Kerangka Konsep KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

72

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep atau kerangka pikir merupakan bagian dari kerangka teori yang akan diteliti, untuk mendeskripsikan secara jelas variabel yang diteliti variabel dependen dan variabel faktornya variabel independen Balitbangkes, 2012. Konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung sehingga harus dijabarkan ke dalam variabel-variabel Notoatmodjo, 2010. Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat determinan pemanfaatan pelayanan nifas di daerah rural Indonesia. Variabel dependen yang diteliti adalah pemanfaatan pelayanan nifas. Sedangkan variabel independen yang diteliti, yaitu pendidikan, urutan kelahiran, kunjungan antenatal ANC, kuintil kekayaan, tempat persalinan, penolong persalinan, jarak ke pelayanan kesehatan, dan komplikasi persalinan. Kerangka konsep dari penelitian ini dapat dilihat pada Bagan 3.1. Beberapa variabel independen ini penting untuk diteliti. Adapun alasannya adalah sebagai berikut. a. Pendidikan Pendidikan yang tinggi memberikan kemungkinan yang lebih besar bagi ibu untuk memperoleh informasi tentang risiko kesehatan dan manfaat dari berkunjung ke pelayanan kesehatan. b. Urutan kelahiran Ibu yang melahirkan bayi dengan urutan kelahiran tinggi lebih kecil kemungkinannya untuk memanfaatkan pelayanan nifas dibandingkan ibu yang melahirkan bayi pertama kali atau dengan urutan kelahiran rendah. Pengalaman dan pengetahuan yang telah mereka dapatkan dari kelahiran anak sebelumnya memengaruhi persepi mereka tentang kebutuhan akan pemeriksaan kesehatan pasca persalinan, yaitu di pelayanan nifas. c. Kunjungan ANC Pengetahuan ibu tentang perawatan yang dibutuhkan setelah persalinan sebagian besar didapatkan saat berkunjung ke pelayanan antenatal ANC. Pada sesi konseling di pelayanan antenatal, ibu hamil memperoleh informasi tentang persiapan yang dibutuhkan untuk persalinan dan pemanfaatan layanan lebih lanjut yang dibutuhkan setelah persalinan, yaitu pelayanan nifas. Oleh sebab itu, ibu yang berkunjung ke pelayanan antenatal lebih besar kemungkinannya untuk memanfaatkan pelayanan nifas. d. Kuintil kekayaan Ibu dengan status ekonomi menengah atau tinggi lebih besar kemungkinannya untuk memanfaatkan pelayanan nifas dibandingkan dengan ibu dengan status ekonomi rendah. Ibu dengan status ekonomi yang lebih tinggi memiliki sumber dana yang lebih untuk biaya perawatan pasca persalinan, seperti pelayanan nifas. e. Tempat persalinan Ibu yang melahirkan di fasilitas kesehatan juga dapat memperoleh informasi tentang tanda-tanda bahaya untuk kesehatan ibu dan bayi dibandingkan ibu yang melahirkan di rumah. Ibu yang melahirkan di fasilitas kesehatan biasanya juga akan diperiksa kesehatannya dalam beberapa jam setelah melahirkan oleh petugas kesehatan sebagai salah satu rangkaian dari pelayanan persalinan. Maka dari itu, ibu yang melahirkan di rumah lebih besar kemungkinannya untuk menerima atau memanfaatkan pelayanan nifas. f. Penolong persalinan Ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan atau bidan terampil lebih besar kemungkinannya untuk memanfaatkan pelayanan nifas dibandingkan ibu bersalin yang ditolong oleh orang yang tidak terampil. Ketika ditolong oleh tenaga kesehatan, maka sebagai bagian dari perawatan persalinan, ibu juga akan mendapatkan pemeriksaan kesehatan beberapa jam setelah persalinan. g. Jarak ke fasilitas kesehatan Pemanfaatan pelayanan nifas juga perlu didukung dengan akses ke pelayanan kesehatan. Jika jarak pelayanan kesehatan jauh dari tempat tinggal, maka dapat menjadi kendala bagi ibu untuk datang ke sana sehingga pemanfaatan pelayanan nifas menjadi lebih rendah. h. Komplikasi persalinan Ibu yang mengalami komplikasi persalinan lebih besar kemungkinannya dibandingkan ibu yang tidak mengalami komplikasi persalinan. Jika dibandingkan faktor lainnya, komplikasi persalinan merupakan faktor kebutuhan bagi wanita untuk memanfaatkan pelayanan nifas. Artinya, walaupun tidak ada faktor predisposisi dan pendukung, wanita tetap akan berkunjung ke pelayanan kesehatan nifas untuk berobat jika terjadi komplikasi. Adapun beberapa variabel, seperti pekerajaan dan pengetahuan tidak diteliti karena tidak tersedianya data tersebut dalam data sekunder. Pada data sekunder, yaitu SDKI 2012, variabel pekerjaan yang tersedia adalah pekerjaan ibu pada 12 bulan terakhir saat pengambilan data survei dilakukan. Sedangkan penelitian yang dilakukan adalah menggunakan data tahun 2011- 2012. Oleh karena itu, karena variabel pekerjaan tidak tersedia pada semua sampel penelitian maka variabel tersebut tidak diteliti. Bagan 3.1 Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Pendidikan Urutan Kelahiran Kunjungan ANC Kuintil kekayaan Tempat persalinan Penolong persalinan Jarak ke fasilitas kesehatan Komplikasi persalinan Pemanfaatan pelayanan nifas 77

3.2 Definisi Operasional