Determinan Epidemiologi TINJAUAN PUSTAKA

Rp. 10.000 untuk setiap kunjungan atau Rp. 30.000 untuk 3 kali kunjungan. Kemenkes RI, 2011 Pelayanan ibu nifas yang diberikan dalam program Jampersal, yaitu Kemenkes RI, 2011: 1 Pengukuran tekanan darah. 2 Pemeriksaan nifas. 3 Pemberian kapsul vitamin A pada ibu. 4 Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir. 5 Pelayanan KB sesudah melahirkan pada masa nifas. 6 Nasihat kebutuhan gizi, KB, pemberian ASI eksklusif dan perawatan bayi baru lahir. 7 Jika ada penyulitkomplikasi, akan dirujuk untuk mendapatkan pemeriksaan dan pelayanan lebih lanjut.

2.2 Determinan Epidemiologi

Epidemiologi menurut Last 1988 adalah ilmu tentang distribusi dan determinan yang berhubungan dengan kondisi kesehatan atau peristiwa dalam populasi tertentu dan aplikasinya untuk mengatasi masalah kesehatan Bustan, 2006. Menurut WHO Beaglehole, 1993, salah satu peran utama epidemiologi adalah menentukan penyebab dari penyakit atau masalah kesehatan Bustan, 2008. Ini merupakan tugas utama dan pertama epidemiologi yang sangat penting dalam membantu menentukan penyebab suatu masalah sehingga dapat dilakukan tindakan upaya pencegahan dan perencanaan penanggulangannya. Jangkauan epidemiologi terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Pada awalnya epidemiologi mempelajari penyakit wabah. Kemudian berkembang mempelajari penyakit infeksi non-wabah, penyakit non-infeksi hingga akhirnya mempelajari hal-hal yang bukan penyakit, seperti fertilitas, menopause, kecelakaan, kenakalan remaja dan penyalahgunaan obat Budiarto dan Anggraeni, 2003. Masriadi 2012 pun menyebutkan bahwa epidemiologi juga mempelajari perilaku, penyediaan dan penggunaan pelayanan kesehatan. Konsep „determinan‟ digunakan dalam arti luas sebagai faktor yang berhubungan dengan outcomehasil Broeck dan Brestoff, 2013. Determinan adalah tentang mengapa dan bagaimana penyebab suatu faktor-faktor lain yang memengaruhi terjadinya peristiwa yang berhubungan dengan kesehatan Gregg, 2008. Para epidemiolog menganggap bahwa penyakit tidak terjadi secara acak, tetapi hanya terjadi ketika adanya kombinasi atau akumulasi yang tepat dari faktor risiko atau determinan. Oleh karena itu, guna mencari determinan tersebut, para epidemiolog menggunakan epidemiologi analitik untuk menentukan status keduanya. Masriadi 2012 juga menjelaskan bahwa determinan adalah istilah yang inklusif, mencakup faktor risiko dan kausa penyakit. Faktor risiko adalah semua faktor yang berhubungan dengan meningkatnya probabilitas risiko terjadinya penyakit. Suatu faktor bisa disebut sebagai faktor risiko jika faktor tersebut berhubungan dengan terjadinya penyakit, meskipun hubungan itu tidak harus bersifat kausal sebab-akibat. Determinan dapat berupa faktor fisik, biologis, sosial, kultural, maupun perilaku yang dapat memengaruhi terjadinya penyakit.

2.3 Daerah Rural