pendidikan yang bersangkutan. Jika responden pernahsedang berada saat kurang dari 1 tahun pertama, maka ditulis 0 tahun pertama pada
kotak. Jika responden menamatkan tingkat pendidikan tertentu dan tidak melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi, maka ditulis 7 tamat.
Jika tidak tahu, maka ditulis 8 tidak tahu pada kotak. Pada penelitian ini, peneliti mengkategorikan variabel pendidikan
sesuai dengan kategori pada SDKI 2012. Terdapat 6 kategori pendidikan, yaitu tidak bersekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tidak
tamat SMTA, tamat SMTA dan Perguruan tinggi.
4.4.3 Urutan Kelahiran
Variabel urutan kelahiran diukur berdasarkan kuisioner WUS nomor 403. Pertanyaan yang ditanyakan kepada responden adalah
nomor urut kelahiran anak terakhir berdasarkan riwayat kelahiran dari semua anak yang pernah dilahirkan oleh responden.
Pada penelitian ini, peneliti mengkategorikan variabel urutan kelahiran sesuai dengan kategori pada SDKI 2012. Terdapat 4 kategori
urutan kelahiran, yaitu urutan kelahiran 1, 2-3, 4-5 dan 6 atau lebih.
4.4.4 Kunjungan Pelayanan Antenatal ANC
Variabel kunjungan pelayanan antenatal ANC diukur berdasarkan kuisioner WUS nomor 408, 410 dan 412. Pertanyaan yang ditanyakan
kepada responden adalah pemeriksaan kandungan dan kesehatan ibu
oleh petugas kesehatan. Pemeriksaan di sini hanya yang berhubungan dengan kehamilan, tidak termasuk pemeriksaan lain. Pada umumnya
pemeriksaan dilakukan di sarana kesehatan, tetapi mungkin juga di rumah responden. Responden yang memeriksakan kehamilannya
kemudian ditanya siapa saja orang yang memeriksanya. Responden juga ditanya mengenai tempat pemeriksaan kehamilan yang paling
sering dikunjungi dan jumlah pemeriksaan kehamilannya selama mengandung.
Pada penelitian ini, peneliti mengkategorikan variabel kunjungan ANC sesuai dengan kategori pada SDKI 2012. Terdapat 4 kategori
kunjungan ANC, yaitu tidak berkunjung ke ANC, berkunjung 1 kali, 2- 3 kali dan 4 kali atau lebih.
4.4.5 Kuintil Kekayaan
Variabel kuintil kekayaan diukur berdasarkan kuisioner rumah tangga RT. Kuintil kekayaan berasal dari indeks kekayaan yang
dihitung berdasarkan akumulasi dari barang-barang kepemilikan rumah tangga responden.
Indeks kekayaan dibuat dalam tiga tahap yang menempatkan perbedaan daerah perkotaan dan perdesaan menjadi lebih baik dalam
skor dan indikator kekayaan. Pada tahap pertama, sub kelompok indikator yang umum di daerah perkotaan dan perdesaan digunakan
untuk membuat skor kekayaan untuk rumah tangga di kedua wilayah
tersebut. Variabel kategorik ditransformasikan ke dalam indikator dikotomi yang terpisah 0-1. Indikator tersebut bersama variabel yang
kontinu diuji menggunakan principal components analysis untuk menghasilkan skor faktor umum untuk setiap rumah tangga.
Pada tahap kedua, skor faktor terpisah dibuat untuk rumah tangga di daerah perkotaan dan daerah perdesaan menggunakan indikator
spesifik untuk daerah tertentu. Tahap ketiga menggabungkan skor faktor spesifik daerah yang terpisah tersebut untuk menghasilkan kuintil
kekayaan gabungan yang dapat digunakan secara nasional dengan melakukan penyesuaian terhadap skor spesifik daerah tersebut melalui
penerapan regresi terhadap skor faktor umum. Ketiga tahap dalam prosedur pembentukan indeks tersebut memungkinkan indeks kekayaan
dapat diterapkan pada kedua daerah perkotaan maupun perdesaan. Hasil indeks kekayaan gabungan memiliki nilai rata-rata nol dan
standar deviasi satu. Setelah indeks dihitung, kuintil kekayaan di tingkat nasional mulai dari terendah sampai tertinggi diperoleh dengan
menerapkan skor rumah tangga pada setiap anggota rumah tangga de jure, membuat peringkat setiap penduduk berdasarkan skornya dan
selanjutnya membagi peringkat tersebut ke dalam lima kategori yang sama, masing-masing terdiri dari 20 penduduk.
Pada penelitian ini, peneliti mengkategorikan variabel kuintil kekayaan sesuai dengan kategori pada SDKI 2012. Terdapat 5 kategori
kuintil kekayaan, yaitu terbawah, menengah bawah, menengah, menengah atas, dan teratas.
4.4.6 Tempat Persalinan