masyarakat terhadap pembangunan HTR yang terdiri dari persepsi terhadap alokasi lahan HTR Y
2.1
, pola pembangunan HTR Y
2.2
, pemanfaatan Hasil HTR Y
2.3
, jenis tanaman HTR Y
2.4
, persyaratan perijinan HTR Y
2.5
, proses perijinan HTR Y
2.6
, jangka waktu dan luas pengusahaan ijin HTR Y
2.7
, pewarisan ijin HTR Y
2.8
, hak dan kewajiban HTR Y
2.9
, pasar hasil HTR Y
2.10
, kelembagaan HTR Y
2.11
, sosialisasi HTRY
2.12
, pendampingan dan penyuluhan Y
2.13
. Untuk memudahkan penelitian maka konsep-konsep dan variabel-variabel
tersebut dibatasi dan ditentukan terlebih dahulu paramaternya pengukurannya sesuai dengan rencana penelitian yang dilakukan.
1. Konsep modal sosial dalam penelitian ini adalah norma dan hubungan sosial yang melekat dalam struktur masyarakat sehingga membuat komunitas
petani di lokasi pencadangan HTR dapat bekerjasama dalam bertindak untuk mencapai tujuan bersama.
2. Karakteristik individu adalah keadaan atau sifat baik bawaan maupun yang diperoleh dari pengaruh lingkungan yang terdapat pada individu tersebut,
yang mendorong individu tersebut untuk berpartisipasi. 3. Persepsi masyarakat adalah pandangan masyarakat terhadap ketentuan-
ketentuan dalam proses pembangunan HTR. Variabel, indikator dan parameter pengukuran unsur karakteristik individu,
unsur modal sosial dan persepsi masyarakat terhadap pembangunan HTR dapat dilihat dalam Lampiran 2.
3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang terkumpul berupa data karakteristik sosial, karakteristik individu dan tingkatan unsur-unsur modal sosial dipadukan dan dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut:
3.6.1 Analisis Deskriptif kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menjelaskan: 1 karakteristik sosial, ekonomi dan budaya pada level komunitas; 2 kebijakan dan dukungan
pihak-pihak terkait pada kegiatan pembangunan hutan tanaman rakyat; 3 karakteristik individu; 4 unsur-unsur modal sosial dan 5 penilaian tingkatan
unsur-unsur modal sosial dalam masyarakat area Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang. Untuk mendeskripsikan karakteristik sosial, ekonomi dan
budaya masyarakat pada level komunitas, karakteristik individu dan tingkatan unsur-unsur modal sosial dilakukan dengan persamaan:
Adapun jumlah kelas disesuaikan dengan kategori tingkatan yang diinginkan yaitu 3 kelas untuk karakteristik sosial, ekonomi dan budaya komunitas rendah,
sedang dan tinggi, 3 kelas untuk karakteristik individu rendah, sedang dan tinggi dan 4 kelas untuk tingkatan modal sosial minimum, rendah, sedang dan
tinggi.
3.6.2 Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel karakteristik individu X terhadap variabel unsur-unsur modal
sosial masyarakat Y dengan menggunakan uji koefisien Peringkat Spearman: 1
6 ∑ 1
Dengan R
S
Koefisien Rank Spearman, di selisih peringkat X dan Y dan n banyaknya sampel. Apabila Rs bernilai nol, maka tidak ada korelasi, apabila Rs
bernilai +1,00 atau -1,00 maka terdapat korelasi sempurna.
2.3.4 Analisis Strategi Dalam Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat
Proses penyusunan perencanaan strategis menurut Rangkuti 2008 melalui tiga tahapan analisis yaitu 1 tahap pengumpulan data, 2 tahap analisis
dan 3 tahap pengambilan keputusan sebagimana tergambar dalam gambar 4.
1. Tahap Pengumpulan data
Evaluasi Faktor Eksternal Evaluasi Faktor
Eksternal Matrik Profil Kompetitif
2. Tahap Analisis
Matrik SWOT
3. Tahap Pengambilan Keputusan
Quantitave Strategic Planning Matrix QSPM Gambar 4 Kerangka formulasi strategis dimodifikasi dari Rangkuti 2008