Sebagai keperluan analisis data, maka penolong persalinan di kelompokkan menjadi dua kategori, yaitu penolong persalinan oleh
tenaga kesehatan dokter umum, dokter kandungan, perawat, bidan atau bidan di desa, dan non-tenaga kesehatan dukun bayi, tetanggakerabat
atau orang lain dan tidak ada siapa pun yang menolong. Karena penolong persalinan pada satu orang responden bisa lebih dari satu
orang, seperti bidan dan dukun bayi, maka tetap dikategorikan sebagai penolong persalinan oleh tenaga kesehatan, selama di antara penolong
persalinan tersebut terdapat satu orang dengan kualifikasi sebagai tenaga kesehatan.
Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi WUS Berdasarkan Penolong Persalinan
di Daerah Rural Indonesia Tahun 2011-2012 Penolong Persalinan
Jumlah n
Persen
Tenaga kesehatan 1799
86,8 Non-tenaga kesehatan
273 13,2
Total 2072
100
Berdasarkan Tabel 5.15, sebagian besar responden melahirkan anak terakhirnya dengan ditolong oleh tenaga kesehatan 86,8
dibandingkan oleh non-tenaga kesehatan.
5.1.9 Gambaran Jarak ke Fasilitas Kesehatan
Jarak ke fasilitas kesehatan dinilai berdasarkan persepsi responden terhadap jarak ke fasilitas kesehatan ketika sakit dan ingin
mendapatkan perawatan kesehatan atau berobat. Jika responden merasa bahwa jarak ke fasilitas kesehatan menjadi hambatan bagi mereka untuk
mendapatkan pengobatan, maka jarak ke fasilitas kesehatan dikategorikan sebagai masalah. Sebaliknya, jika responden merasa
bahwa jarak ke fasilitas kesehatan bukan menjadi hambatan bagi mereka untuk mendapatkan pengobatan, maka jarak ke fasilitas
kesehatan dikategorikan sebagai bukan masalah.
Tabel 5.16 Distribusi Frekuensi WUS Berdasarkan Jarak ke Fasilitas
Kesehatan di Daerah Rural Indonesia Tahun 2011-2012 Jarak ke Fasilitas
Kesehatan Jumlah
n Persen
Masalah 316
15,3 Bukan masalah
1756 84,7
Total 2072
100
Berdasarkan Tabel 5.16, hanya 15,3 responden yang memiliki masalah dengan jarak ke fasilitas kesehatan ketika sakit dan ingin
mendapatkan perawatan kesehatan atau berobat di sana.
5.1.10 Gambaran Komplikasi Persalinan
Komplikasi persalinan adalah kesulitan atau masalah kesehatan yang dialami responden saat melahirkan anak terakhirnya. Komplikasi
persalinan yang dapat terjadi, yaitu persalinan lama, perdarahan berlebihan, demam atau keluar lendir berbau, kejang dan pingsan,
ketuban pecah dini 6 jam sebelum persalinan atau komplikasi lainnya yang disebutkan responden.
Berdasarkan Tabel 5.17, komplikasi persalinan yang paling banyak dialami responden adalah persalinan lama 31,7. Hanya
1,9 responden yang mengalami kejang dan pingsan saat persalinan.
Tabel 5.17 Distribusi Frekuensi WUS Berdasarkan Jenis Komplikasi
Persalinan di Daerah Rural Indonesia Tahun 2011-2012 Komplikasi Persalinan
Jumlah n
Persen
Persalinan lama 656
31,7 Perdarahan berlebihan
158 7,6
Demam keluar lendir berbau 144
6,9 Kejang dan pingsan
40 1,9
Ketuban pecah dini 6 jam sebelum persalinan 261
12,6 Lainnya
80 3,9
Sebagai keperluan analisis data, maka komplikasi persalinan di kelompokkan menjadi dua kategori, yaitu
“ya” dan “tidak”. Jika responden mengalami setidaknya 1 jenis masalah kesehatan saat
melahirkan, maka dikategorikan mengalami komplikasi persalinan.
Tabel 5.18 Distribusi Frekuensi WUS Berdasarkan Komplikasi Persalinan
di Daerah Rural Indonesia Tahun 2011-2012 Komplikasi
Persalinan Jumlah
n Persen
Ya 887
42,8 Tidak
1185 57,2
Total 2072
100
Berdasarkan Tabel 5.18, kurang dari setengah total responden yang mengalami komplikasi saat melahirkan anak terakhir sebesar
42,8.
5.2 Determinan Pemanfaatan Pelayanan Nifas di Daerah Rural Indonesia