Penggunaan Lahan kawasan Kondisi Biofisik Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang .1 Letak dan Luas

Masyarakat dengan penghasilan tinggi merupakan kelompok masyarakat yang membudidayakan tanaman karet. Mereka pada umumnya adalah para pemilik lahan dengan luas lebih dari 2 ha. Sedangkan masyarakat yang mempunyai penghasilan rendah adalah masyarakat yang tinggal di daerah lebak yang membudidayakan padi di lahan mereka. Namun dari pengamatan di lapangan didapati bahwa masyarakat saat ini sudah mulai menanami lahan padi tersebut dengan tanaman karet. Beberapa masyarakat mempunyai penghasilan yang sangat tinggi lebih dari 10 jutabulan dikarenakan mereka mempunyai kebun karet yang luas lebih dari 10 ha.

5.2.5 Tingkat Kesehatan

Mayoritas masyarakat berada dalam kondisi kesehatan yang baik. Dari 119 responden hanya 2 responden atau 1,68 yang sedang mengalami sakit yang berat dan menyebabkan mereka harus rutin berobat sedangkan mayoritas 73,95 berada dalam kondisi kesehatan yang tinggi tidak pernah sakit atau sakit ringan kurang dari 3 kali dalam setahun Tabel 14. Tingkat kesehatan yang tinggi akan meningkatkan produktivitas masyarakat karena akan menambah jam kerja dan kemampuan fisik masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Todaro dan Smith 2003 dalam Sidu 2006 bahwa pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar yang keduanya merupakan bentuk dari modal manusia human capital yang menjadi fundamental untuk membentuk kapabilitas manusia yang lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan. Kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan dan pendidikan adalah hal yang pokok untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga. Tabel 14 Sebaran tingkat kesehatan responden No . Tingkat kesehatan Kategori Skor Jumlah orang Persentase 1 2 3 6 kali sakittahunmenderita penyakit menahunsakit parah Sakit ringan 3 – 6 kali dalam setahun Tidak pernah sakit atau sakit ringan 3 kali dalam setahun Rendah Sedang Tinggi 1 2 3 2 9 88 1,68 24,37 73,95 Jumlah 119 100,00

5.2.6 Luas Lahan Garapan Pada awal terbentuknya komunitas masyarakat di dalam kawasan hutan

rata-rata masyarakat mendapatkan 2 ha lahan untuk digarap. Kemudian terjadi proses jual beli antar masyarakat sehingga sekarang luasan lahan garapan menjadi beragam. Terdapat anggota masyarakat yang mempunyai luas lahan garapan sampai dengan 24 ha dan juga ada masyarakat yang hanya mempunyai 0,5 ha. Masyarakat yang mepunyai lahan yang luas biasanya adalah para pemukim lama yang bertahan dan membeli lahan-lahan yang ditinggalkandijual oleh masyarakat lain. Sedangkan yang mempunyai lahan yang sempit adalah masyarakat yang datang belakangan atau mereka yang mendapatkan lahan pembagian warisan dari orang tua mereka. Hampir semua masyarakat menggarap lahannya sendiri. Namun di beberapa areal terdapat lahan-lahan yang dimiliki oleh orang diluar kawasan. Biasanya mereka mengupah orang untuk menggarap dan menunggu lahan tersebut. Tabel 15 Sebaran luas lahan garapan responden No . Luas lahan ha Kategori Skor Jumlah orang Persentase 1 2 3 1 1 sd 2 2 Rendah Sedang Tinggi 1 2 3 41 50 28 34,45 42,02 23,53 Jumlah 119 100,00 Status lahan mempengaruhi konsep diri seseorang terutama dalam menentukan jenis produksi dan pendapatan yang diperoleh dari usaha di lahan tersebut Susiatik 1998. Masyarakat menyadari bahwa lahan yang selama ini mereka tempati adalah kawasan hutan negara. Selama ini mereka telah berusaha beberpa kali untuk melegalkan keberadaan mereka di dalam kawasan tersebut melalui beberapa LSMLBH diantaranya LBH Arwan 1999, LBH Andi Amir 2002, BL Citra 2004 dan Forum Masyarakat 2006. Namun hampir semua usaha tersebut tidak berhasil dan bahkan pada tahun 2002 terjadi kerusuhan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Usaha masyarakat tersebut akhirnya difasilitasi oleh pemerintah daerah Kabupaten OKI dengan mengusulkan areal tersebut menjadi areal pencadangan HTR. Program pembangunan HTR ini mendapatkan sambutan positif oleh masyarakat yang ditandai dengan pengajuan usulan mereka pada tahun 2009