Geografi Pendidikan Ekonomi Daerah Rural

 Ada atau ≤ 2 km  2 km g Rumah Sakit 1  Ada atau ≤ 5 km  5 km h HotelBilyarDiskotekPanti PijatSalon  Ada 1  Tidak ada i Persentase Rumah Tangga Telepon  ≥ 8,00 1  8,00 j Persentase Rumah Tangga Listrik  ≥ 90,00 1  90,00 Sumber: Peraturan BPS Nomor 3 Tahun 2010 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel tersebut, jika total skor lebih dari atau sama dengan 10 maka daerah tersebut dikatakan sebagai daerah urban. Sebaliknya, jika total skor kurang dari 10, maka daerah tersebut dikatakan sebagai daerah rural. Penggolongan daerah atau desa menjadi desa urban atau desa rural dilakukan oleh BPS untuk keperluan statistik dan keperluan lainnya yang berhubungan dengan perencanaan pembangunan, seperti untuk kegiatan sensus penduduk tahun 2010 dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012. Adapun karakteristik yang terdapat di daerah rural sebagi berikut.

2.3.1 Geografi

Pada tahun 2001 hingga 2010, jumlah kendaraan di Indonesia meningkatkan tiga kali lipat. Namun, jalan nasional yang melayani lebih dari sepertiga dari lalu lintas kendaraan hanya tumbuh seperempat saja. Kesenjangan pertumbuhan infrastruktur trasnportasi ini semakin besar antara daerah urban dan rural. Tingkat infrastruktur transportasi dan jalan di daerah rural Papua-Maluku lebih rendah dibandingkan daerah lainnya, khususnya Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Lebih dari 20 jalan di Kalimantan dan Maluku telah rusak. OECD, 2013 Kondisi geografis yang sulit di daerah rural menjadi kendala bagi masyrakat di sana untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan yang ada, salah satunya adalah fasilitas kesehatan. Data SDKI 2012 menunjukkan bahwa penduduk di daerah rural menghadapi masalah yang lebih besar terhadap jarak ke fasilitas kesehatan dibandingkan penduduk di daerah urban masing-masing 14 dan 7,3.

2.3.2 Pendidikan

Berdasarkan SDKI tahun 2012, wanita yang tinggal di daerah rural memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dibandingkan wanita yang tinggal di daerah urban, khususnya pada tingkat pendidikan SMTA dan perguruan tinggi BPS, BKKBN, Kemenkes RI, dan ICF International 2013. Hal ini karena pemerataan layanan pendidikan menengah belum sepenuhnya mampu menjangkau penduduk kurang beruntung yang disebabkan kondisi geografis misalnya daerah terpencil dan perbatasan dan kondisi sosial ekonomi Kemendikbud, 2012. Pelaksaanaan desentralisasi pendidikan yang belum mantap karena kurangnya kejelasan pembagian tugas dan tanggung jawab antar tingkat pemerintahan pusat, provinsi dan kabupatenkota menjadi salah satu penyebab manajemen tata kelola pendidikan yang belum efektif, khususnya dalam hal fungsi dan pendanaan.

2.3.3 Ekonomi

Berdasarkan SDKI 2012, lebih dari setengah penduduk rural 60 di Indonesia berada dalam kuintil terbawah dan menengah bawah. Sedangkan sepertiga penduduk daerah urban 33 berada dalam kuintil tertinggi. Ekonomi di daerah rural dapat berdampak pada perilaku seseorang ketika sakit dalam pencarian pengobatan Bushy, 2009. Pemerintah telah menyediakan asuransi kesehatan, seperti Jaminan Persalinan Jampersal dan Jaminan Kesehatan Masyrakat Jamkesmas untuk memudahkan masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Namun, kesadaran masyarakat daerah rural untuk menggunakan asuransi kesehatan tersebubut masih rendah. Unicef 2012 melaporkan bahwa masih kurang kesadaran perempuan tentang kelayakan dan manfaat Jampersal serta tingkat penggantian biaya yang tidak memadai, khususnya jika termasuk biaya transportasi dan komplikasi. Masyarakat sudah dijelaskan tentang biaya persalinan yang gratis dengan ditolong bidan di desa di fasilitas kesehatan, namun mereka masih takut jika kemudian diminta untuk membayar biaya persalinan Titaley, dkk., 2010. Penelitian di Pandeglang menemukan bahwa wanita yang memiliki pengetahuan yang baik tentang Jampersal lebih tinggi untuk memanfaatkan pelayanan Jampersal Suparmi, dkk., 2013. Selain itu, sosialisasi kebijakan Jampersal sangat kurang, baik kepada pemerintah daerah kabupatenkota dan unit-unit pelaksana, maupun kepada masyarakat pengguna Helmizar, 2014. Secara nasional, tingkat pengeluaran Jampersal pada tahun 2011 adalah 41,5 di mana pengeluaran tertinggi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara 82,86 dan terendah di wilayah Papua 13,02 Dwicaksono dan Setiawan, 2013. Heywood dan Choi 2010 menyebutkan bahwa meskipun terjadi peningkatan alokasi dana kesehatan yang signifikan oleh pemerintah Indonesia, namun tidak terdapat hubungan antar pengeluaran kesehatan pemerintah di tingkat kabupaten dengan keluaran sistem kesehatan yang diharapkan. Alokasi dana transfer secara efektif tidak sesuai dengan besarnya permasalahan kesehatan ibu yang dihadapi oleh daerah Dwicaksono dan Setiawan, 2013. Artinya, pemerintah pusat gagal dalam menggunakan sumber daya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu di daerah.

2.3.4 Kesehatan Maternal