Hubungan Kunjungan Pelayanan Antenatal ANC dengan Pemanfaatan Pelayanan Nifas Hubungan Kuintil Kekayaan dengan Pemanfaatan Pelayanan Nifas

Tabel 5.20 Hubungan Urutan Kelahiran dengan Pemanfaatan Pelayanan Nifas Pada WUS di Daerah Rural Indonesia Tahun 2011-2012 Urutan Kelahiran Pemanfaatan Pelayanan Nifas Total P- value Ya Tidak n n n 1 707 85,7 101 12,5 808 100 0,085 2-3 794 85,3 137 14,7 931 100 4-5 208 81,9 46 18,1 254 100 6+ 64 81,0 15 19,0 79 100 Hasil uji statistik diperoleh p-value sebesar 0,085 atau 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara urutan kelahiran anak dengan pemanfaatan pelayanan nifas pada wanita usia subur di daerah rural Indonesia.

5.2.3 Hubungan Kunjungan Pelayanan Antenatal ANC dengan Pemanfaatan Pelayanan Nifas

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara kunjungan pelayanan antenatal ANC dengan pemanfaatan pelayanan nifas pada wanita usia subur, diperoleh bahwa pemanfaatan pelayanan nifas lebih tinggi terjadi pada responden yang melakukan kunjungan ANC sebanyak 4 kali atau lebih 88,3 dibandingkan yang melakukan kunjungan ANC 4 kali atau yang tidak pernah melakukan kunjungan. Pemanfaatan pelayanan nifas paling rendah terjadi pada responden yang tidak pernah melakukan kunjungan ANC, yaitu 57,6. Tabel 5.21 Hubungan Kunjungan ANC dengan Pemanfaatan Pelayanan Nifas Pada WUS di Daerah Rural Indonesia Tahun 2011-2012 Kunjungan ANC Pemanfaatan Pelayanan Nifas Total P- value Ya Tidak n n n Tidak kunjungan 38 57,6 28 42,4 66 100 0,000 1 24 61,5 15 38,5 39 100 2-3 172 76,8 52 23,2 224 100 4+ 1539 88,3 204 11,7 1743 100 Hasil uji statistik diperoleh p-value sebesar 0,000 atau ≤ 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kunjungan ANC dengan pemanfaatan pelayanan nifas pada wanita usia subur di daerah rural Indonesia.

5.2.4 Hubungan Kuintil Kekayaan dengan Pemanfaatan Pelayanan Nifas

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara kuintil kekayaan dengan pemanfaatan pelayanan nifas pada wanita usia subur, diperoleh bahwa responden yang berada pada kuintil kekayaan teratas 94, lebih tinggi pemanfaatan pelayanan nifasnya dibandingkan kelompok kuintil kekayaan terendah lainnya. Sedangkan pemanfaatan pelayanan nifas paling rendah terjadi pada kelompok kuintil kekayaan terbawah 78,8. Tabel 5.22 Hubungan Kuintil Kekayaan dengan Pemanfaatan Pelayanan Nifas Pada WUS di Daerah Rural Indonesia Tahun 2011-2012 Kuintil Kekayaan Pemanfaatan Pelayanan Nifas Total P- value Ya Tidak n n n Terbawah 569 78,8 153 21,2 722 100 0,000 Menengah bawah 493 86,8 75 13,2 568 100 Menengah 329 90,1 36 9,9 365 100 Menengah atas 247 90,1 27 9,9 274 100 Teratas 135 94,4 8 5,6 143 100 Hasil uji statistik diperoleh p-value sebesar 0,000 atau ≤ 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kuintil kekayaan dengan pemanfaatan pelayanan nifas pada wanita usia subur di daerah rural Indonesia.

5.2.5 Hubungan Tempat Persalinan dengan Pemanfaatan Pelayanan Nifas