Sukar
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal didapatkan 1 butir soal termasuk kategori sangat mudah, 10 butir soal termasuk kategori mudah, 11 butir
soal kategori sedang, dan 11 butir soal termasuk kategori sukar, 4 soal termsuk kategori sangat sukar.
d. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan anatara
siswa yang pandai prestasi tinggia dengan siswa yang kurang pandai prestasi rendah. Cara perhitungan daya pembeda setiap butir soal menggunakan rumus
berikut:
17
D =
B B
A A
J B
J B
= P
A
- P
B
Dengan : J =
banyaknya peserta kelompok atas A dan bawah B
B =
banyaknya peserta kelompok atas A atau bawah B yang menjawab soal itu benar
P = proporsi peserta kelompok atas A dan bawah B
yang menjawab benar
17
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. 2006, h.213.
Kriteria daya pembeda adalah: D : 0,00
– 0,20 jelek
D : 0,20 - 0,40 cukup
D : 0,40 – 0,70
baik D : 0,70 - 1,00
baik sekali
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda instrumen tes diperoleh data dengan klasifikasi daya pembeda sebanyak 12 butir soal termasuk kategori baik sekali,8
butir soal baik, 2, dan 20 butir soal buruk jelek.
I. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan meliputi tiga tahap yaitu: 1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan, diantaranya adalah kegiatan penelaahan kepustakaan meliputi buku teks, jurnal, majalah serta sumber bacan
lain yang berkaitan dengan peneliian yang hendak dilakukan. Selain itu, peneliti juga menentukan tujuan penelitian, perumusan hipotesis, identifikasi variabel,
penentuan populasi dan sampel, penentuan tempat dan waktu perizinan untuk melakukan penelitian, penyusunan rencana pembelajaran inkuiri serta penyusunan
instrumen yang akan digunakan. Bersamaan dengan kegiatan diatas, dilakukan juga observasi berupa
pengamatan secara langsung proses belajar mengajar di kelas VIII Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan wawancara singkat dengan guru bidang studi
bersangkutan mengenai penerapan model pembelajaran yang selama ini digunakan. Dari kegiatan ini dipeoleh bahwa guru fisika telah memergunakan
berbagai macam cara untuk memperbaiki kualitas hasil belajar fisika siswa. Diataranya penerapan pembelajaran inkuiri yang didalamnya melibatkan berbagai
metode lain seperti praktikum dan diskusi. Diskusi mendapatkan tanggapan atau respon aktif mengenai model pembelajaran inkuiri, dan diterapkannya masuk ke
dalam konsep tekanan melalui berbagai percobaan sederhana.
2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini peneliti melakukan penerapan model pembelajaran inkuiri
terstruktur bersamaan dengan kegiatan pengumpulan data. Kegiatan belajar yang berlangsung melalui lima fase model pembelajaran menurut Indrawati yaitu: Fase
Pertama: Berhadapan dengan masalah, berupa penyajian area investigasi yang dilakukan guru yang diawali dengan pembagian kelompok dan LKS. Dilanjutkan
dengan guru membimbing siswa mengenali salah satu aplikasi konsep tekanan melalui serangkain pertanyaan dan diakhiri dengan pengenalan pembentukaan
konsep diri yang terkait dalam percobaan.; Fase Kedua: Pengumpulan data untuk verifikasi, pada fase ini siswa mulai berinkuiri, sedangkan guru hanya berfungsi
sebagai fasilitator saja.; Fase Ketiga: Pengumpulan data dalam eksperimen, pada fase ini merupakan kegiatam inti dari proses inkuiri, yaitu fase dimana siswa
melakukan beberapa percobaan sederhana tekanan meliputi hukum archimides, hukum hidrostatika.; Fase Keempat: Merumuskan penjelasan, pada fase ini siswa
diajarkan untuk dapat merumuskan data-data yang sudah dihasilkan.; Fase Kelima: Menganalisis proses inkuiri, pada fase ini guru membimbing siswa
melalui metode diskusi untuk memecahkan masalah-masalah yang menjadi kendala dalam melakukan praktikum atau percobaan. Bersamaan dengan kegiatan
ke 5 fase tersebut, dilakukan pengisian lembar pedoman observasi oleh guru untuk melihat kemampuan konsep diri siswa. Lembar observasi yang digunakan berupa
Numerical Rating Scale yang telah dibuat berdasarkan indikator yang melandasinya.
Kegiatan terakhir pada tahap ini adalah pengumpulan data bersumber dari siswa atau pelaksanaan evaluasi kegiatan berupa adalah tes hasil belajar kognitif.
Setelah data terkumpul kemudian dilanjutkan dengan pengolahan sesuai dengan pengujian dan analisis data yang telah ditentukan. Serta pengisian angket konsep
diri oleh siswa. 3. Tahap Pelaporan
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari penelitian, pada tahap ini dikemukakan proses penelitian dan pengalaman peneliti.
J. Teknik Analisis Data
Data kuantitatif sikap konsep diri berupa Rating Scale dan Likert serta data
hasil belajar tes kognitif kemudian diolah secara statistika dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat Analisis Data
Prasyarat analisis data yang digunakan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas yang secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Konsep diri Data kuantitatif yang dihasilkan dari rating scale dan likert
dijumlahkan kemudian dirata-ratakan. Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau
tidak. Uji kenormalan yang dilakukan adalah uji liliefors dengan rumus:
Zi S
Zi F
Lo
b. Uji Normalitas Hasil Belajar
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel data hasil belajar yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji
kenormalan yang dilakukan adalah uji liliefors dengan rumus:
Zi S
Zi F
Lo
c. Uji Homogenitas Sikap konsep diri dan Hasil Belajar Kesamaan
Varians Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogenitas
kesamaan beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas
yang dilakukan asalah uji Fisher. Rumus yang digunakan adalah:
terkecil Varians
terbesar Varians
2 2
2 1
S S
F , dimana
1
2 2
2
n n
X X
n S
d. Uji Linieritas Konsep diri dan Hasil Belajar Uji linieritas menggunakan Regresi linier sederhana yang didasarkan
pada hubungan fungsional atau kausal satu variabel bebas dengan satu
variabel terikat. Persamaan umum regresi linier sederhana sebagai berikut.
18
X b
a Y
Dimana:
Y
: Subjek dalam variabel bebas yang diprediksikan
a : Harga Y bila X = 0 harga konstan
b: Angka
arah atu
koefesien regresi,
yang menunjukkan
angka peningkatan
ataupun penurunan variabel terikat yang didasarkan pada
variabel bebas. Bila b+ maka naik, dan bila - maka terjadi penurunan.
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai konstan dan nilai koefesien regresi adalah sebagai berikut:
2 2
X X
n Y
X XY
n b
X b
Y a
Dimana: a :
Nilai Konstanta Y :
Rata-rata nilai variabel hasil belajar X :
Rata-rata nilai variabel sikap ilmiah
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian persyaratan analisis, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara sikap
konsep diri dengan hasil belajar siswa signifikan. Teknik pengujian hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji korelasi, uji signifikansi dan koefesien determinasi.
18
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007, h.261.