Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Ruang Lingkup

memengaruhi ibu dalam memanfaatkan pelayanan nifas Kim, dkk., 2013. Nugraha 2013 menemukan bahwa berdasarkan analisis lanjut data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2010, kunjungan ke ANC dan status ekonomi keluarga memengaruhi akses pelayanan nifas di Indonesia. Khanal, dkk. 2014 juga menemukan bahwa dari hasil analaisis lanjut data Survei Demografi dan Kesehatan Nepal 2011, nomor urut kelahiran anak menjadi faktor ibu dalam memanfaatkan pelayanan nifas di Nepal. Penelitian tentang pemanfaatan pelayanan nifas di Indonesia masih jarang dilakukan, khususnya di daerah rural. Padahal, pemanfaatan pelayanan nifas di daerah rural masih rendah. Di sisi lain, target cakupan pelayanan nifas perkabupatenkota pada tahun 2015 mendatang adalah 90 Permenkes Nomor 741MenkesPerVII2008. Pelayanan nifas penting diberikan karena masa nifas masih berisiko mengalami perdarahan atau infeksi yang dapat mengakibatkan kematian ibu. Oleh karena itu, penulis bermaksud melakukan penelitian tentang determinan pemanfaatan pelayanan nifas di daerah rural Indonesia berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012.

1.2 Rumusan Masalah

AKI di Indonesia berdasarkan SDKI 2012 mengalami kenaikan dari tahun 2007 menjadi 359 per 100.000 penduduk dan masih jauh pencapaiannya dari target RPJMN 2014, yaitu 118 per 100.000 penduduk dan target MDGs 2015, yaitu 102 per 100.000 penduduk. Salah satu penyebab kematian ibu adalah komplikasi nifas dan perdarahan pasca bersalin yang sebenarnya dapat dicegah melalui program pelayanan nifas. Sebanyak 80 ibu menerima pelayanan nifas pada dua hari pertama setelah persalinan dan 11,3 ibu yang tidak pernah memeriksakan diri dalam 42 hari masa nifas. Pemeriksaan nifas di daerah rural Indonesia mengalami kenaikan yang rendah daripada daerah urban. Beberapa penelitian menemukan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi ibu dalam memanfaatkan pelayanan nifas, antara lain pendidikan, tempat persalinan, penolong persalinan, pengetahuan, persepsi tentang jarak ke pelayanan kesehatan, kunjungan ke ANC, status ekonomi keluarga dan urutan kelahiran Kim, dkk., 2013; Nugraha 2013; Khanal, dkk., 2014. Penelitian tentang pemanfaatan pelayanan nifas di daerah rural pun masih jarang dilakukan sehingga penulis melakukan penelitian tersebut dengan menggunakan data SDKI 2012.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian ini, yaitu: a. Bagaimana gambaran distribusi frekuensi pemanfaatan pelayanan nifas dan determinannya di daerah rural Indonesia? b. Bagaimana hubungan antara pendidikan, urutan kelahiran, kunjungan ke ANC, kuintil kekayaan, tempat persalinan, penolong persalinan, jarak ke fasilitas kesehatan, dan komplikasi persalinan dengan pemanfaatan pelayanan nifas di daerah rural Indonesia? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan pemanfaatan pelayanan nifas di daerah rural Indonesia tahun 2011-2012 berdasarkan data SDKI 2012.

1.4.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu: a. Mengetahui distribusi frekuensi pemanfaatan nifas dan determinannya di daerah rural tahun 2011-2012. b. Mengetahui hubungan antara pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan nifas di daerah rural tahun 2011-2012. c. Mengetahui hubungan antara urutan kelahiran dengan pemanfaatan pelayanan nifas di daerah rural tahun 2011-2012. d. Mengetahui hubungan antara kunjungan ANC dengan pemanfaatan pelayanan nifas di daerah rural tahun 2011-2012. e. Mengetahui hubungan antara kuintil kekayaan dengan pemanfaatan pelayanan nifas di daerah rural tahun 2011-2012. f. Mengetahui hubungan antara tempat persalinan dengan pemanfaatan pelayanan nifas di daerah rural tahun 2011-2012. g. Mengetahui hubungan antara penolong persalinan dengan pemanfaatan pelayanan nifas di daerah rural tahun 2011-2012. h. Mengetahui hubungan antara jarak ke fasilitas kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan nifas di daerah rural tahun 2011-2012. i. Mengetahui hubungan antara komplikasi persalinan dengan pemanfaatan pelayanan nifas di daerah rural tahun 2011-2012.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain:

1.5.1 Bagi Kementerian Kesehatan RI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau pertimbangan dalam penentuan kebijakan kesehatan terhadap perbaikan program pelayanan nifas melalui peningkatan pemanfaatan pelayanan nifas sehingga dapat mencegah kematian ibu pasca persalinan, khususnya di daerah rural Indonesia. Hasil analisis terhadap determinan pemanfaatan pelayananan nifas ini juga diharapkan dapat menjadi masukan dalam pembuatan program promosi kesehatan yang efektif bagi masyarakat daerah rural Indonesia sehingga semakin menyadari pentingnya pemanfaatan pelayanan nifas.

1.5.2 Bagi Kementerian Pendidikan RI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau pertimbangan dalam menentukan kebijakan pendidikam sebagai kontribusinya dalam perbaikan program pelayanan nifas, khususnya di daerah rural Indonesia.

1.5.3 Bagi Pemerintah Daerah

Program kesehatan tidak hanya menjadi tanggung jawab instansi kesehatan saja. Namun, perlu adanya peran pemerintah daerah untuk berkontribusi di dalam mensukseskannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau pertimbangan dalam menentukan kebijakan daerah sebagai yang bersinergi dalam perbaikan program pelayanan nifas, khususnya di daerah rural Indonesia.

1.5.4 Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang determinan pemanfaatan pelayanan nifas, khususnya di masing-masing kabupaten di daerah rural Indonesia.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui determinan pemanfaatan pelayanan nifas di daerah rural Indonesia berdasarkan analisis data SDKI 2012 dengan desain studi potong lintang cross-sectional. Variabel dependen yang diteliti adalah pemanfaatan pelayanan nifas. Sedangkan variabel independennya adalah pendidikan, urutan kelahiran dan kunjungan ke ANC, kuintil kekayaan, tempat persalinan, penolong persalinan, jarak ke fasilitas kesehatan dan komplikasi persalinan. Sampel yang digunakan adalah wanita usia subur 15-49 tahun dan pernah melahirkan di daerah rural Indonesia tahun 2011-2012 berdasarkan data SDKI 2012. Analisis data SDKI 2012 dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2014 di Ciputat, Kota Tangerang Selatan. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelayanan Nifas 2.1.1 Definisi Masa Nifas Masa nifas atau puerperium berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan Bahiyatun, 2008. Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi. Masa nifas puerperium adalah masa pemulihan alat-alat reproduksi dari sejak persalinan hingga ke bentuk normal seperti sebelum hamil dengan lama waktu sekitar 6 minggu Manuba, 2004; Bahiyatun, 2008; Code dan Dunstall, 2011.

2.1.2 Tahapan Masa Nifas

Secara umum, masa nifas dibagi menjadi tiga tahapperiode Bahiyatun, 2008, yaitu: a. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan. b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital.