Jenis Tanaman dan Tahapan Kegiatan Pembangunan HTR
IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1
Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang
Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun 1937 oleh Belanda sebagai kawasan
hutan register 10. Bahkan pada tahun 1924 telah ditunjuk oleh residen palembang sebagai hutan produksi dengan Surat Keputusan Residen
Palembang Nomor 4 Tanggal 30 Juli 1924. Departemen Kehutanan melaksanakan tata batas luar pada kawasan hutan ini di tahun 19851986 dan
menetapkan sebagai kawasan hutan produksi pada tahun 1995 dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 295Kpts-II1995 tanggal 13 juni 1995
seluas 8000 hektar. Pada tahun 1991 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan
nomor 159Kpts-V1991 tanggal 30 Januari 1991, Departemen Kehutanan memberikan konsesi kepada PT Rimba Jaya Borang untuk pembangunan Hutan
Tanaman Industri di kawasan tersebut. Pada tahun 1996 hak pengelolaan tersebut dialihkan kepada PT Inhutani V berdasarkan surat Menteri Kehutanan
Nomor 1153Menhut-IV1996 tanggal 20 Agustus 1996 dikarenakan ketidakmampuan PT Rimba Jaya Borang untuk melaksanakan pembangunan
HTI. Dalam melaksanakan pembangunan HTI karet tersebut PT Inhutani V bekerjasama dengan CV Sama Jaya dengan pola patungan dan disetujui oleh
Menteri Kehutanan sesuai dengan surat nomor 1510IHT-VII-296 tanggal 21 Oktober 1996. Dalam perkembangannya PT Inhutani V tidak dapat melanjutkan
pembangunan HTI karet dikarenakan adanya konflik perambahan lahan oleh masyarakat. Realisasi kegiatan yang dapat dilaksanakan sampai dengan tahun
19981999 hanya seluas ± 1000 hektar terdiri dari kegiatan penanaman ± 300 ha dan kegiatan pembukaan lahan ± 700 ha.
Melihat kondisi tersebut, PT Inhutani V Unit Sumatera Selatan mengusulkan kepada Menteri Kehutanan agar di kawasan tersebut dibangun
hutan kemasyarakatan kepada Direktur Utama PT Inhutani V dengan rincian areal seluas 1000 ha dikelola oleh Koperasi Karyawan PT Inhutani V sedangkan
sisanya dikelola oleh pondok pesantren dan masyarakat sekitar hutan. Usulan tersebut disetujui oleh Direktur Utama PT Inhutani V dan agar segera
memproses perijinan kegiatan tersebut dengan instansi yang terkait berdasarkan surat Direktur Utama PT Inhutani V Nomor 494IHT-VII-21999 dan untuk
pelaksanaannya Koperasi Karyawan Inhutani V bekerjasama dengan PT Sama Jaya Nugraha. Berdasarkan surat tersebut PT Sama Jaya Nugraha
melakukan penyadapan pada areal yang telah ditanami seluas ± 300 hektar.
Bupati Ogan Komering Ilir pada tanggal 30 Juli 2005 mengeluarkan surat nomor 271D.kehut2005 yang berisi permintaan untuk penghentian kegiatan
penyadapan pada areal tersebut dikarenakan belum adanya ijin definitif. Permintaan tersebut ditindaklanjuti oleh PT Inhutani V dengan mengajukan
permohonan IUPHHK HTI di areal eks PT Rimba Jaya Borang. Permohonan tersebut sampai saat ini tidak ditindaklanjuti oleh kementerian kehutanan.
Pada tahun 2009, Bupati Ogan Komering Ilir mengajukan permohonan pencadangan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang menjadi areal
pencadangan HTR kepada Departemen kehutanan melalui surat nomor 0619D.kehut2009 tanggal 19 Maret 2009. Permohonan tersebut ditindaklanjuti
oleh Menteri Kehutanan dengan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor SK.357Menhut-II2009 tanggal 18 Juni 2009 tentang Pencadangan Areal Untuk
pembangunan Hutan Tanaman Rakyat seluas ± 8000 hektar di Kabupaten Ogan Komering Ilir Dishut Kab.OKI 2009.
4.2 Kondisi Biofisik Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang 4.2.1 Letak dan Luas
Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang secara geografis terletak antara 104
o
51’19’’ sampai dengan 105
o
21’57’’ Bujur Timur dan 05
o
27’10’’ sampai dengan 05
o
41’44’’ Lintang Selatan seluas 8000 ha. Berdasarkan batas administrasi pemerintahan kawasan ini berada di tiga desa yaitu Desa Lubuk
Makmur, Desa Lubuk Seberuk dan Desa Muara Burnai II Kecamatan Lempuing Jaya Kabupaten Ogan Komering Ilir.