Kuisioner Uji Coba, Pelatihan dan Lapangan

beranggotakan wakil-wakil dari instansi yang sama ditambah Lembaga Demografi Universitas Indonesia. Kepala BPS provinsi bertanggung jawab atas segi teknis dan administratif pelaksanaan survei di daerah masing-masing. Mereka dibantu oleh koordinator lapangan, yaitu Kepala Bidang Statistik Sosial di BPS provinsi.

2.5.3 Kuisioner

SDKI 2012 menggunakan empat macam kuisioner, yaitu kuisioner rumah tangga, kuisioner wanita usia subur, kuisioner pria kawin dan kuisioner pria belum kawin. Kuisioner rumah tangga maupun kuisioner WUS SDKI 2012 sebagian besar mengacu pada versi terbaru Maret 2011 kuisioner standar yang digunakan program DHS VI. Model kuisioner tersebut disesuaikan dengan kebutuhan di Indonesia. Beberapa pertanyaan di kuisioner standar DHS tidak dicakup dalam SDKI 2012 karena kurang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Selain itu, kategori jawaban serta tambahan pertanyaan disesuaikan dengan muatan lokal terkait program di bidang kesehatan dan keluarga berencana nasional.

2.5.4 Uji Coba, Pelatihan dan Lapangan

a. Uji Coba Sebelum memulai kegiatan di lapangan, kuisioner diujicobakan di Provinsi Riau dan Nusa Tenggara Timur untuk memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan sudah jelas dan dapat dipahami oleh responden. Uji coba pada tahun 2011 menjadi penting terkait dengan cakupan sampel berbeda untuk individu perempuan dari wanita yang pernah kawin umur 15-49 tahun, menjadi semua umur 15-49 tahun terlepas dari status perkawinan. Selain itu, ada pertanyaan baru dan tambahan penyesuaian format pertanyaan yang disesuaikan dengan kuisioner DHS dari ICF Marco. Uji coba dilakukan mulai pertengahan Juli hingga pertengahan Agustus 2011 di empat kabupaten terpilih, yang mencakup 4 blok sensus perkotaan dan empat blok sensus perdesaan. Kabupaten yang terpilih untuk uji coba adalah Pekanbaru dan Kabupaten Kampar Provinsi Riau, serta Kota Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan temuan uji coba, maka dilakukan penyempurnaan terhadap kuisioner rumah tangga dan individu. b. Pelatihan Sejumlah 992 orang 26 pria dan 546 wanita dilatih sebagai pewawancara. Pelatihan berlangsung selama 12 hari di bulan Mei 2012 di sembilan pusat pelatihan, yaitu Batam, Bukit Tinggi, Banten, Yogyakarta, Denpasar, Banjarmasin, Makasar, Manokwari dan Jayapura. Pelatihan mencakup pembelajaran materi di kelas, latihan berwawancara dan tes. Pelatihan dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu kelas WUS, kelas PK, dan kelas RP. Seluruh peserta dilatih menggunakan kuisioner rumah tangga dan kuisioner perseorangan sesuai jenis kelasnya. c. Lapangan Data SDKI dikumpulkan oleh 119 tim petugas. Satu tim terdiri dari delapan orang, yaitu 1 orang pengawas pria, 1 orang editor wanita untuk WUS dan PK, 4 orang wanita pewawancara WUS, 1 orang pria pewawancara PK merangkap sebagai editor PK, dan 1 orang pria pengawas RP. Khusus untuk Papua dan Papua Barat, 1 tim terdiri dari lima orang, yaitu 1 orang pengawas pria merangkap sebagai editor PK dan RP, 1 editor WUS wanita, 2 orang wanita pewawancara WUS dan 1 orang pria pewawancara PK dan RP. Kegiatan di lapangan berlangsung dari Mei sampai 31 Juli 2012.

2.6.5 Desain Sampel dan Implementasi