Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan Sosialisasi HTR

bimbingan teknis serta sarana penyedia modal. Hal ini tidak terlepas dari status tempat tinggal masyarakat yang berada dalam kawasan hutan produksi sehingga permasalahan-permasalahan yang menyangkut dengan formalitas administrasi pemerintahan tidak dilayani. Kegiatan penyuluhan pertanian tidak pernah dilakukan di kawasan tersebut dan juga lembaga-lembaga penyalur kredit untuk petani juga tidak melayani mereka dikarenakan hal tersebut. Kejelasan status lahan mereka dengan adanya pembangunan HTR di daerah tersebut diharapkan mampu meningkatkan ketersediaan dan pelayanan kedua prasarana tersebut. Dengan meningkatnya infrastruktur pendukung diharapkan kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat. Tabel 54 Ketersediaan dan pelayanan infrastruktur pendukung pembangunan No Saranaprasarana Ketersediaan pelayanan Jumlah orang Persentase 1 Produksi a lahan b bibit c pupuk d alat pertanian 1 sulit 2 mudah 1 sulit 2 mudah 1 sulit 2 mudah 1 sulit 2 mudah 21 98 20 99 29 90 18 101 17,65 82,35 16,81 83,19 24,37 75,63 15,13 84,87 2 Sarana Transportasi Pelayanan 3 tahun terakhir 1 sulit 2 mudah 1 tidak semakin baik 2 semakin baik 5 114 4 115 4,20 95,80 3,36 96,84 3 Sarana Komunikasi Pelayanan 3 tahun terakhir 1 sulit 2 mudah 1 tidak semakin baik 2 semakin baik 2 117 4 115 1,68 98,32 3,36 96,64 4 Sarana informasi Pelayanan 3 tahun terakhir 1 sulit 2 mudah 1 tidak semakin baik 2 semakin baik 4 115 2 117 3,36 96,64 1,68 98,32 5 Sarana kesehatan Pelayanan 3 tahun terakhir 1 sulit 2 mudah 1 tidak semakin baik 2 semakin baik 2 117 4 115 1,68 98,32 3,36 96,64 6 Sarana pendidikan Pelayanan 3 tahun terakhir 1 sulit 2 mudah 1 tidak semakin baik 2 semakin baik 6 113 3 116 5,04 94,96 2,52 97,48 7 Sarana pelatihan, penyuluhan dan bimbingan teknis Pelayanan 3 tahun terakhir 1 sulit 2 mudah 1 tidak semakin baik 2 semakin baik 116 3 116 3 97,48 2,52 97,48 2,52 8 Sarana penyedia modal Pelayanan 3 tahun terakhir 1 sulit 2 mudah 1 tidak semakin baik 2 semakin baik 114 5 116 3 95,80 4,20 97,48 2,52

5.12 Strategi Pembangunan HTR di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang

Pembangunan HTR merupakan program pembangunan di bidang kehutanan yang memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar hutan untuk ikut mengelola kawasan hutan. Program ini diluncurkan sebagai salah satu bentuk implementasi dari kebijakan nasional dalam pembangunan yaitu pro poor, pro job dan pro growth yang dicanangkan oleh pemerintah. Untuk mempercepat proses pembangunan HTR ini pemerintah mendelegasikan pemberian ijin kepada bupati pemerintah daerah dengan tujuan untuk lebih mendekatkan dan mempercepat pelayanan perijinan HTR kepada masyarakat. Namun dalam kenyataannya realisasi pembangunan HTR tidak sesuai dengan target pemerintah bahkan sangat jauh dari target tersebut. Proses pembangunan HTR di kabupaten OKI sudah dimulai sejak tahun 2009 dengan ditunjuknya Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang sebagai areal pencadangan untuk pembangunan HTR. Penunjukan ini dilatarbelakangi oleh usulan dari Bupati OKI. Usulan Bupati OKI untuk membangun HTR di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang tidak terlepas dari kondisi kawasan yang sudah sejak tahun 1997 dirambah dan digarap oleh masyarakat sekitar. Sehingga untuk menyelesaikan permasalahan perambahan dan juga untuk memberikan manfaat sosial lebih luas maka bupati OKI mengusulkan untuk pembangunan HTR di daerah tersebut. Namun sejak dicadangkan dari tahun 2009 sampai dengan saat ini baru terdapat satu ijin HTR yang dikeluarkan oleh bupati OKI yaitu atas nama Koperasi karyawan Inhutani Kopkarinhut V seluas 301 ha. Pengelolaan hutan termasuk di dalamnya pembangunan hutan tanaman rakyat membutuhkan keputusan yang berdasarkan pada pengetahuan tentang hutan dan nilai manusia yang dapat dijabarkan melalui perencanaan hutan baik secara formal maupun informal. Perencanaan pengelolaan hutan meliputi perpaduan sistem ekologi, ekonomi dan sosial yang masing-masing bersifat kompleks. Keputusan yang diambil harus mempertimbangkan nilai-nilai ekologi, ekonomi dan sosial sehingga mampu memberikan kelestarian hasil dengan ciri utama adanya kewajiban bagi pemilik lahan dan masyarakat membuat komitmen jangka panjang untuk mengelola hutannya bagi generasi mendatang Davis et al 2001. Untuk meningkatkan keberhasilan dalam pembangunan hutan tanaman rakyat di kabupaten OKI maka diperlukan strategi pembangunan HTR yang tidak hanya berdasarkan pada sumberdaya alam, sumberdaya fisik dan sumberdaya manusia saja, tetapi membutuhkan penguatan modal sosial masyarakat sasaran