Hubungan Antara Modal Sosial Masyarakat Dengan Persepsi Masyarakat Terhadap pembangunan HTR

5.12.2 Tahap Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan terhadap alternatif strategi kebijakan dalam pembangunan HTR di Kabupaten OKI menggunakan matriks QSPM David 2009. Pengambilan keputusan dengan menggunanakan matriks QSPM menggunakan skor ketertarikan atau attractiveness score AS dari stake holders terhadap alternatif strategi kebijakan yang diperoleh dengan menggunakan analisis SWOT. Stake holders yang dilibatkan dalam QSPM ini adalah tokoh masyarakat, aparat pemerintahan lokal, Dinas Kehutanan Kabupaten OKI, BPPHP Wilayah V dan Pendamping HTR. Dari hasil penilaian AS pada alternatif strategi dalam pembangunan HTR di Kabupaten OKI ini dapat dilihat dalam Tabel 58. Tabel 58 Rekapitulasi matriks QSPM pada pembangunan HTR di Kabupaten OKI Faktor Strategis bobot Skor Ketertarikan Strategi I Strategi II Strategi III AS TAS AS TAS AS TAS Faktor strategi internal Kekuatan Kelemahan 0,568 0,432 3,175 3,033 1,803 1,310 3,355 3,167 1,903 1,368 2,775 3,000 1,576 1,296 Total 1,000 6,208 3,113 6,522 3,271 5,775 2,872 Faktor strategi eksternal Peluang Ancaman 0,392 0,608 2,400 2,325 0,941 1,414 2,950 2,850 1,156 1,733 2,600 2,875 1,019 1,748 Total 1,000 4,725 2,355 6,400 2,889 5,475 2,767 Total skor ketertarikan 5,468 6,160 5,639 Strategi terpilih III I II Dari matriks QSPM seperti terlihat pada Tabel 62, strategi alternatif yang terpilih adalah strategi II yaitu membentuk forum komunikasi, koordinasi dan layanan informasi antar stakeholders dalam pembangunan HTR sebagai sarana untuk mencari solusi permasalahan pembangunan HTR, pengembangan peluang kemitraan dan pemasaran, serta pusat informasi pembangunan HTR dengan nilai TAS 6,160 lebih baik dari strategi Memfasilitasi masyarakat dalam pemenuhan persyaratan dan proses perijinan serta verifikasi HTR dengan nilai TAS 5,639 dan strategi Peningkatan kapasitas petani dan pendamping HTR dalam hal kelembagaan, pengetahuan teknis kehutanan dan pemasaran dalam pembangunan HTR dengan nilai TAS 5,465. Pembentukan forum komunikasi, koordinasi dan layanan informasi antar stakeholders dalam pembangunan HTR sebagai sarana untuk mencari solusi permasalahan pembangunan HTR, pengembangan peluang kemitraan dan pemasaran, serta pusat informasi pembangunan HTR di Kabupaten OKI ini dipilih sebagai alternatif strategi dengan nilai TAS tertinggi oleh tokoh masyarakat, aparat pemerintahan desa dan Dinas Kehutanan kabupaten OKI gambar 6. Pembentukan forum multi stakeholders dalam pembangunan HTR di Kabupaten OKI ini diharapkan mampu menjadi sarana bagi bertemunya dan berdialogya berbagai kepentingan dari berbagai pihak dalam pembangunan HTR. Sehingga isu-isu seperti adanya free rider, keterbukaan proses perijinan, kesulitan persyaratan, peluang pemasaran, keterbatasan kapasitas masyarakat, masalah pendanaan dan lain-lain dapat dibicarakan dan dicarikan jalan keluar dalam forum tersebut. Gambar 6 Perbandingan nilai TAS stakeholders terhadap alaternatif kebijakan dalam pembangunan HTR di Kabupaten OKI Alternatif kebijakan yang lain dalam pembangunan HTR di Kabupaten OKI penguatan kapasistas masyarakat dan fasilitasi masyarakat juga perlu dilaksanakan apalagi beberapa instansi pemerintah sudah menganggarkan untuk melaksakan kegiatan tersebut. Namun pelaksanaan dari kebijakan tersebut akan kurang maksimal apabila masih terdapat isu-isu keterbukaan dan free rider yang belum dicarikan jalan keluar. Dan yang lebih penting adalah dukungan dari masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan tersebut karena tanpa dukungan dari masyarakat maka hasil dari kebijakan tersebut akan kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan adalah collective action yang tinggi Kartodihardjo 2006. Karena alasan tersebut maka pembentukan forum komunikasi, koordinasi dan layanan informasi dalam pembangunan HTR di Kabupaten OKI ini menjadi penting untuk segera diwujudkan guna menunjang keberhasilan pembangunan HTR di Kabupaten OKI. 1 2 3 4 5 6 7 8 Alternatif kebijakan I Alternatif kebijakan II Alternatif kebijakan III VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Karakteristik individu yang dapat diidentifikas dari masyarakat di dalam Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kabupaten OKI adalah Umur, pendidikan formal dan non formal, pendapatan, tingkat kesehatan, luas lahan, lama tinggal, status sosial, suku bangsa dan asal domisili dengan tingkat karakteristik individu pada kategori sedang. Unsur modal sosial yang dapat diidentifikasi dari masyarakat adalah kepercayaan, jaringan, norma sosial, tindakan yang proaktif dan kepedulian dengan tingkat modal sosial masyarakat pada kategori tinggisangat kuat. Persepsi masyarakat terhadap pembangunan HTR secara umum berada dalam kategori sedang kecuali persepsi pada pemanfatan HTR, proses perijinan HTR, Jenis tanaman HTR, Pewarisan ijin HTR dan Kegiatan sosialisasi HTR yang berada pada kategori rendah. Karakteristik individu yang berhubungan nyata dengan unsur modal sosial adalah umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, luas lahan, tingkat pendapatan, tingkat kesehatan, status sosial dan suku bangsa. Unsur-unsur modal sosial yang berhubungan dengan modal sosial adalah kepercayaan, jaringan, norma sosial, tindakan yang proaktif dan kepedulian. Karakteristik individu yang berkorelasi dengan persepsi masyarakat adalah tingkat pendidikan formal, tingkat pendapatan, luas lahan status sosial dan suku bangsa. Karakteristik individu dan modal sosial juga berkorelasi positif dengan persepsi masyarakat terhadap pembangunan HTR di Kabupaten OKI. Strategi alternatif yang terpilih dalam pembangunan HTR di Kabupaten OKI adalah Membentuk forum komunikasi, koordinasi dan layanan informasi antar stakeholders dalam pembangunan HTR sebagai sarana untuk mencari solusi permasalahan pembangunan HTR, pengembangan peluang kemitraan dan pemasaran, serta pusat informasi pembangunan HTR.

6.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan dalam upaya pembangunan HTR di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang adalah: 1 Mempertimbangkan faktor- faktor sosial budaya dalam bentuk modal sosial masyarakat dalam proses pembangunan HTR. 2 Modal sosial masyarakat cenderung bersifat mengikat sehingga perlu usaha dari pemerintah agar masyarakat dapat lebih mempercayai pihak-pihak dari luar kawasan. 3 Tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap tokoh masyarakat dan agama dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan pembangunan HTR. 4 Untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih komprehensif dalam pembangunan HTR di Kabupaten OKI perlu kajian tentang modal manusia, modal fisik dan modal finansial dalam pembangunan HTR.