Hubungan Karakteristik Individu Dengan Persepsi Masyarakat
Posisi ini mendukung strategi kompetitif S – T yang didasarkan pada pemanfaatan seluruh kekuatan internal
strength pada komunitas untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal
threats. Strategi kompetitif yang dilakukan antara lain berupa integrasi horizontal serta melakukan
pengembangan produk melalui diversifikasi baik produk ataupun pasar David 2009. Strategi alternatif pembangunan HTR di Kabupaten OKI yang
memungkinkan untuk diimplementasikan berdasarkan posisi pada kuadran II adalah:
1. Peningkatan kapasitas petani dan pendamping HTR dalam hal kelembagaan, pengetahuan teknis kehutanan dan pemasaran dalam
pembangunan HTR. 2. Membentuk forum komunikasi, koordinasi dan layanan informasi antar
stakeholders dalam pembangunan HTR sebagai sarana untuk mencari solusi permasalahan pembangunan HTR, pengembangan peluang
kemitraan dan pemasaran, serta pusat informasi pembangunan HTR. 3. Memfasilitasi masyarakat dalam pemenuhan persyaratan dan proses
perijinan serta verifikasi HTR
Gambar 5 Kedudukan strategi pembangunan HTR di Kabupaten OKI berdasarkan analisis SWOT
Opportunities O
Kuadran I Strategi Agreasif
Strength S
Weakness W
Threat T
Kuadran II Strategi Kompetitif
Kuadran IV Strategi Defensif
Kuadran III Merubah Strategi
0.836, -0.215
-0.6 -0.4
-0.2 -6E-16
0.2 0.4
0.6
-1 -0.8
-0.6 -0.4
-0.2 1E-16
0.2 0.4
0.6 0.8
1
Tabel 57 Matrik SWOT Pembangunan HTR di Kabupaten OKI
Internal
Eksternal
Kekuatan S
1. Karakteristik individu yang cukup
baik usia produktif, tingkat kesehatan, penghasilan
2. Kepercayaan masyarakat yang
cukup tinggi pada tokoh masyarakat, agama dan aparat
pemerintahan. 3.
Kepercayaan masyarakat yang masih cukup baik terhadap instansi
kehutanan 4.
Tingkat partisipasi masyarakat dalam jaringan sosial yang cukup
baik 5.
Kepatuhan masyarakat terhadap norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat tinggi 6.
Tingkat proaktif masyarakat yang cukup tinggi
7. Tingkat kepedulian masyarakat
yang cukup tinggi 8.
Persepsi masyarakat terhadap sebagian besar ketentuan dalam
perijianan pembangunan HTR yang cukup baik
9. Motivasi masyarakat untuk
mendapatkan legalitas atas lahan mereka yang tinggi
Kelemahan W
1. Tingkat pendidikan masyarakat
yang rendah 2. Kepercayaan masyarakat yang
rendah terhadap LSM dan pihakmitra dari luar
3. Persepsi masyarakat terhadap
ketentuan pewarisan, jenis tanaman HTR yang rendah,
pemanfaatan hasil HTR dan proses peijinan HTR
4. Kelembagaan HTR yang belum
berfungsi secara optimal di dalam masyarakat
5. Tidak adanya lembaga
permodalan yang membantu masyarakat
6. Pengetahuan masyarakat yang rendah dalam pembangunan
HTR
Peluang O
1. Dukungan kebijakan, dana dan
infrastruktur HTR dari instansi terkait
2. Dukungan dari aparat pemerintahan lokal
3. Adanya kegiatan pendampingan
untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan dan teknis
masyarakat terkait dengan pembangunan HTR
4. Harga komoditas hasil hutan kayu dan non kayu yang semakin tinggi
Strategi S-O
1. Mengaktifkan dan mengefektifkan lembaga non formal dalam ikut
mendukung pembangunan HTR S2, S3, S4, S5 S6,S7,S8,
O1,O2,O3 2.
Membangun komunikasi dan koordinasi yang baik antara
pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan HTR
S1,S2,S3,S4,S5, S6, S7, S8,S9, O1,O2,O3,O4
Strategi W-O
1. Pemberdayaan petani dalam
bidang iptek, kelembagaan, dan pemasaran sesuai karekteristik
sosial budaya setempat. W1,W3,W4,W6,O1,O2,O3
2. Peningkatan akses
petani terhadap informasi, lembaga
permodalan, pendidikan dan penyuluhan serta pasar hasil
hutan W1, W2, W3,W4,W,W6, O1,O2,O3,O4
Ancaman T
1. Adanya free rider dalam proses
pembangunan HTR di Kab OKI 2.
Kebijakan verifikasi yang membagi areal kawasan hijau dan kawasan
putih 3.
Jumlah dan Kemampuan pendamping yang belum memadai
4. Persyaratan perijinan HTR yang
masih menyulitkan mayarakat 5.
Belum jelasnya pasar kayu yang akan menampung hasil HTR
6. Kegiatan sosialisas, pendampingan dan penyuluhan tentang HTR yang
belum menjangkau sampai masyarakat di tingkat tapak
7. Kurangnya koordinasi antar instansi dalam pembangunan HTR
8. Tidak adanya keterbukaan dalam
proses perijinan HTR
Strategi S-T 1. Peningkatan kapasitas petani dan
pendamping HTR dalam kelembagaan, pengetahuan
teknis kehutanan dan pemasaran dalam pembangunan HTRS1,
S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, T3, T4, T5, T6
2. Membentuk forum komunikasi,
koordinasi dan layanan informasi antar
stakeholders dalam pembangunan HTR S1, S2, S3,
S4, S5, S6, S7, S8, S9, T1, T2, T4, T5, T6, T7, T8
3. Memfasilitasi masyarakat dalam
pemenuhan persyaratan dan proses perijinan serta verifikasi
HTR S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, T2, T3, T4
Strategi W-T 1.
Perlu campur tangan pemerintah dan mitra strategis
dalam meningkatkan kapabilitas petani W1, W2, W4,W5,W6.T4,
T5, T6,
2. Membuka dialog antara
masyarakat, LSM dan pemerintah dalam
pembangunan HTR W2, W3, W6, T1, T2, T4, T6, T7, T8